7'6

2.3K 168 14
                                    

HARI INI DOULE UP!!

SEBAGAI GANTI KEMARIN HEHE

HOKAI! HAPPY READING!

JANGAN LUPA SAMBIL DENGERIN LAGUNYA YAA!!

᠃ ⚘᠂ ⚘ ˚ ⚘ ᠂ ⚘ ᠃

Kaki berbalut kaos kaki putih dan sepatu hitam polos kini sudah menapak di lapangan sekolah. Entah mengapa, hatinya tidak tenang sekarang.

Ia mengedarkan pandangan ke sekeliling, mencari sosok yang tidak ada kabarnya.

Mata coklat miliknya berhenti di satu titik. Laki - laki berjaket jeans gelap dengan tas di salah satu sisi bahunya tengah keluar dari dalam mobil berwarna merah.

Deg.

Pandangan mereka bertemu. Sorotan mata teduh kini saling meresapi satu sama lain dari kejauhan.

Kakinya tidak bisa bergerak, diam di tempat. Begitupun dengan yang di seberang.

Namun, beberapa detik kemudian.. Pandangan itu terputus. Iya, laki - laki itu mengalihkan dengan berjalan lurus memasuki koridor sekolah. Tanpa berniat menghampiri.

Perih. Itu yang dirasakan Sasha sekarang. Hatinya teiris melihat perlakuan sang kekasih 360° berbeda.

"Apa aku keterlaluan ya?" ucapnya dalam hati dengan tatapan nanar.

"Sha!" panggilan itu membuatnya tersentak.

"Lo nggak kenapa - kenapa kan?!" pekik khawatir Kafeel tiba - tiba.

Sasha menoleh dengan memaksa menerbitkan senyumnya. "Gue nggak papa, Kaf.. Tenang aja.."

"Gue tahu dari Gabriel, kalo lo masuk rumah sakit."

Deg.

Fakta barusan mengejutkan dirinya. Seketika ia teringat akan perkataan kekasihnya lalu. "Gabriel?"

Kafeel mengangguk. "Dia kemarin ke rumah, minta maaf."

"Awalnya gue diam, tapi ngelihat dia bersimpuh dengan keadaan kacau buat gue luluh. Tapi, bukan berarti gue mentolerir kesalahannya. Dia tetep salah dan gue nurutin ucapan lo."

Sasha mengernyit. "Ucapan gue?"

"Kan kata lo, harus memaafkan. Karena bebannya di gue bukan dia." jawabnya dengan tawa kecil di akhir.

Sasha mengulum senyumnya sedikit tulus. "Bagus deh haha."

"Yaudah, ma──"

"WOI!" teriak menggelegar dari laki - laki berpenampilan aneh sekarang. Terlihat lengan sekolah yang digulung dengan rambut sedikit naik ke atas.

"Mau jadi preman lo?"

Zidan berjalan menghampiri. "Oes! Kalau takut kalah saing, bilang bos!" ucapnya seraya menyurai rambut ke belakang.

Duk!

"Awssh! Sakit bego!" rintih Zidan setelah kakinya diinjak oleh Kafeel.

"Sinting! Siapa yang mau saingan sama lo?"

"Cakepan juga gue." imbuh Kafeel seraya menoleh ke arah Sasha.

"Hah?"

"Iya kan, Sha?"

Sasha menggelengkan kepalanya melihat tingkah laku kedua makhluk astral ini tidak pernah berubah. "Sama - sama gila! Bye!" pamitnya berangsur pergi.

"Ck! Zidan yang gila!"

ARSHAVINA [ SELESAI ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang