[ 10 ] • MEET YOU AGAIN

1.1K 79 2
                                    

"𝑲𝒂𝒓𝒆𝒏𝒂 𝒔𝒆𝒕𝒊𝒂𝒑 𝒓𝒊𝒏𝒅𝒖𝒌𝒖 𝒑𝒂𝒅𝒂𝒎𝒖 𝒂𝒅𝒂𝒍𝒂𝒉 𝒃𝒖𝒌𝒕𝒊 𝒃𝒂𝒉𝒘𝒂 𝒉𝒂𝒅𝒊𝒓𝒎𝒖 𝒂𝒅𝒂𝒍𝒂𝒉 𝒑𝒆𝒍𝒆𝒏𝒈𝒌𝒂𝒑 𝒉𝒊𝒅𝒖𝒑𝒌𝒖

Ups! Tento obrázek porušuje naše pokyny k obsahu. Před publikováním ho, prosím, buď odstraň, nebo nahraď jiným.

"𝑲𝒂𝒓𝒆𝒏𝒂 𝒔𝒆𝒕𝒊𝒂𝒑 𝒓𝒊𝒏𝒅𝒖𝒌𝒖 𝒑𝒂𝒅𝒂𝒎𝒖 𝒂𝒅𝒂𝒍𝒂𝒉 𝒃𝒖𝒌𝒕𝒊 𝒃𝒂𝒉𝒘𝒂 𝒉𝒂𝒅𝒊𝒓𝒎𝒖 𝒂𝒅𝒂𝒍𝒂𝒉 𝒑𝒆𝒍𝒆𝒏𝒈𝒌𝒂𝒑 𝒉𝒊𝒅𝒖𝒑𝒌𝒖."




[ 10. MEET YOU AGAIN ]

Althair melangkahkan kakinya masuk ke kelas 10 IPA 3 bersama Haikal, Benua, Billy, dan Lugas. Hal pertama yang Althair rasakan saat pertama kali menginjakkan kaki di kelas barunya, ia terdiam dengan mata mengerjap cepat.

Althair tidak tahu harus bereaksi seperti apa ketika melihat penghuni kelasnya saat ini seperti hewan lepas kandang.

Sangat berisik.

"Sky! Sini duduk sama gue! Kosong nih!" ujar Haikal yang sudah berdiri di bangku nomor dua dari belakang dekat jendela yang belum ditempati. Sedangkan Benua dan Billy sudah menandai bangku mereka yang tepat di bagian paling belakang.

Sudah hal yang tidak aneh lagi bukan jika kebanyakan murid di kelas baru mereka akan memilih bangku bagian belakang? Kecuali murid-murid yang emang terlalu rajin atau sangat ambisius dengan nilai, maka sudah dipastikan bagian depan diisi oleh mereka.

Bruk!

Tubuh Althair sedikit terdorong ke depan ketika seseorang menabraknya dari belakang. Althair berbalik, keningnya mengerut pada cowok kribo yang sempat ia lihat di mading tadi. Menerobos kerumunan dengan mudahnya.

"Afwan! Ane kagak sengaja nabrak ente!"

Althair hanya diam memperhatikan cowok kribo di depannya ini. Penampilannya berantakan tapi cara bicaranya lumayan sopan lah menurut Althair. Apa karena dia bicara seperti orang-orang Arab?

"Ente mau? Anggaf aja sebagai fermintaan maaf ane." Cowok itu mengulurkan sebuah roti coklat yang dia bawa dalam kantong kresek putih. Althair tebak dia pasti barusan dari kantin.

'Apa dia tidak bisa ngomong P?' batin Althair saat mendengar cowok itu bicara. P diganti F.

"Nggak usah. Gue nggak apa-apa," ujar Althair menolak secara halus.

"Kata Abah ane, rejeki kagak boleh di tolak. Nih, ambil. Ikhlas ane."

Cowok itu terus memaksa sampai akhirnya Althair memilih mengalah dan mengambil roti yang masih dalam bungkusan itu.

"Nah, gitu dong. Ane, kan, jadi seneng."

"Thanks."

Cowok itu mengangguk. "Eh, neng Thalita!"

Althair mengikuti arah pandang cowok itu saat ini. Dia langsung berlalu mendekati seorang gadis dengan wajah kebule-bulean yang duduk di bangkunya sendiri.

ALTHAIR 2Kde žijí příběhy. Začni objevovat