7'2

2.3K 168 15
                                    

Selamat malam menjelang pagi!👋
Welcome back!!
Terimakasih untuk 3K readers🙏🥳
Sesuai janji, Author up bab baru!

Happy reading!

᠃ ⚘᠂ ⚘ ˚ ⚘ ᠂ ⚘ ᠃

Gadis itu berjalan dengan sedikit sempoyongan. Pandangannya mulai kabur. Ia menggelengkan kepala dan mengerjapkan mata berulang.

Tangannya mengepal kuat di depan dada untuk menahan rasa sakit disertai buliran keringat yang terus mengucur.

Gadis bernama panggilan Sasha itu berhenti sejenak, ketika menemukan pohon besar sebagai tempat sandaran.

Ia mendaratkan punggungnya di batang pohon seraya merosot ke bawah. "Ah!!" helaan napasnya tersenggal.

Kepalanya tertunduk, membuat rambut indah berwarna hitam itu menutupi wajah dan lututnya. Benar, dirinya sedang meringkuk sekarang.

"Ahh!! Sakitttt!!" pukulnya pelan, berharap dapat meringankan rasa sakit.

Tapi, ternyata tidak ada pengaruh. Justru tenaganya sudah hampir habis. "Tuhan.. Sakitt.."

Deru napasnya tersenggal. Seakan tidak bisa lagi menghirup oksigen yang ada. "Tuhan.. B-bawa aku pulang hiks... Sakitt." isaknya.

"SHASHA!"

"Kamu kenapa?!"

Suara itu familiar di telinganya. Ia mencoba mendongak.

Mata sayunya bertabrakan dengan mata coklat milik laki - laki yang terlihat khawatir. "K-kak..." lirihnya pelan berusaha tersenyum.

Penampilan kekasihnya saat ini mampu menggores hati kecilnya. Bisa - bisanya gadis itu masih tersenyum disaat kondisinya diambang hidup dan mati.

Kejadian kali ini membuat sekelebat bayangan terulang di kepalanya. Dengan cepat, ia menggelengkan kepala untuk mengalihkan.

"Kita ke rumah sakit!" putus Kelvin cepat seraya menggendong Sasha ala bridal style.

Tidak ada sahutan. Ternyata, gadis itu sudah terlelap, memejamkan mata. Otomatis dirinya panik tak karuan. "Sayang!! Bangun!!" ucapnya di sela - sela lari menuju ke rumah.

"Plis! Tuhan.. Jangan.." racaunya benar - benar takut.

Dengan tergesa, ia menaruh sang kekasih di kursi tengah. "CK. KUNCI MOBIL MANA?!" decaknya kesal, setelah merogoh celana pendeknya  yang ternyata kosong.

Ia berlari masuk ke dalam rumah, menuju ke loker pengumpulan kunci.

Prangg

Dirnya membuka kasar kaca tersebut hingga pecah. "Astaga! Nak!" seru mamanya dari jauh.

"SASHA PINGSAN MA!" ucapnya buru - buru mengambil kunci dan pergi begitu saja.

Sang mama pun terkejut, ikut berlari menyusul putra bungsunya. "YA TUHAN! BAWA KE RUMAH SAKIT! CEPET!"

Brakk

Matanya menggelap seketika. Ia mulai menyalakan mesin dan melajukan dengan kecepatan diatas rata - rata.

Banyak klakson yang meneror sepanjang perjalanan, tapi dirinya tidak peduli.

Sudut ekor matanya melihat ke arah kaca yang mengarah ke kursi tengah. Gadis cantik dengan wajah pucat pasi, bibir yang semula berwarna pink alami kini berganti putih, dan mata indah yang tertutup sempurna itu membuatnya semakin trauma.

"God, please not again.." ucapnya dalam hati seraya fokus menyetir.

᠃ ⚘᠂ ⚘ ˚ ⚘ ᠂ ⚘ ᠃

ARSHAVINA [ SELESAI ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang