13. Misi Aluna

48 5 0
                                    

Aluna berdecak mengingat Vaden menjauhinya kembali, dan menggandeng erat tangan Carina.

"Udah pulang?"

"Lo liat?"

"Inget rumah? Bukannya selama ini kamu ngelonte diluar sana?"

"Cukup ya ma, aku capek mama gak pernah mau ngertiin Aluna, Aluna benci sama mama" gadis itu berlari menuju kamarnya dan menutupnya kasar hingga foto keluarganya yang lengkap dulu pecah.

"Pa, Luna kangen papa, Luna juga kangen sama abang"

Gadis itu menangis dikasur dengan posisi meringkuk, memeluk erat bingkai foto itu hingga ia terlelap.

Carina melepaskan sepatunya dan meletakkan di rak sepatu, ia mengambil sandal dan mencuci kakinya.

"Ahh, enak banget, loh, kok sepi?"

Carina memanggil berkali-kali orang tuanya, memanggil Valentina dan Kevin, itupun tak mendapati jawaban juga.

Vaden meletakkan tas ransel miliknya dan Carina di ruang tamu, ia menatap ke arah segelas air.

"Punya siapa? Gak ada yang punya kan? Gue minum aja" Aluna datang dari halaman belakang memeluk tubuh Vaden.

"Lun, lepas jangan gini"

"Why?" Gadis itu beralih berdiri dihadapan Vaden, mendorong tubuh laki-laki itu hingga menabrak dinding.

"Lepas Lun, gue sama lo cuma temen, gak ada hubungan apapun"

"Setelah ini ada"

"Jangan bego Lun"

"Den, gue cuma-"

"Mas mau mam apa siang ini?" Aluna mencium bibir Vaden membuat Carina yang mencepol rambutnya langsung melempar ikat rambutnya.

"See?"

"Kok lo gitu sih?!" Vaden menaikan suaranya satu oktaf, ia mendorong tubuh Aluna dan berlari menyusul Carina ke kamar.

"Sayang" tak mendapat jawaban, ia melihat Carina memakai lip gloss dan berganti pakaian dengan baju yang sangat amat terbuka membuat Vaden kelabakan.

"Sayang, mau kemana? Ganti bajunya" walau Vaden takut tapi ia tetap bersikap tegas.

"Minggir, bukan urusan lo"

"Ganti, atau gak usah pake baju sekalian"

"Ok" Vaden mengira gadis itu akan berganti pakaian, namun ternyata ia malah melepaskan seluruh pakaiannya.

"VADEN, LO DIMANA?!"

"SHIT!" Suara Lyndi yang diikuti suara Rega membuat mata Vaden melotot, laki-laki itu dengan segera membalut tubuh gadisnya dengan selimut.

"Pake bajunya Carina"

"Enggak" gadis itu berlari menuju pintu namun dengan sigap Vaden menarik tangan gadisnya.

"Kamu nantangin aku?"

"Siapa yang nantangin kamu? Sana sama Alun- hmphh"

Vaden mencium bibir gadis itu bahkan kini Vaden melumatnya.

"Jangan pernah sebut nama itu jika sedang berdua bersama saya"

"Dih, sok formal"

"Bodo amat, cepet pake bajunya"

"Gak mau"

"Ok, kamu yang minta"

"Aaaaaaa, VADEN JANGAN SAKIT!"

Sedangkan di ruang tamu, keenam remaja itu tengah menunggu Vaden hingga Aluna muncul membuat keenam remaja itu langsung duduk secara berdempetan.

"Aaaaaaa, VADEN JANGAN SAKIT!"

Perfect coupleWhere stories live. Discover now