21.Beginning of Destruction

807 130 11
                                    

Brughhh

Brughhh

Brughhh

Beberapa pasang mata sudah menatap kearah Chaeyoung yang tersungkur dilantai dingin rumah sakit ketika menerima pukulan dari Jiyong. Dia tidak akan membalasnya karna Jiyong berhak memukul dirinya.

"Sudah sayang!"Dara berusaha menjauhkan sang suami dari Chaeyoung

Dengan nafas yang memburu Jiyong menatap menantunya"Kamu cowok brengsek yang sudah menghancurkan hidup Jennie! Gara gara kecelakaan itu,Jennie hampir meninggal! Kenapa tidak dari dulu aja kamu jelasin semuanya!? Kenapa dulu kamu kabur dari tanggungjawab kamu!?"

"Maaf Dad. Dulu a-aku terlalu takut untuk jujur sama kalian. Aku memang cowok brengsek. Tolong maafin aku"lirih Chaeyoung

Jiyong berdecih"Ternyata dulu firasat Daddy benar,kamu bukan yang terbaik untuk Jennie!"

Setelah itu,suasana kembali menjadi hening. Mereka menunggu Jennie yang sekarang lagi ditangani oleh Dokter.

Hampir 2 jam berlalu,pintu ruangan UGD akhirnya dibuka. Keluarlah Dokter Yura dengan raut wajah yang sulit diartikan"Dengan suaminya Nyonya Jennie?"

"Saya Dok"sahut Chaeyoung bergegas bangkit mengabaikan luka pukulan yang ada di wajahnya itu.

"Saya harap Bapak bisa bersabar ya. Istri Bapak mengalami pendarahan yang cukup banyak"Dokter Yura menjeda kata katanya"Dia keguguran"

Deg

Waktu seakan terhenti. Chaeyoung membeku dengan dengan nafas yang terasa sesak. Fakta itu begitu sulit untuk diterima olehnya"Nyonya Jennie bakalan dipindahkan keruang inap. Dia pasti tidak bisa menerima fakta ini dan saya berharap agar Bapak terus disamping dia dan menenangkan dia. Saya permisi"lanjut Dokter Yura dan berganjak pergi dari sana.

Lutut Chaeyoung sudah tidak mampu menahan beban badannya itu lagi. Dia terduduk lemes dengan menyandarkan punggungnya di dinding rumah sakit. Air mata yang menggenang dipelupuk matanya itu akhirnya mengalir keluar. Dia tidak peduli di cap cengeng oleh mertuanya itu. Saat ini dia hanya ingin mengeluarkan rasa sesak dihatinya itu.

"Semua ini salah kamu!"dingin Jiyong. Dia berdecih pelan dan berganjak pergi dari sana

Dara mengusap pundak Chaeyoung"Jangan pikirin omongan Daddy. Dia sepertinya hanya kaget sama fakta ini. Kamu harus kuat Chae. Jennie membutuhkan semangat dari kamu"setelah itu,dia berganjak menyusul Jiyong untuk menenangkan suaminya itu.

Chaeyoung menangkup mukanya menggunakan kedua tangannya"Hiks maafin Ayah. Ayah gagal lindungi kamu hiks"isaknya

"Chae!"Terlihatlah Seojoon yang datang bersama Minyoung itu.

"Ma,Pa hiks"Chaeyoung menatap kedua orang tuanya bergantian.

"Apa yang terjadi!? Muka kamu kenapa!?"seru Minyoung khawatir

"A-aku sudah jujur sama mereka soal kecelakaan itu. Mereka marah sama aku dan Jennie kaget. Dia jatuh dan a-aku kehilangan anak aku hiks"hati Seojoon sama Minyoung ikut merasa sakit ketika melihat betapa rapuhnya anak mereka saat ini.

Minyoung berjongkok disamping Chaeyoung. Dibawanya anaknya itu kedalam dakapannya"Ikhlasin anak kamu ya. Kamu tidak boleh sedih. Kamu harus kuat untuk Jennie. Disaat seperti ini,Jennie membutuhkan kamu. Kamu harus terus disamping dia"










:
:

Suasana didalam ruang inap Jennie menjadi hening. Orang tua Jennie sama orang tua Chaeyoung itu tidak bersuara karna mereka merasa canggung atas permasalahan yang terjadi diantara anak mereka itu.

Chaeyoung pula hanya fokus menatap wajah damai Jennie. Sejujurnya dia masih merasa sedih atas kehilangan calon anaknya itu tapi dia harus kuat agar bisa menguatkan Jennie.

Tangan Jennie yang digenggam sama Chaeyoung itu bergarak secara tiba tiba. Chaeyoung bangkit dan mendekatkan jarak mereka"Sayang"bisiknya mengelus kepala Jennie.

Perlahan lahan Jennie membuka matanya. Dia mengerjapkan matanya berkali kali dan sedetik kemudian dia tersentak kaget ketika mengelus perutnya itu"A-apa yang terjadi?"

Chaeyoung menggenggam tangan Jennie"Kamu harus kuat ya"dikecupnya dahi istrinya itu"A-anak kita sudah berada di Syurga"

Deg

"T-tidak mungkin"lirih Jennie. Dia beralih menatap orang tuanya yang menunduk itu"M-Mom,Dad, C-Chaeyoung bohong aja bukan?"

Dara menghampiri Jennie dan mengelus kepala sang anak"Ikhlasin anak kamu ya"

"Tidak mungkin! Kalian pasti bohong! Kembaliin anak aku! Hiks aku mau anak aku!"Jennie berteriak histeris dan terus meronta ronta untuk turun dari kasur.

Chaeyoung langsung memeluk Jennie"Lepasin aku! Aku mau anak aku hiks!"isak Jennie

Dara menekan tombol merah yang ada dibrankar kasur Jennie. Tidak lama kemudian,Dokter Yura memasuki ruangan itu bersama seorang suster"Tolong pegang tangannya"ujarnya

Chaeyoung mengeratkan pelukannya itu. Dia sama sekali tidak peduli dengan Jennie yang terus memukul dirinya. Dara pula memegang tangan Jennie membuatkan Dokter Yura tidak kesulitan untuk menyuntikkan cairan penenang.

Akhirnya gara gara suntikan penenang itu,Jennie mula melemah dan dia tidak sadarkan diri didalam dakapan Chaeyoung. Dengan penuh cintanya Chaeyoung membaringkan Jennie diatas kasur dan menyelimuti istrinya itu. Tanpa sadar,setitis air mata mengalir dari sudut mata Chaeyoung.






  Tekan
    👇

Om Preman,I Love You!✅Where stories live. Discover now