Chandra

2.6K 507 13
                                    

Chandra Nareswara asli Jogja yang sengaja merantau ke Bandung agar bisa mewujudkan cita citanya menjadi pemalas.

Ya pemalas. Pemalas yang tidak kekurangan uang sama sekali, tidak perlu pergi keluar dari tempat tidur atau disuruh suruh ketika sudah nyaman rebahan, dengan musik yang tersumpal ditelinga, atau ketika menonton film di laptop.

Diam di kamar, wifi nyala, makanan banyak, sudah menjadi impian chandra sejak dulu. Karena di Jogja jangankan menjadi pemalas, rasanya cita citanya semakin jauh karena tuntutan dari ketenaran orang tuanya. Yah meski pekerjaanya hanya mengacau dan di anggap sampah oleh masyarakat. Karena bagi Chandra, terlalu mencolok itu terlalu merepotkan.
Karena dirinya tak akan bisa hidup bebas.

Pagi itu semua anggota keluarga sedang sarapan bersama, hanya ada detingan sendok dengan garpuh sebelum ayahnya yang memecah keheningan lebih dulu.

"Ayah sudah membuat keputusan, Chandra harus meninggalkan rumah agar kamu bisa lebih bertanggung jawab. Ayah ingin kamu menyelesaikan kuliahmu dan memperbaiki sikapmu itu.

Chandra hanya meliriknya sekilas seakan hal itu tak mengaggunya sama sekali.

"Bandung"

"Baik, ayah akan siapkan apart-"

"Kosan, saya akan tinggal di kosan"

Ucapan Chandra membuat semua orang menghentikan sarapanya, lalu melihatnya dengan tatapan yang meminta penjelasan. Ahh tatapan itu membuatnya terhibur. Alasan dirinya memilih kosan? Tentu saja hanya karena penasaran bagaimana rasanya tinggal di sana, dan lagi dia ingin tau bagaimana rasanya merakyat. Alasan lebih utama? Agar dia bisa malas malasan.

"ibu tidak setuju"

Kali ini tatapan Chandra beralih kearah ibunya, atau lebih tepatnya ibu tirinya. Ibu tiri yang sangat menjungjung tinggi nama keluarga ini seakan itu harga diri. Tentu saja anaknya tinggal di kosan melukai harga dirinya, entah apa yang akan di pikirkan masyarakat jika tau anaknya tinggal di kosan. Chandra hanya tersenyum miring, ibunya ini sangat menyukai seni, sangat suka bahkan bisa terbilang jatuh cinta dengan seni. Namun akhir akhir ini dirinya lebih menyukai seni lukis dibandingkan seni lainya.

"Da Vinci mungkin adalah karya seni paling terkenal di dunia saat ini, dan paling banyak dikunjungi. Juga dikenal sebagai La Giaconda, lukisan itu diyakini menggambarkan istri saudagar Florentine yang kaya, Francesco di Bartolomeo del Giocondo. Saran alternatif termasuk ibu Leonardo dan potret diri seniman. Dan Mona Lisa adalah karya lukisnya"

"Kau tau siapa dia?"

"tentu, siapa yang tak mengenalnya sebagai seniman yang paling terkenal?"

"Kau boleh tinggal di kosan tapi ibu pilihkan"

"baik, saya hanya akan membawa Nathan karena dia lebih berguna oh juga uang"

Bisa dirinya lihat ayah hanya menghembuskan nafasnya pasrah, benar benar sebuah pemandangan yang membuatnya terhibur. Keheningan yang sempat terjadi juga tak berlangsung lama, semua langsung berjalan normal kembali.
****

"CHAN ISTIGFAR CHAN"

"DIA KRISTEN"

"YAN PANGGIL KEMBARAN LU YAN"

"AWAS AWAS CAI PANAS"

"SANTAI WOY SANTAI"

Chandra mengerjapkan matanya, dia baru sadar kalau melamun di ruang kumpul yang seketika membuatnya menyesal. Ada Fajar yang sibuk mengoyangkan badanya, ada Jamal yang lagi atur penghuni kosan biar warasan dikit tapi malah ikutan panik karena terbawa suasana, ada Nathan yang bawain air, ada Zidan yang teriak teriak gak jelas dan terakhir ada Aryan yang lagi kumur kumurin air siap buat nyembur. Sedangkan Juan sama Yuda memilih buat kedapur gak mau ikut ikutan tolol kaya mereka.

"JAUH JAUH SIA TOLOL!" karena keseringan bergaul sama Fajar akhirnya dia ngerti bahasa sunda walau dikit dikit.

Akibat teriakan Chandra itu yang rame langsung pada diem, Aryan yang dah mau nyembur malah gak sengaja disemburin ke arah jamal yang ada di sebelahnya.

Jamal yang gak salah apa apa gak terima akhirnya mereka kejar kejaran Di kosan, yang lain langsung pada bubar kecuali Fajar sama Nathan yang masih bengong karena tadi Chandra ngegas.

Dalam hati Chandra udah misuh misuh, bingung sendiri kenapa ibunya memilih kosan ini buat dia tinggal padahal kalau liat penghuninya ini kagak ada yang waras belum lagi karena penghuninya gini, dia gak akan bisa malas malasan sama sekali. Namun di sisi lain dirinya merasa nyaman tinggal di kosan dengan penghuni yang jauh dari kata waras.



TBC


KOSAN BABEH Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang