rumah ke rumah

1.4K 313 58
                                    

14 tahun lalu

"Pokok nya kita harus terus bareng bareng sampai besar"

"Tapi, sore kan aku udah gak ada di Bandung lagi"

"Ya emang kenapa? Pokok nya Chandra harus janji kalau nanti kuliah harus ke Bandung! Ketemu di universitas yang sama walau beda gedung!"

"Chandra juga masih harus sering sering ke Bandung! Nanti aku sama Satya bakal kasih Chandra hadiah yang gak akan Chandra lupain"

"Hadiah?"

"IYAAA, kita bakal kasih Chandra hadiah sampai kapan pun bakal bikin Chandra inget sama kita! Jadi Chandra harus sering sering ke bandung!"



*****



Chandra turun dari mobil dengan tergesa gesa. Di tangan nya terdapat paper bag yang bersisi dua buah mobil mobilan berukuran sedang. Chandra tak henti hentinya tersenyum membayangkan bagaimana wajah mereka berdua ketika melihat dirinya yang tiba tiba datang.

Dirinya menyusuri rumah demi rumah, menghindar dari kendaraan yang berlalu lalang di sekitar nya. Langkah nya terhenti saat dirinya melihat rumah yang sudah dirinya kenal betul dikerumuni oleh banyak orang terlebih dengan pakaian hitam. Dirinya menoleh tak kala sebuah tangan menarik nya kedalam pelukan sembari menangis terisak.

"Tante, Satya sama Jayden?"

"Mereka udah gak ada Chandra, mereka ninggali tante, kamu iklasin mereka ya biar tante juga bisa iklasin mereka"

Chandra mendongak, tangan yang menegang paper bag semakin di pegang erat. Dirinya menggelengkan kepala sebari tertawa lirih.

"Tante bohong sama Chandra! Tiga hari lalu, Chandra sama mereka masih teleponan gak mungkin mereka ninggalin Chandra. Mereka janji bakal besar bareng sama Chandra! Tante bohong sama Chandra kan? Bilang kalau ini bohong!"

Wanita itu menggelengkan kepalanya, wajahnya kacau, matanya sembab terlebih sekarang dirinya masih menangis sesenggukan.

Chandra hanya bisa menganggap bahwa ini hanya sebatas candaan, dirinya mendorong wanita itu lalu masuk kedalam rumah. Ini bohong, mereka gak mungkin ninggalin Chandra. Teringat janji mereka satu bulan yang lalu, wajah gembira mereka ketika mendengar Chandra akan sering mampir ke Bandung, bagaimana cara mereka berbicara satu sama lain.


Tapi mereka sudah tak ada.


Dirinya seakan di paku, tak bisa pergi atau bahkan berpaling dari dua foto yang sedang tersenyum bersama. Paper bag nya jatuh. Lutut nya seakan lemas dan susah untuk menompang dirinya lagi.


Chandra menangis, semakin lama tangis nya mengencang. Sakit, dadanya sakit.


Mau sampai kapan Chandra terus terusan di tinggalkan?  Dia bahkan tak bisa melihat bagaimana wajah mereka untuk terakhir kali. Pada akhirnya Chandra akan sendirian lagi.

Banyak tatapan yang melihat nya tapi Chandra tak peduli. Ibu ibu mulai mengunjing satu sama lain, mengungkapkan rasa kasihan pada kedua anak yang kehilangan nyawanya setelah di culik tepat ketika mereka sudah saling memberi kabar.

Tangis nya perlahan memelan saat melihat sepasang kaki yang berhenti di depan nya.


*
*
*


Chandra membuka matanya lalu mendongak tak kala dirinya melihat sepasang sepatu yang berhenti di depan nya. Fajar berdiri sembari memegang payung dengan Juan di belakang.

"Jar?" Panggil Chandra parau. Dia duduk di tepi kuburan tak sadar dengan hujan yang menguyur dirinya dari pagi. Dia memberikan senyuman terbaik yang bisa dia beri namun akhirnya tertegun karena Fajar menamparnya.

Chandra mendongak kembali tapi kali ini disambut dengan uluran tangan. "Buruan pulang, udah hampir dua jam hujan hujanan. Kenapa harus ke kuburan pas udah tau mendung si? Aku gak akan minta maaf buat tadi nampar kamu, anggap aja balasan karena buat Nathan nekat ujan ujanan dan bikin anak kosan panik"

Chandra mengangguk, tak banyak omong langsung menerima uluran tangan Fajar. Sepanjang jalan mereka tak berbicara satu sama lain.

"Kenapa kamu gak nikmatin rumahmu sekarang?"

Sebelum Chandra bisa bertanya apa maksud dari omongan Fajar, seseorang lebih dulu berteriak.

"MAS CHANDRA!"

"BANG CHANDRA AYO KITA BBQ AN MUMPUNG BABEH BAWA DAGING SAPI!!! TAPI BERSIHIN DIRI DULU"

"BANG JUAN KETEMU BANG CHANDRA DI MANA?"

"CHANDRA, KALAU MAU ILANG TOLONG LAPORAN DULU, PELIHARAAN KAMU KAYA REOG"

"SI ZIDAN JANGAN DI KASIH PISAU!  KEMARIN DIA HANPIR POTONG TANGAN NYA SENDIRI"

"BANG CHANDRA ABIS MAIN INDIA INDIA AN?"

Chandra teetawa, ah dia lupa kalau sekarang dia udah nemuin tempat buat pulang.

TBC

KOSAN BABEH Where stories live. Discover now