3. Problem

339 11 0
                                    

Vaden menggenggam erat tangan gadisnya yang sesekali ia kecup.

"Vaden, makan dulu, udah 3 hari kamu gak makan, kalo Carina tau, dia bisa marah, yuk makan dulu" Valleta menggenggam bahu Vaden berharap laki-laki itu luluh dan menurut, namun nyatanya Vaden menolak dan malah meletakkan kepalanya diatas tangan Carina yang ia genggam.

"Vaden mau nunggu Carina sadar tante" Galaxy langsung mengusap punggung Vaden dan menyuruh laki-laki itu makan, namun Vaden tetap menolak.

Carina membuka matanya perlahan, ia melihat Vaden yang sepertinya menangis karna punggung tangan gadis itu terasa basah.

"Sayang udah mam?" Tanya Carina dengan suara yang benar-benar lemas.

"Beyum, Vaden minta maaf" Vaden berdiri dan langsung memeluk gadis itu.

"Iya, gak apa-apa sayang, mam dulu ya, aku tungguin disini".

Vaden mengangguk dan membawa makanannya di tempat tidur Carina.

Laki-laki itu makan walau sesekali air matanya masih mengalir.

"Mau mam atau mau nangis hum? Aku tinggal bobo lagi ya?" Vaden langsung menggeleng dan menghapus air matanya dan makan dengan malas.

Carina menatap Vaden yang terlelap disampingnya.

"Ma, besok bawa kasur kecil ya, biar Vaden gak sakit badannya" Carina mengusap pipi laki-laki itu dan menatap mamanya yang hanya mengangguk.

2 minggu sudah Carina berada di rumah sakit itu, sebenarnya Carina sudah bisa pulang seminggu yang lalu, namun Vaden menolak dan menggigit tangan Carina hingga terluka.

"Nakal ih aa"

"Thamu jeyek"

"Ngapain gigit-gigit?"

"Thamu jeyek"

Carina langsung mencium pipi Vaden dan tersenyum.

"Ayang athu atit? Iyya? Eumm sowwy baby, kiss" Carina menangkup pipi Vaden dan mencium bibir laki-laki itu sekilas.

"Kol cebental? Yang lama dong, nda acik ah jeyek"

"Gak boleh lama-lama khilaf nanti".

Vaden beranjak dari kursi dan mengangkat panggilan dari seseorang.

"Gak ah, lo aja, cewe murah begitu, gak ah cewe gue lebih penting, sakit bocil kesayangan gue, kagak ada mood booster ntar kalo dia sakit gini terus"

"Mau ngapain sampe bahas 'cewe murah'?"

"Hehe, tanyain aja ke Rega" Vaden kembali duduk dan menggenggam tangan Carina dengan erat.

"Kalo misal nanti kita berdua gak jodoh, gak langgeng sampe pelaminan, bilangin ke anak-anak kamu kalo dulu kamu pernah kenal sama cowo modelan kayak aku" bukannya sedih Carina memukul bahu Vaden dan menjewer telinganya.

"Ngadi-ngadi, udah dilamar, lulus sekolah langsung nikah, kamu lanjutin perusahaan papa, ngawur kamu"

"Ayang ih, biar kayak yang anak wp yang lain"

"HEH, KAMU PIKIR INI APA?!" Carina langsung menutup matanya dan terlelap, capek tuh pasti Carina ngadepin Vaden yang kurang waras.

Vaden mendekati Carina yang terlelap den berbisik.

"Makasih cantik" hanya dua kata itu yang keluar dari mulut Vaden.

"Sama-sama ganteng" Vaden langsung terlonjak kaget dan menyentil kening Carina.

"Tidur bego, gak mau pulang lu?" Carina langsung tertawa dan kembali menutup matanya.

Keesokan paginya Carina terbangun dan tak mendapati siapapun diruangan itu selain dirinya.

Perfect coupleWhere stories live. Discover now