Lembar Ke-Sembilan

1 0 0
                                    

Tetaplah tegar meski yang lain berguguran. Tetaplah tersenyum meskipun perjuangan ini terasa pahit dan berliku

Before

"maafkan ayah Kay... Ayah terkena penyakit kanker hati entah sejak kapan. Sehingga membuat Ayah menjadi seperti ini" tangis ayah lagi.

Ayah sudah tak mampu melanjutkan kata katanya, karena beliau melihatku menangis tersedu-sedu.

Dan malam itu aku mendapatakan kabar buruk yang sama lagi.

✨✨

Dan sejak itu aku merawat Ayahku, seperti Ayah merawatku dulu.

Beruntungnya tempat Rumah Sakit Ayah tidak terlalu jauh, aku hanya perlu melewati satu stasiun kereta kesana.

Membawakan maknan kesukaan Ayah, menemani hari-harinya di rumah sakit.

"kamu udah siap Kay?" Tanya Aksa padaku.
"sebentar aku periksa dulu ya" aku mengeliling rumah, memeriksa rumah sekali lagi karena hari ini aku akan menginap di rumah sakit karena kebetulan besok libur.

Tak lama setelah itu aku keluar rumah, menaiki jok belaknag motor Aksa dan berangkat ke rumah sakit bersamanya.

Di perjalanan kamitengelam di pikiran kami masing-masing, lagipula tak ada pembahasan yang dapat kami bahas, karena semenjak Ayah sakit dan Aksa tau aku selalu bolak-balik Rumah sakit menggunakan kereta, ia mulai menemaniku setiap hari kerumah sakit dan mengantar ku kembali ke rumah.

Kurasa ia masih menganggapku temannya semenjak kejadian itu.

Rumah sakit terlihat lenggang. Tak banyak orang disana.aku dan Aksa segera menaiki lift dan menuju kamar ayah.

Keadaan ayah sudah mulai membaik, walaupun terkadang keadaanya terkadang seringkali turun naik.

Saat kami datang ke ruangnnya, ternyata aku melihat dokter yang bertugas merawat ayah baru saja keluar dari kamar ayahku.

Aku langsung menyapanya, namun dokter tak terlihat begitu senang.
"Kayra.. bisakah saya berbicara sebentar denganmu?"

Aku segera mengikuti jalan dokter dan memberikan tanda pada Aksa bahwa ia bisa masuk kamar ayah terlebih dahulu.

Rasa ketakutanku kembali, walau sudah berkali kali akau memasuki ruangin ini, rasa ketakutanku masih sama.

"bagaimana dok kedaaan Ayah?" Tanyaku membuka obrolan karena dokter Chandra hanya terdiam memandangiku.

"saya tidak tau saya harus mengatakan kabar baik atau buruk.. Tapi karena hanya kamu satu satunya walinya sekarang.. Sepertinya saya harus mengatakannya padamu" ucap beliau.

"setelah melakukan USG di perut ayahmu tadi.. Aku menemukan bahwa terdeteksi kanker hati baru disana.. karena adanya endapan lemak disana.. Sehingga kurasa keadaan ayahmu bisa memburuk jika tidak dilakukan hal lain.

Dan ku harap kalian mau melaksanakan operasi transpalatsi hati karena kemungkinan untuk hidup akan menjadi lebih besar di banding kanker itu akan terus membesar.. Hanya saja untuk saat ini.. Kami belum mememukan pendonor yang cocok." Ucap dokter

Duniaku seakan runtuh . Aku tak menyangka bahwa penyakit ayah kembali kambuh lagi, setelah kanker itu di hilang secara tiba-tiba aku kira mereka tidak kembali, namun ternyata ada saluran lain yang membuatnya kembali sehingga membuat kerusakan di liver ayahku.

Aku hanya menagis tak bisa berucap apapun. Dan dokter seakan memahami hal tersebut.

"masih ada waktu untuk memikirkannya Kay.. Ku harap kamu dapat berdiskuis dengan ayahmu tentang keadaanya karena hal ini memang berat untuk di putuskan"

✨✨

✨✨

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
GUARDIANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang