mom, where are you?

1.2K 272 22
                                    

"Bang, bintangnya bagus kan?"

Fajar ngeliat langit malam yang dilihat dari segi manapun itu mendung. Gak ada tanda tanda akan adanya bintang atau bulan.

"Mabok maneh?"

Fajar berharap kalau Zidan bakal ketawa ketawa kaya biasanya tapi kali ini dia cuma diem sambil ngeliat langit.

"Aku punya bintang bang, bintang yang dilihat dari segi manapun itu bersinar terang. Tapi dunia nya bukan aku."

"Bintang nya terlalu terang sampai rasanya aku gak akan bisa bersanding buat dapetin perhatian itu. Beribu cara aku lakuin tapi tatapan bintang itu selalu sama"

"Coba ikutin apa mau nya berakhir dengan kecewa"

"Aku coba buat ngejaga bintang itu tapi bintang itu memilih pergi. Aku udah ngasih apa yang aku bisa dan itu semua belum cukup."


Zidan nunduk, coba buat nginget lagi kenangan lama yang gak akan pernah bisa dia lupain.


"Aku selalu ngejar sosok bintang itu tapi sosok itu tak pernah mau melihat kebelakang"

"Berulang kali ku kejar, ku panggil, tak peduli berapa kali aku jatuh bahkan menangis, bintang itu tak pernah kembali lagi"


Zidan ketawa tapi siapapun yang dengar suara itu tau, kalau ketawa itu palsu.


"Bodoh banget aku bang, ngarepin kasih sayang dari bintang yang gak bisa aku gapai, udah coba nyari segala cara tapi bintang itu gak pernah bisa aku dapetin."



Perlahan air mata mulai turun, tubuhnya gemetar membayangkan kejadian beberapa tahun silam, terlalu lama memendam kerinduan yang akhirnya turun juga.

Bagian terbesar dalam hidup Zidan adalah ibu nya. Kalau ditanya siapa dunia Zidan, maka dia akan bilang kalau orang itu adalah ibu nya sendiri. Orang yang dirinya anggap sebagai bintang adalah ibu nya sendiri. Karena ibunya terlalu bersinar untuk bisa dimiliki. Karena ibunya terlalu sempurna untuk di tahan dalam penderitaan.

Fajar tau hampir semua masa kecil Zidan karena saat itu rumah mereka berdekatan sebelum Zidan dibawa pergi oleh nenek nya ke lampung, pergi jauh dari kota Bandung dan kenangan menyakitkan yang tak seharusnya diingat.

Hampir tiap hari rumah itu selalu ramai, bagaimana ibunya berulang kali untuk melakukan bunuh diri namun selalu gagal. Hingga akhirnya meracuni pikiran anaknya untuk mati.


Zidan cuma mengharapkan kasih sayang, sedangkan ibunya berharap kalau anaknya tidak terlahir ke dunia.



Zidan menganggap bahwa ibu nya adalah dunianya, sedangkan ibunya menganggap bahwa uang adalah dunianya.



Meski Zidan tau itu, dia masih tetap ingin untuk bertemu ibu nya.


"Zi ayo turun, kita cari angin. Malam ini aku yang jajanin kamu sampai puas tapi jangan ngelunjak!" Fajar manggil Zidan dari bawah. Berharap orang di atas sana sudah berhenti menangis.


Belum sempat Zidan turun, Jamal sama Nathan udah lebih dulu dateng ke depan mereka.



"Goblok, turun Zidan! Nongkrong di tempat yang bener jangan pohon mangga tetangga di naikin. Tadi siapa yang nangis? Itu ibu ibu nya laporan ke kosan cuma buat liatin siapa yang nangis di pohon mangga nya!"

"Bang Zidan kalau mau cosplay jadi monyet nanti siang aja jangan malem malem, kasian ibu nya udah tua nangis nangis di depan pintu kosan karena ngira itu suara mba kun" kata Nathan sewot.

Zidan cuma bisa cengengesan sambil minta maaf ke ibu nya, terus dia kabur. Mau nagih omongan Fajar yang udah ninggalin dia dari tadi.


TBC

KOSAN BABEH Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang