Rahasia Dery

281 14 16
                                    

Genre : Drama, Family

Dari semua cinta yang pernah kamu rasakan. Apa ada, satu saja, cinta yang tulus kau berikan tanpa minta imbalan? - Dery

Chacha's POV

"Bi, nanti jadikan acara sama Martin cs, barusan Martin ngechat lagi, mau jemput kita berdua, biar kita ga terlalu sore sampe gunungnya?" Sengaja aku pasang mode loudspeaker agar kegiatanku mempacking barang tidak terganggu.

Kami berencana camping ke Bukit Pangrango pekan ini. Kami jarang pergi bersama, sehingga tentu saja aku sangat excited dengan kegiatan kali ini. Bahkan aku sudah meminjam tenda dan membeli perlengkapan lainnya.

"Ya ampun Bi, aku lupa. Gimana ya Bi? Duh jadi ga enak, tolong sampaikan permintaan maafku ke anak - anak ya Bi, hari ini aku pass dulu. Nanti kamu berangkatnya hati - hati ya sayang."

Kegiatan packing ku terhenti, jantungku seakan memompa seluruh darah ke kepala. Seharusnya aku sudah tau akan begini akhirnya. Menolak lagi seperti biasa. Tapi ini selalu saja membuatku emosi.

"Kenapa lagi sekarang?" Tanyaku jengah. Tidak ingin terlihat kecewa dan marah olehnya.

"Aku ada urusan, maaf ya sayang, kapan - kapan aja ya kita jalan barengnya."

"Oh, okay. Enjoy your business ya." Aku tutup panggilan itu sepihak, suara indah orang itu terdengar sangat memuakan saat ini.

Dialah Dery, pacarku yang sudah aku pacari setahun belakangan. Humoris, romantis dan tampan bagai artis. Dia memenuhi semua kriteriaku. Terlalu sempurna? Ya, kau benar. Dan untuk alasan tertentu aku tidak bisa mempercayai pria ini. Selalu saja, di saat - saat tertentu, ia menghilang, tidak pernah mau dan bisa diajak keluar bersama. Alasannya ada saja.

Setengah jam kemudian mobil Martin terdengar membunyikan klakson di depan rumah. Seperti tak memiliki stok senyum lagi, aku hampiri mereka. Aku buka pintu mobil dan segera mendudukan diri di kursi penumpang dengan lesu.

"Dia ga ikut lagi?" Martin melirikku sekilas dari spion dalam.

"Engga." Aku menggeleng malas.

"Alasannya apa kali ini?" Kali ini Laura, teman di sampingku yang menanyakan.

"Ga tau." Aku hanya menjawab singkat.

"Udah pernah kalian obrolin bareng ga sih masalah ini?" Martin kembali bertanya, mesin mobil masih menyala, namun Martin sepertinya tidak berniat melajukan mobilnya.

"Kita bisa berangkat sekarang ga sih? Katanya pada takut kesorean sampenya." Pintaku sedikit ngotot.

Tak ada obrolan lagi, Martin segera melajukan Honda Jazz putihnya ke arah Cibodas. Jalanan ke arah bukit Pangrango sedikit merayap siang itu, aku buang pandanganku kearah luar jendela. Berusaha tidak mengindahkan umpatan dari Martin sedari tadi karena mobil mogok di tengah jalan yang membuat jalanan semakin macet.

Ingatanku terlempar pada hari dimana seorang teman mengirimkan sebuah foto pada sebuah pesan singkat. Foto yang diambil dari belakang, menampakan Dery dengan seorang wanita dewasa sedang bergandengan tangan di salah satu store pakaian. Wanita itu terlihat cantik, kulitnya putih dan tubuhnya langsing. Walau terlihat lebih tua dari Dery, namun mereka tampak serasi. Aku tidak ingin gegabah, setidaknya aku harus menangkap basah sendiri Dery berselingkuh agar dia tidak lagi bisa berkelit.

"Bi marah ya? Ih nyesel deh aku ga ikut, momen liat kamu manyunin bibir kamu sambil ngedumel pasti lucu banget. Gemes."

Aku kondisikan bentuk bibirku saat ini. Sungguh sialan, pria ini seperti tau cara menghadapi kemarahanku. Aku yang sedari tadi dongkol, tidak bisa tidak tersenyum melihat pesan darinya.

12 AMWhere stories live. Discover now