Chapter 18: Win The Case

86 2 0
                                    

Satu hari setelah sidang pembuktian, Altezza segera menemui ketiga hakim yang bersangkutan dan memutuskan bertemu di pengadilan, tepatnya di ruang pribadi milik salah satu hakim tersebut.

"Pak, kenapa kalian membiarkan sidang berjalan tidak sesuai dengan rencana yang telah kita buat? jika ada masalah, bisakah kita bicarakan baik-baik terlebih dahulu daripada mengkhianati satu sama lain? Sejujurnya Tuan Orion sangat kecewa dengan apa yang bapak majelis hakim lakukan di persidangan kemarin." Ucap Altezza panjang lebar.

"Kau pikir kami menginginkan output seperi ini Altezza? Semua ini tidak akan terjadi jika bukan karena kau." Ucap salah satu hakim yang merupakan hakim ketiga bernama Rudi.

"Karena saya? Maksud bapak? Apakah saya membuat suatu kesalahan?" Tanya Altezza bingung. 

Hakim kedua bernama Dimas menjawab "Bukan hanya kamu membuat suatu kesalahan, tapi karena ketidakbecusanmu, semua orang yang terliat dalam hal ini bisa ikut terseret. Jika ada yang Dewan Orion ingin benci karena merusak segala rencana yang tersusun, maka itu adalah kau Altezza."

Hakim ketua pada kasus tersebut yang bernama dika akhirnya membuka suaranya. "Altezza, sebenarnya agaimana kamu membimbing keluargamu? hingga akhirnya segala yang kamu susun berantakan karena anggota keluargamu sendiri?"

Altezza terkesiap "Maksud bapak, keluarga saya sendiri yang menghancurkan segala rencana kita?"

Hakim Dika menganggukkan kepalanya "Keluargamu, ah.. tidak, putrimu Clarissa. ia menyiapkan segala rencana untuk menyudutkan kami dengan sangat rapi sejak awal. Apa kamu tahu bahwa putrimu memasang penyadap sekaligus kamera pengintai di restoran terakhir kali kita bertemu membahas segala rencana yang kita siapkan?" 

"Apa? Penyadap? Pengintai? dan bukan orang lain melainkan Clarissa pelakunya?" Tanya Orion terkesiap dengan segala penuturan para hakim. 

Sekarang ia mengetahui, bukan Danish Adelio musuhnya sejak awal persidangan ini. Melainkan putri pembangkangnya lah yang memimpin lawannya diam-diam. Di dalam hatinya Altezza bangga akan apa yang anaknya mampu capai pada bidang ini, namun ia juga kesal karena lawan anaknya tidak lain adalah dirinya sendiri. 

"Saya pribadi cukup terkejut dengan apa yang saya lihat dan saya alami. Saya juga tidak habis pikir dengan anda Altezza, anda memiliki anak yang se-cemerlang itu, lantas kenapa tidak anda jadikan sekutumu dan justru malah menjadikannya duri dalam daging?" Ucap Hakim Dika kembali. 

"Lantas bagaimana selanjutnya pak, apakah skenario persidangan ini tetap dapat dimenangkan oleh Dewan Orion?" Tanya Altezza.

"Kami bisa saja melakukannya, memenangkan Dewan Orion dalam pertarungan ini tidaklah sulit, yang sulit adalah menanggapi tanggapan masyarakat luas setelahnya. Anak anda paham betul akan hal itu Altezza, Ia hanya meminta kami menerima segala bukti dan saksi yang dihadirkan dalam sidang pembuktian. Ia tidak meminta kasus ini untuk dimenangkan oleh pihaknya. Namun tidakkah anda paham situasi saat itu?" Jelas hakim Dika dengan tenang. 

"Ketika Dewan Orion sudah menyiapkan segala perangkap, namun justru ia sendiri yang terperangkap. Ia kira semua akan berjalan sesuai dengan kemauannya, dan ia mengundang seluruh stasiun Televisi untuk meliput langsung persidangan anaknya. Ketika pisau yang ia layangkan pada lawan berbalik kearahnya, pembuktian jelas telah menitik-beratkan seluruh masalah pada anak beliau. Menang ataupun kalah, persidangan ini tetap akan memberikan efek yang tidak baik untuknya. Bukankah jika demikian kita harus mencari jalan mana yang bukan merupakan jalan yang paling buruk?" Lanjut hakim dika. 

"Maksudnya memilih jalan yang bukan merupakan jalan terburuk, bisakah anda menjelaskan maksudnya?" Tanya Altezza hanya untuk mengkonfirmasi pemikiran buruknya. 

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Feb 23, 2022 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Designed for you, my LawyerWhere stories live. Discover now