|CHAPTER - 33|

1.1K 55 0
                                    

-|Happy Reading|-

Esoknya, atas ucapan Erica kemarin, terpaksa Laurent mendatangi rumah sakit untuk menjenguk sekaligus menjaga Steve menggantikannya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Esoknya, atas ucapan Erica kemarin, terpaksa Laurent mendatangi rumah sakit untuk menjenguk sekaligus menjaga Steve menggantikannya.

Tentu saja Liam tidak mengetahui hal ini. Jangan sampai hal itu terjadi, ia selalu berharap begitu selama beberapa waktu tadi.

Lagi pula, ia tidak pergi sendirian, ia meminta Leo untuk menemaninya. Jadi jika terjadi sesuatu yang tidak diinginkan, maka Leo akan membantunya.

"Laurent, kau tahu? Aku ini sangat sibuk, bisa-bisanya kau memintaku untuk menemanimu ke rumah sakit?" keluhnya dengan tak percaya.

"Sudahlah, lagi pula hanya sekali ini saja aku sedang membutuhkanmu"

"Ck, namun tetap saja aku tidak bisa, Laurent. Aku memiliki janji untuk berkencan dengan para kekasihku" balasnya menahan kekesalan.

"Wah benarkah? Para kekasihmu itu pasti akan memaklumi mu, jadi kau tenang saja" balas Laurent dengan santai.

"Argh!! Seenaknya saja kau" balasnya frustasi hingga membuat Laurent terkekeh ringan.

"Namun aku sedang tidak bercanda, Leo. Aku benar-benar membutuhkanmu" balas Laurent dengan raut muka serius.

Laki-laki itu pun menoleh kearah sang kakak yang sepertinya sedang memiliki banyak pikiran.
Seperti bukan Laurent yang biasanya.

"Ck, yasudah. Kali ini saja akan kubiarkan" balas Leo yang membuat Laurent tersenyum senang hingga mengusap rambutnya dengan gemas.

"Sial! berhenti menyentuh rambutku, Laurent!"

"Apa? Kau bilang sekali lagi coba?" mintanya hingga membuat Leo membuang nafas kasar.

"Kakak sialan, berhenti menyentuh rambutku!"

"Wah, akan aku adukan kepada Mom jika kau berkata kasar"

"Seperti kau tidak pernah saja" decaknya hingga membuat Laurent tertawa ringan.

***

"Bagaimana keadaan pria sialan itu?"

"Dia sudah melewati masa kritis, sekarang sedang berada di ruang rawat inap, Tuan"

"Huh, sayang sekali. Padahal aku sudah menyiapkan peti mati untuknya" desis pria itu dengan tajam.

"Namun ia sudah tidak mengusik anda lagi, Mr. Rexford"

"Tetap saja aku tidak bisa membiarkannya,"

"Dia terasa seperti serangga pengganggu bagiku" balas Liam sembari memijat pangkal hidungnya.

"Lalu, apa tindakan terbaik yang harus saya ambil, Tuan?"

Pria itu menyunggingkan senyumannya. "Lenyapkan saja, kalau perlu kau bisa mengasingkannya ke tempat lain"

HE IS THE PLAYER! [DIXONSERIES#2]Where stories live. Discover now