Chapter 1

3.5K 67 2
                                    

Vie mengerutkan alis menatap sahabat nya liya yang sedang menikmati makanan nya itu dengan lahap sekali dan gelojoh.

" Liya ?

" Alsjahelealskemedhsls. " Liya menjawab vie dengan makanan yang masih penuh di dalam mulut nya.

" Oh god ! Liya boleh kah kau telan dulu habis makanan yang ada di dalam mulutmu itu ? Kau buat aku mual melihat kau makan seperti itu liya.

Liya meneguk jus apple yang terletak di samping makanan nya.

Dia mengusap perut nya sambil bersendawa.

" Apa dia vie ? Kau jangan terlalu serius boleh kah, hidup harus relax girl. " Gurau liya pada sahabat nya itu.

Vie berdehem.

" Kau balik di mana hari ini ? Di studio atau di mansion keluarga mu ?

Liya menghembuskan nafas nya.

" Aku balik di mansion hari ini vie, abang aku sudah membebel sebab mommy selalu memintaku untuk datang menemui nya.

Vie menahan gelak.

" Kesian hidup kau kan. " Ejek vie.

Liya tersenyum sinis.

" Kau pun sama vie, kita lebih kurang saja, haaa... Kadang-kadang aku cemburu dengan kehidupan orang lain yang tidak perlu di kongkong seperti kita. " Ujar liya mengeluh.

" Aku lain, aku memang tidak mau tinggal berjauhan dengan mommy dan daddyku, kau sendiri tau bagaimana aku sangat menyayangi mereka.

Liya menganggukan kepala.

Vie menepuk dahi nya.

" Oh iyah, aku lupa lusa kami akan menyambut birthday kami. Cuba kau teka di mana kami akan menyambut birthday kami tahun ini ?

Liya memutarkan bola mata nya.

" Tentu lah di mansion keluargamu di mana lagi kamu akan menyambutnya kalau bukan di sana.

Vie tersenyum sembari mengelengkan kepala.

" Kau salah liya.

Liya mengangkat kedua alis nya.

" Lalu di mana vie ?

" Di the fernandez resort . " Jawab vie singkat.

Liya membulatkan mata nya terkejut.

" Haa... Kau biar betul vie.

Vie menganggukan kepala nya.

" Iyah benar kami akan menyambut di sana atas suggestion abangmu sendiri liya.

" Ck, abangku itu kalau dalam sehari tidak membuatku sakit hati tidak sah, tidak padan dengan umur " Gumam liya pelan.

Dia melirik vie sahabat nya itu yang sedang tersenyum mengejek.

Liya menghembuskan nafas nya yang berat.

Dia juga bingung kenapa mommy nya meminta nya untuk bekerja di sana. Pada mula nya liya menolak untuk bekerja di sana sebagai seorang waitress namun dengan ugutan tidak memberikan uang belanja menyebabkan liya dengan hati yang tidak rela terpaksa bekerja di sana.

" Sudah lah liya, bagaimana kalau aku meminta kebenaran dengan mommy agar kau tidak bekerja ketika itu, kau boleh memberikan alasan yang kau mau hadir di majlis aku ketika itu.

Liya mengelengkan kepala nya.

" Tidak perlu, aku sangat kenal dengan mommy aku, bahkan daddy aku saja takut dengan mommy apalagi aku. Jangan risau lusa shift aku sampai petang saja, nanti setelah selesai bekerja aku akan terus hadir di majlis mu okay.

Vie menganggukan kepala.

*

*

*

Sementara itu di tempat lain.

Xavier menatap veronica yang tengah sibuk menatap satu persatu foto yang terletak di atas meja.

Dia duduk di samping isteri nya itu.

" Apa yang sedang kau lakukan babe ?

Veronica menoleh kearah suami nya itu.

" Jangan kacau aku, aku sedang sibuk memilih isteri untuk luke. " Jawab veronica.

Xavier mengangkat kedua alis nya.

" Dari mana kau mendapat foto itu babe ? Apa luke tau kau akan memilih isteri untuk nya.

Veronica menghembuskan nafas nya.

" Dia tidak tau, tapi aku yang mau mencarikan nya calon isteri. Aku risau dengan keadaan sahabatku itu yang masih belum mempunyai tambatan hati sehingga kini. Selagi dia belum menemui pasangan nya, rasa bersalah di hatiku tidak akan hilang sayang.

Xavier menarik jemari isteri nya itu lalu mengecup nya dengan penuh kasih sayang.

" Babe ? Kau harus percaya dengan luke, cepat atau lambat luke pasti akan menemui seseorang yang mampu mengetarkan hati nya. Lagipula kalau kau memilih salah satu wanita yang ada di dalam foto itu, apa kau yakin luke akan menerima nya ? Kau lupa bagaimana marah nya luke dulu ketika kau mengatur dan menjodohkan dia dengan rekan kerja kamu.

Terdengar helaan nafas dari veronica.

" Aku harap dia akan menemukan wanita itu sayang. " Bisik veronica pelan.

Xavier mengangguk, dia menarik veronica di dalam pelukan nya dan mengecup ubun kepala nya dengan penuh kasih sayang.

Berbeza dengan veronica yang stress memikirkan nya, luke malah sedang asyik bermain game dengan vicky di ruangan game yang tersedia di mansion keluarga the xavier.

" Come on boy ! Haha.. aku pasti akan menang.

Vicky tersenyum sinis.

Dia menekan pedal sebelah jari ibu nya itu, berusaha untuk lebih laju dari uncle nya.

" Shit ! " Umpat luke.

Ketawa vicky menggema di ruangan game.

" Yes uncle kalah ! Haha..

Luke memutarkan bola mata nya, dia berdiri lalu melangkahkan kaki nya menuju kearah sofa yang tersedia di sana.

" Vicky, adikmu vie dimana ?

Vicky mengangkat kedua bahu nya.

" Entah, tadi aku ada menghubungi nya dia bilang selepas habis class dia akan ke mall terlebih dahulu bersama dengan sahabat nya itu.

Luke menghembuskan nafas nya itu.

Anak muda zaman sekarang, tidak seperti mereka dulu. Dia tiba-tiba teringat ketika dia seumuran dengan vicky dan vie, dia selalu berusaha mencari partime untuk mencari uang yang lebih untuk perbelanjaan kuliah nya suatu ketika dahulu.

" Anak muda zaman sekarang memang berbeda. " Bisik luke pelan.

" Uncle ?

" Iyah vicky.

" Uncle tidak lupa kan lusa hari apa ?

Luke menganggukan kepala.

" Vie bilang dia mau uncle bawa aunty untuk nya.

" Ck, kamu ini ada-ada saja, tidak mommy nya tidak anak nya, dua-dua sama perangai.

Luke berdiri, dia melangkahkan kaki nya keluar dari ruangan game. Dia malas untuk berbahas lebih tentang jodoh nya.

Bagi nya hidup menyendiri lebih baik, daripada mempunyai pasangan. Sudah cukup sekali dia merasakan cinta dan dia akan menyimpan nya sendiri untuk selama-lamanya.

______________________________________

BERSAMBUNG..

I Love you Uncle Luke ! [✓]Where stories live. Discover now