17.Baby

951 145 10
                                    

Hari terus berlalu dan hubungan Chaeyoung sama Jennie masih harmonis seperti biasa namun bedanya sekarang Jennie sudah melakukan semua tugasnya sebagai istri.

"Kamu yakin tidak mau lanjut kuliah?"tanya Chaeyoung yang lagi menikmati sarapannya itu

"Aku yakin kok. Aku bakalan mengambil alih butik Mommy aja. Kamu izinin aku bukan?"

Chaeyoung tersenyum tipis"Aku izinin"

"By the way kamu tidak mau cukur kumis kamu itu?"tanya Jennie

Chaeyoung mengernyit"Kenapa? Bukannya dulu kamu suka?"

"Tapi sekarang kamu sudah seperti om om. Entar orang diluar sana pada pikir aku jadi sugar baby nya kamu"

"Kamu malu jadi istri aku?"

Jennie menggeleng dengan cepat"Tidak sama sekali! Aku tidak malu! Hanya aja kamu kelihatan tua pas brewokan seperti ini"

Chaeyoung menghela nafasnya dengan kasar dan berganjak pergi dari sana tanpa bersuara. Hal ini malah membuatkan Jennie merada bersalah karna dia pikir suaminya itu tersinggung atas kata katanya.

Baru aja dia ingin menyusul Chaeyoung,suaminya itu malah menghampiri dirinya. Secara tiba tiba Chaeyoung menggendong Jennie ala bridal style dan membawa Jennie memasuki kamar mandi.

Dia mendudukkan Jennie diatas kloset dan menyerahkan alat pencukur kepada Jennie"Lakukan apa pun yang kamu suka"ujarnya

"H-Hubby marah?"cicit Jennie pelan

Chaeyoung menggeleng dengan tangannya yang mengelus pipi Jennie itu"Aku tidak bisa marah sama kamu. Lagian sudah dari dulu juga si aku mau kumis aku ini dicukur sama istri aku"

Senyuman Jennie akhirnya muncul. Dia mengelus rahang tegas suaminya itu dan akhirnya mencukur kumis Chaeyoung.

Cup

Selesai mencukur kumis itu,Jennie mengecup dagu Chaeyoung"Hubby nya aku sudah ganteng"ujarnya.

"Aku sudah mengikuti kemauan kamu jadi aku butuh hadiah aku"ujar Chaeyoung

Jennie mengernyit bingung namun ketika menyadari raut wajah Chaeyoung itu,dia malah tersenyum. Dikecupnya bibir suaminya itu dengan lembut dengan tangannya yang melingkar dileher Chaeyoung.

Drttt drttt

Bunyi deringan ponsel Jennie yang berada didapur itu menghentikan ciuman mereka. Akhirnya mereka berlalu keluar dari kamar mandi dan berlalu kemeja makan.

"Siapa?"tanya Chaeyoung

"Bang Lim"sahut Jennie. Dia menekan tombol hijau diponselnya itu"Helo bang"

Tidak butuh waktu yang lama,panggilan itu berakhir. Jennie menatap Chaeyoung dengan mata berkaca kaca"Kenapa?"tanya Chaeyoung khawatir

"Kak Jisoo sudah melahirkan! Aku bakalan punya ponakan!"seru Jennie terharu.

Chaeyoung bernafas lega"Kita kerumah sakit sekarang"ujarnya

"Hubby tidak kerja?"tanya Jennie

Chaeyoung melirik jam di dinding yang menunjukkan pukul 8 pagi itu"Aku bakalan masuk kerja jam 10"ujarnya dibalas anggukan oleh Jennie.













Ceklekkk

Dengan tangan yang bergandengan,Jennie bersama Chaeyoung memasuki ruang inap Jisoo. Terlihatlah Jiyong,Dara serta Nickhun dan Tiffany yang merupakan orang tua Limario itu lagi mengelilingi Jisoo.

"Datang juga kalian"ujar Jiyong

"Woah,jadi ini ponakan tante hurm?"Jennie menatap sosok bayi yang digendong oleh Jisoo

"Hai tante Jennie. Nama aku Jihan"ujar Jisoo menirukan suara anak kecil

"Selamat ya bro"ujar Chaeyoung menepuk pundak Limario

"Makasih"ujar Limario"Lo juga kapan mau nyusul?"

"Suatu hari nanti"sahut Chaeyoung

"Kalian cepatan nyusul. Mommy sama Daddy juga ingin punya cucu dari kalian"ujar Jiyong

Chaeyoung melirik Jennie yang tersenyum malu malu"Ingatan aku baru aja kembali Mom. Aku masih ingin berduaan sama Hubby duluan"sahut Jennie diangguki oleh sang Mommy.

"Ohya Chae"pandangan Chaeyoung tertuju kearah Jiyong"Gimana kondisi Mama kamu?"lanjut Jiyong

"Kata Papa,kondisi Mama tetap sama si tapi Mama tidak mau dibawa kerumah sakit"sahut Chaeyoung

"Gimana kalo nanti malam kita kerumah Mama?"usul Jennie

Chaeyoung mengangguk menyetujui"Baiklah"

"Semuanya,aku sama Hubby pamit duluan ya"ujar Jennie

"Loh,kalian baru tiba loh"ujar Nickhun

"Aku harus ke perusahan. Jennie juga katanya mau ikut sama aku"sahut Chaeyoung

"Yaudah,pergi aja"ujar Jiyong menepuk pundak Chaeyoung

Chaeyoung mengangguk. Setelah berpamitan,dia menggandeng Jennie pergi dari sana.




Suasana didalam mobil benar benar hening. Chaeyoung fokus menyetir dengan Jennie yang hanya melamun"Kenapa diam?"lamunan Jennie buyar ketika mendengar suara suaminya itu. Dia menatap tangannya yang digenggam oleh tangan hangat Chaeyoung.

Helaan nafas Jennie kedengaran"Aku kepikir sama omongan Daddy si"lirih Jennie

"Soal anak?"tanya Chaeyoung dibalas anggukan oleh Jennie"Terus kenapa kamu sedih?"lanjut Chaeyoung

"A-aku takut"sahut Jennie"Gimana kalo aku tidak bisa memberi apa yang kamu mau? Kita sudah menikah hampir 1 tahun. Ak-"

"Sudah,diam. Biar aku yang ngomong"Chaeyoung memotong kata kata Jennie. Dia akhirnya menepikan mobilnya ketempat yang sepi. Ditatapnya sang istri dengan tatapan penuh cinta"Wifey,tatap aku"ujarnya

Jennie yang menunduk itu beralih menatap sang suami"Dulu kita nikah pas kelakuan kamu masih seperti bocah bukan? Aku menerima semua kekurangan kamu dan kamu juga menerima semua kekurangan aku. Apa kamu tidak bisa melihat ketulusan aku?"

Jennie sontak menggeleng"Aku bisa lihat kamu tulus mencintai aku. Maaf karna sempat ragu sama kamu"lirihnya

Chaeyoung tersenyum dengan jempolnya yang mengelus punggung tangan Jennie"Jangan sedih. Apa pun yang terjadi,aku akan tetap bersama kamu"diambilnya tangan Jennie itu dan meletakkannya didada kirinya

"Kamu janji tidak akan tinggalin aku bukan?"tanya Jennie

"Aku akan pergi kalo kamu yang ingin aku pergi. Selagi jantung ini berdetak,selagi itu jugalah aku mencintai kamu"

Jennie tersenyum hangat ketika mendengar ucapan suaminya. Bisa dia lihat kalo Chaeyoung tulus mengatakan semuanya itu.











  Vote sama komen dong. Ini sudah mendekat konflik kok jadi aku butuh dukungan kalian 😣

  Tekan
   👇

Om Preman,I Love You!✅Where stories live. Discover now