|CHAPTER - 23|

1.8K 140 4
                                    

-|Happy Reading|-

Genggaman tangan keduanya terus bertaut selama perjalanan menuju ke sebuah tempat yang Laurent sendiri tidak tahu akan di bawa kemana oleh pria tampan ini

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Genggaman tangan keduanya terus bertaut selama perjalanan menuju ke sebuah tempat yang Laurent sendiri tidak tahu akan di bawa kemana oleh pria tampan ini.

"Liam.. apa tidak apa-apa menaiki gedung ini? Kau sudah meminta izin 'kan?" tanya Laurent sembari melirik kesana kemari, sebab tidak dilihatnya tanda-tanda kehadiran orang lain selain mereka berdua.

"Of course, Sweetheart" Liam terkekeh kecil melihat wajah Laurent yang terlihat tidak mempercayai ucapannya.

"Kau tenang saja, gedung ini sudah ku beli. Jadi semua ini milikku"

"Apa? Astaga. Untuk apa kau membeli gedung yang tidak terpakai ini lagi?" Laurent bertanya dengan heran.

"Tentu saja untukmu"

"Untukku?" Laurent tidak mengerti dengan ucapan Liam, membuat pria itu mengangguk santai.

"Ayo, masuk" Liam menarik lembut tangan Laurent untuk berjalan seirama dengannya.

"Walaupun sudah tidak terpakai, tapi gedung ini masih terlihat bagus, bukan?"

Laurent mengangguk setuju. Saat memasuki bagian dalam gedung juga terdapat beberapa pendingin ruangan, tempat resepsionis dan lainnya.

"Sebelumnya ini gedung apa?"

"Sebuah bank, namun sudah pindah ke tempat lain karena masa sewanya sudah habis"

Laurent menganggukkan kepalanya mengerti. "Kalau kau sendiri, masa sewanya berlaku hingga kapan?"

"Tak terbatas, karena aku membelinya.. sayang. Bukankah aku sudah mengatakannya?"

Laurent terkekeh, benar juga. Kenapa ia tidak sadar sih?

"Lift nya tidak akan mati tiba-tiba 'kan?" tanya Laurent menoleh kearah Liam yang ternyata sudah menatapnya.

"Kau menggemaskan sekali" Liam mengusap pelan rambut Laurent.

"Tidak akan mati, jika pun mati secara tiba-tiba, maka hanya kita berdua yang terjebak di dalam lift. Terdengar asik, bukan?" 

"Sama sekali tidak. Karena berdua, makanya aku takut, kau tahu?"

Liam membuang nafasnya pelan, yang membuat Laurent terkekeh. Lalu keduanya masuk ke dalam benda besi bewarna abu-abu itu.

"Aku berharap listrik segera padam, aku sangat penasaran kita akan melakukan apa di dalam sini" Liam menaik turunkan kedua alisnya menggoda Laurent yang sama sekali tidak tergoda dengan ucapannya.

HE IS THE PLAYER! [DIXONSERIES#2]Where stories live. Discover now