11. Terasa nyata

69 5 0
                                    

Daniel melangkahkan kakinya menuju sisi rumahnya, gelap, lembab, dan bahkan tercium aroma bau anyir.

"Masih tidur? Wake up!" Daniel berjongkok, menatap gadis dihadapannya ini dengan sekujur tubuh penuh luka.

"Lepasin gw bastard"

"Cuih, gak sudi" Daniel menatap seisi ruangan itu, hingga matanya terfokus pada sebuah bingkai foto dirinya dengan Carina, gadis itu tengah merengek ingin dibelikan boneka kelinci raksasa di pasar malam kemarin, namun Daniel tak menepati janjinya, dan berujung Carina marah.

"Cuih, gak sudi" Daniel menatap seisi ruangan itu, hingga matanya terfokus pada sebuah bingkai foto dirinya dengan Carina, gadis itu tengah merengek ingin dibelikan boneka kelinci raksasa di pasar malam kemarin, namun Daniel tak menepati janjinya,...

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

*Cr: pinterest

Senyum simpul Daniel terbit namun laki-laki itu langsung mengubah mimik wajahnya.

Sebuah pukulan balok kayu membuat Daniel memegangi kepalanya, pandangannya memudar perlahan.

"Say hello to the hell"

"Melva, bangsat lo" suara Daniel melemah hingga laki-laki itu terjatuh pingsan didekat gadis yang ia ikat.

"Lama banget sih lo datengnya?" Melva berdecak dan menatap Daniel sekilas.

"Lo pergi kesini, gw mau urus nih mayat" gadis bernama Icha itu langsung pergi dan meninggalkan Melva.

"Gue sayang sama lo bajingan" tangis Melva pecah sembari memeluk Daniel.

"Gue gak mau lo terus berada di Carina, gue gak mau lo sakit hati" Melva memanggil satpam Daniel dan meminta satpam itu membawa Daniel menuju kamarnya.

Melva juga memanggil dokter dan menunggu Daniel, hingga sebuah pesan membuatnya harus meninggalkan Daniel.

"Gue duluan, jaga diri baik-baik" Melva mengecup sekilas kening Daniel dan mengusap rambutnya.

"Halo"

"...."

"WHAT THE F-"

"...."

"Gue kesana sekarang" Melva berlari dan meminjam motor entah milik siapa, yang jelas ia sudah izin.

Dilain tempat, Lilya yang sedari tadi bersembunyi di balik dinding terus mengawasi Carina yang tengah dikerubungi beberapa lelaki, salah satunya yang tak lain adalah Velen, laki-laki yang ia ketahui adalah mantan kekasihnya yang benar-benar brengsek. Derap langkah Melva membuat Lilya langsung membuka aplikasi WhatsApp dan meminta agar perempuan itu berjalan biasa saja, namun Melva tak membuka chat darinya.

"Wih, siapa tuch" laki-laki berbadan tinggi dengan tato disepanjang lengannya itu membuat Melva tersenyum remeh.

"Jamet, jelek, item, muka lo kayak babi" Melva melempar sebuah batu kearahnya, laki-laki itu dengan segera mencekik leher Melva, gadis itu menutup matanya, dan berusaha bernafas, beberapa kali ia berusaha menendang aset berharga milik Velen.

Perfect coupleWhere stories live. Discover now