Lembar Ke-Lima Belas

2 0 0
                                    

"Memperhatikanmu diam-diam, mendoakanmu setiap hari, dan mencintaimu secara rahasia."

Before
Semenjak itu aku berusaha mendekat kan Aksa dan Reva. Dimana pun sebisaku.

Namun sepertinya aku tidak bisa menolak kedekatan kami karena Aksa tak mau memutusnya.

✨✨

“Kayra, kamu masih di antar jemput Aksa? Katanya mau deketin aku sama Aksa?” Tanya Reva saat di sekolah.

Aku diam, karena sebenernya aku sudah mengatakan pada Aksa agar tak bepergian bersamaku lagi disekolah tapi dia tidak mau.

“kamu harus bilang ya Kay, kalau kamu menolak Aksa. Gimana aku bisa deket sama Aksa kalau kamu deket sama dia?” Tanya Reva.

Aku mengangguk.
Lagipula sebenernya aku tak pernah yakin akan perasaan pada Aksa.

Sepertinya ia hanya menganggap aku adiknya.

“Aksa.. Mulai besok aku berangkat sekolah masing-masing ya? Karena aku tidak mungkin terus berangkat sekolah bersamamu”

Aksa tak menjawab, awalnya ku kirai ia tidak mau terjadi, tapi pada nyatanya sejak saat itu dia tidak pernah pergi ke sekolah bersamaku lagi.

Rasanya memang terasa sepi, karena biasanya kami berangkat berdua namun kali ini aku menaiki angkot.

Yah setidaknya lebih ramai di banding bersama Aksa saja.

Ruang club semakin ramai. Setelah selesainya ujian tengah smester kami seakan harus mengejar project untuk class meeting karena harus mempersiapkan dua minggu sebelumnya agar tak mengganggu waktu ujian kami sebelumnya.

Aku menggambar bersama Aksa di ruangan aula dengan teman-teman yang lain, sejauh apapun aku berusaa mendekatkan Reva pada Aksa, pada akhirnya kami bertemu lagi.

Anak-anak sedang memilih gambar mana yang akan kami ambil. Sketsa background dibuat oleh kak Reyna, salah satu orang yang jago menggambar di club kesenian.

Anak-anak mulai berdiskusi gambar mana yang akan dipakai. Namun Aksa terihat tak tertarik sama sekali. Dan saat itu Azriel mendakatiku.

“Kayra kamu punya waktu luang ngga habis project hari ini?” Tanya Azriel padaku.

Sepertiny ia tak malu-malu lagi.

“oh bisa, nanti habis project bisa pulang bareng ya?” Jawabku.
Azriel sangat senang mendengarnya, “oke!”

Kami sudah memulai menggambar masing-masing.
Aku bersama Zamora menghitung jarak yang akan kami gambar sedangkan Aksa membuat detail kecil berasama dengan kak Reyna.

Dan entah sejak kapan aku melihat kak Reyna sangat memperhatikan Aksa dengan baik.

Ternyata hari itu Azriel menyatakan perasaan padaku. Di hari dimana kami baru memulai project bersama kami. Aku merasa tak akan bisa menyanggupi ini sampai selesai.

Semenjak hari itu Aksa semakin dekat dengan kak Reyna dan aku bersama Zamora hanya menjadi penonton kebersamaan mereka.

Sesungguhnya hatiku sakit melihat hal tersebut, namun apa hak ku karena Aksa hanya teman masa kecilu saja.

Hinga pada suatu hari, aku sedang izin ke toilet saat masih menggambar background.
Saat aku berjalan di taman samping sekolah, aku melihat.. Kak Reyna dan Aksa berciuman.. Perasaan ku sungguh campur aduk karena ..
Aku masih menyukai Aksa, bahkan sejak awal perasaan ini tidak tergantikan.

Selesai ujian semester satu, acara class meeting berjalan dengan lancar.
Background yang dibuat club kesenian dipuji dimana mana karena dibuat dengan detail dan penuh pertimbangan.

Namun disaat bahagia seperti ini, aku tak merasa baik-baik saja.

Semenjak aku berkata bahwa Aksa tak perlu menjemputku lagi, ia juga tidak pernah berkunjung ke rumah lagi.

Membuat satu ruangan hampa dalam hatiku dan sepertinya itu membuat gumplan penyakit dalam tubuhku.

Dan aku tak dapat menahannya.
Saat tubuhku mulai jatuh ku mendengar teriakan Reva,

“Kayraaa!! Kamu kenapaa???”

END


💌QNA will come soon ya!

💟UNREVISED

💖ALL QUOTE INTERNET RESERVED

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jan 27, 2022 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

GUARDIANWhere stories live. Discover now