|CHAPTER - 27|

1.5K 104 1
                                    

-|Happy Reading|-

-|Happy Reading|-

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Liam, sebentar. Ada yang meneleponku" Laurent menggeser ikon hijau di layar ponselnya, kemudian mengangkatnya setelah melihat nama si penelepon.

"Ya, Steve?" Laurent melepas genggaman tangan Liam darinya, kemudian berjalan sedikit menjauh dari pria itu.

Liam menatapnya heran dengan alis yang mengkerut. Tangannya mengepal kuat hingga urat-urat tangannya terlihat.

Siapa? Steve?

"Dasar pria sialan" umpatnya di dalam hati.

Liam berjalan mendekat kearah Laurent, namun gadis cantik itu hanya tersenyum sembari menatap kearahnya. Jadi, Laurent sedang tersenyum untuknya atau tersenyum karena pria bernama Steve itu?

Laurent terkekeh geli dengan ucapan Steve di seberang sana. "Ternyata begitu. Baiklah"

See? Kenapa Laurent bisa tertawa seperti itu? Terlebih lagi penelpon itu adalah seorang pria! Menyebalkan sekali.

"Aku sedang bersama Liam" Laurent tersenyum kearah pria tampan itu, namun dibalas dengan tatapan tajam olehnya.

"Nanti kita bicarakan lagi, sudah dulu, bye" Laurent mematikan teleponnya secara sepihak, kemudian tersenyum manis kearah Liam yang sedang menatapnya dengan raut tak senang.

"Siapa yang menghubungimu?"

"Temanku"

"Seorang pria?"

"Iya, dia rekan kerjaku. Ada apa?"

Liam menggelengkan kepalanya, kemudian berjalan duluan untuk masuk ke dalam mobil.

"Sepertinya ada yang sedang merajuk" Laurent menghela nafasnya panjang, lalu menyusul Liam untuk masuk ke dalam mobil.

"Ada apa denganmu? Aku memiliki kesalahan ya?" tanya Laurent saat baru memasuki mobil.

Liam mengedikkan bahunya sebagai sebuah jawaban, lalu memasang seat belt miliknya. Laurent kemudian ikut memasang seat belt seperti apa yang dilakukan oleh pria itu.

"Steve itu adalah rekan kerjaku, dulu aku dengannya pernah satu agensi, namun sekarang ia sudah pindah ke Italia" jelas Laurent sembari menatap Liam yang sedang fokus menyetir.

"Lalu, dia meneleponku karena hanya ingin menanyai kabar saja. Dan ternyata rumor kencan kita sudah ada dimana-mana. Maka dari itu dia hanya menanyai kebenaran rumor itu" jelas Laurent kepada Liam yang hanya diam saat mendengarkan ucapannya.

"Jadi jangan salah paham, Liam" Laurent mengambil tangan Liam kemudian mengecupnya dengan kilat.

"Biasa saja" balasnya dengan sedikit acuh.

"Oh, baguslah" Laurent menepuk pelan rahang milik Liam, kemudian ia mengambil ponsel miliknya dan mulai membalas chat yang belum sempat dibalasnya.

HE IS THE PLAYER! [DIXONSERIES#2]Where stories live. Discover now