[ 18 ] • ASING

804 60 2
                                    

"𝑲𝒂𝒓𝒆𝒏𝒂 𝒔𝒆𝒕𝒊𝒂𝒑 𝒓𝒊𝒏𝒅𝒖𝒌𝒖 𝒑𝒂𝒅𝒂𝒎𝒖 𝒂𝒅𝒂𝒍𝒂𝒉 𝒃𝒖𝒌𝒕𝒊 𝒃𝒂𝒉𝒘𝒂 𝒉𝒂𝒅𝒊𝒓𝒎𝒖 𝒂𝒅𝒂𝒍𝒂𝒉 𝒑𝒆𝒍𝒆𝒏𝒈𝒌𝒂𝒑 𝒉𝒊𝒅𝒖𝒑𝒌𝒖

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"𝑲𝒂𝒓𝒆𝒏𝒂 𝒔𝒆𝒕𝒊𝒂𝒑 𝒓𝒊𝒏𝒅𝒖𝒌𝒖 𝒑𝒂𝒅𝒂𝒎𝒖 𝒂𝒅𝒂𝒍𝒂𝒉 𝒃𝒖𝒌𝒕𝒊 𝒃𝒂𝒉𝒘𝒂 𝒉𝒂𝒅𝒊𝒓𝒎𝒖 𝒂𝒅𝒂𝒍𝒂𝒉 𝒑𝒆𝒍𝒆𝒏𝒈𝒌𝒂𝒑 𝒉𝒊𝒅𝒖𝒑𝒌𝒖."


[ 18. ASING ]

Dengan keadaan yang mengenaskan, Queen duduk di sudut halte yang jaraknya tidak terlalu jauh dari sekolah. Hari sudah mulai gelap dan Queen juga masih mengenakan seragam sekolahnya yang dapat dikatakan sebenernya tidak layak lagi dipakai.

Bagian samping roknya digunting tinggi sampai setengah paha, kemeja putihnya juga sudah dicoret-coret persis seperti anak SMA yang baru lulus. Bukan hanya itu, rambutnya juga terdapat bagian yang digunting acak.

Queen bersandar pada dinding halte. Kedua matanya terpejam menahan sakit di kaki dan tangannya yang terlihat membiru. Sudut bibirnya juga terlihat darah yang sudah mengering.

Menghela napas, Queen berusaha menguatkan diri. Hari ini ia tidak hadir di kelas. Entah apa yang terjadi selama ia tidak ada. Tapi satu yang pasti, Queen pasti dianggap alfa hari ini.

"Sial," desis Queen geram dengan dirinya yang waktu itu tidak bisa berbuat apa-apa untuk menyelamatkan diri sendiri.

Setelah Asytha dan antek-anteknya yang menyebalkan selesai menyiksa Queen di gudang, mereka meninggalkan Queen sendirian dan mengurungnya disana. Queen bersyukur ada orang yang menyelamatkannya meskipun sudah berjam-jam lamanya ia di dalam gudang. Bahkan orang itu juga meminjamkan jaket Hoodienya untuk menutupi seragam Queen yang sudah acak-acakan dan amburadul bentuknya.

Queen membuka tasnya mencari ponsel. Baru memegang benda pipih itu saja tangannya kembali bergetar. Rasanya berat.

Queen tidak sanggup. Ia menurunkan tangannya dan kembali bersandar di dinding. Kepalanya ia tutup dengan tudung hoodie hingga sebagian wajahnya tidak terlihat.

"Mama ...." lirih Queen dengan suara bergetar menahan tangis.

Queen ingin mengadu tentang kejadian buruk yang ia alami hari ini. Tapi mengadu pada siapa? Mamanya sudah pergi begitupun sang Kakek yang dulu merawatnya juga sudah pergi.

Papanya? Queen tidak terlalu berharap banyak pada laki-laki yang tidak bertanggung jawab itu.

Tangan Queen semakin bergetar ketika ia mengepalkannya. Rasa sesak mulai menjalar di dada yang membuat pernapasannya terasa menyempit.

"I hate this world," lirih Queen meremas hoodie bagian dadanya.

"Queen?"

Mata Queen yang awalnya terpejam kini terbuka saat suara perempuan terdengar di telinganya. Lantas Queen menolehkan kepala dan melihat Qiandra yang entah sejak kapan di dekatnya. Perempuan itu duduk di atas motor matic dengan pakaian kasual, celana jeans hitam dan baju kaos putih.

ALTHAIR 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang