ovt

1.3K 285 63
                                    

Sama seperti malam biasanya, anak kosan sering banget ngumpul apalagi sekarang malam minggu. Ditemenin gitar sama gorengan ditambah kopi atau teh aja udah jalan acara kumpul mereka. Duduk di teras apalagi kebawahanya hampir pada pake sarung karena abis dari masjid. . Gak ada yang main hp atau bener bener sibuk sama urusannya sendiri. Disitu mereka full ngabisin waktu cuma buat satu sama lain.


Banyaknya masalah buat mereka pengen ngehibur diri, sekali kali bertingkah kaya anak kecil, putar ulang kenangan lama biar gak terlalu angst hidup nya.


Ngeliat gimana mereka ketawa ketawa atau bahkan marah cuma karena Truth or dare.


Berada dalam satu ruangan yang sama, berbincang dengan topik yang sama, tapi dia merasa berada dalam dimensi yang berbeda.


Itu yang Juan rasakan hingga dia selalu merasa sendirian.



Terkadang dia benci dengan semua pikirannya sendiri.



Merasa tak pantas untuk bersama mereka.



Merasa semua akan baik baik aja jika dirinya pergi.



Bahkan benci dengan dirinya sendiri karena tak bisa mengontrol emosi.


Juan Joendra, hanyalah seorang pemuda yang penuh dengan benang kusut di pikirannya.



Selalu meyakin kan dirinya bahwa semua akan baik baik aja.


Omongan orang lain yang selalu membebaninya tiap hari.



Harapan orang lain termasuk harapan nya sendiri.


Saat dia berusaha untuk menggapai mereka demi mencari keinginan untuk terus hidup, di saat itu pula sesuatu menariknya ke dalam air.


Rasanya seperti tengelam tanpa tau dimana ujungnya.

Rasanya sesak tanpa adanya ruang untuk bernapas bahkan meski sesaat.


Membisikan kata kata yang membuatnya ingin menyerah dan mati terombang ambing didalam pikiran itu sendiri.




Kamu gak berguna.



Orang tua sendiri aja ninggalin cuma karena uang, gak mungkin mereka mau peduli sama kamu yang gak berharga ini.


Udah nyerah aja, kamu gak pernah pantas buat bahagia.


Manusia gagal kaya kamu gak pantes buat hidup.


Gak ada yang mau temenan sama orang gagal kaya kamu.



Pergi...


Pergi...


Per



"Di dunia tipu tipu, kamu tempat aku bertumpu"


Perlahan semua suara itu menghilang. Pikirannya kembali jernih tanpa adanya benang kusut, bahkan rasa sesak itu ikut sirna seakan semua itu hanya halusinasi.



"Baik, jahat, abu abu, tapi warnamu putih untuk ku"



Juan noleh kesamping dan bertemu dengan tatapan Fajar yang lagi senyum sambil main gitar.  Tatapan dan senyuman itu seakan ngasih tau dia kalau semuanya emang baik baik aja.



"Hanya kamu yang mengerti, gelombang kepala ini.."



Kali ini tatapan juan noleh ke depan, ngeliat anak kost yang nyanyi dengan sepenuh jiwa seakan lagu itu dibuat khusus untuk mereka.



"Puja puji tanpa kata"



Gimana mereka yang selalu berantem tiap hari namun sebenernya saling peduli.




"Mata kita yang bicara"



Mereka yang selalu ada satu sama lain bahkan ketika dirinya sendiri ikut terluka.




"Selalu nyaman bersama, janji tak akan kemana mana"



Mereka dipertemukan oleh takdir, semua beban di bagi rata karena gak ada yang ingin tersakiti lebih jauh. Semua ingin bahagia, tanpa terkecuali. Kalau seandainya rumah mereka hancur ya mereka tinggal buat rumah baru yang lebih kokoh. Mereka gak butuh belas kasih. Cukup satu sama lain.

Untuk malam ini dan seterusnya, tolong hilangkan semua luka dari kesembilan pemuda ini. Biarkan mereka tersenyum tanpa adanya air mata di esok hari.

TBC

Mau gak pake Fajar biar kalian gak ovt sama masa lalunya, tapi kalau part nya Juan kaya kurang pas kalau Fajar nya gak ada.

KOSAN BABEH Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang