3591 Miles With Love

131 7 49
                                    

Genre : Drama, romance

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.

Genre : Drama, romance

"Lagi, aku terdiam di sudut ruangan ini. Tawa, tangisan dan teriakan, semua terasa baru dan nyata di ingatanku. Aku ingat saat ia dengan berurai air mata, mengatakan 'Sampai Jumpa' lalu memalingkan tubuhnya meninggalkanku. Ia pergi. Kali ini benar-benar pergi. Mimpinya telah menunggunya. Sementara aku, dengan keraguan untuk mengejarnya. Memilih diam di sudut ini."

Author's POV

Musim Dingin 2027. Shinotaka Ropeway

Hari itu adalah pertengahan Desember tahun 2027. Angin dingin berhembus kencang mengenai kulit tangan seorang gadis muda bernama Hani. Suhu udara di Shinotaka saat itu ialah -4°C. Kendati telah mengenakan parka tebal yang di dalamnya sudah ia rangkap sweater serta penutup kepala, tetap saja ia kedinginan. Sungguh ia menyesal mengapa bisa melupakan item penting seperti sarung tangan di saat seperti ini.

Hani terus menggosokan kedua tangannya. Sesekali ia masukan tangannya ke dalam saku parka. Sambil menunggu teman-temannya yang sedang membeli tiket kereta kabel, ia pun berinisiatif membeli beberapa gelas minuman hangat di kedai terdekat.

Gadis itu tidak sendiri. Ia ditemani oleh teman wanitanya bernama Elnara. Rekan kerjanya yang berasal dari Turki. Segera mereka kembali ke pos penjemputan kereta kabel usai membeli minuman dan cemilan. Ini sudah satu jam semenjak mereka tiba di tempat ini. Bukankah harusnya kedua teman mereka sudah selesai mengantri tiket?

"Ini semua karenamu, Yamada. Kita jadi harus mengantri satu jam. Bukannya aku sudah bilang untuk berangkat lebih awal? Dasar tak bisa diandalkan." Gerutu seorang pria Kaukasia sambil berjalan ke arah Hani dan Elnara.

"Diam Chris. Aku juga tak mengira akan seramai ini. Sudahlah bukannya yang lebih penting kita sekarang mendapat tiketnya." Jawab pria satu lagi tak mau kalah. Masih sambil berjalan, mereka terus saja berdebat.

"Guys. Sudahlah. Yang penting dapat tiketnya kan?" Elnara berusaha menengahi pertengkaran mereka.

"Dapat sih. Tapi cuma bisa tiga orang. Yang satu harus nunggu kereta berikutnya setengah jam lagi." Ucap Chris kesal. Raut wajahnya mengeras.

"Ya udah kalian bertiga duluan aja gimana? Aku bisa nunggu kereta berikutnya." Tawar Hani sambil meminum kopi espresso hangat di tangannya.

"Hani beneran?" Tanya Chris melunak. Pria itu jelas mengkhawatirkan Hani.

"Gapapa. Nih bawa makanan sama minumannya." Hani mengangguk santai. Ia serahkan bungkusan belanjaan yang sempat ia beli bersama Elnara ke tangan Chris.

Kereta kabel yang mengangkut Chris CS telah menepi. Elnara sempat melambaikan tangannya ke arah Hani, sebelum akhirnya masuk ke kereta tersebut. Diikuti oleh teman-temannya yang lain. Kereta mulai berjalan menjauhinya. Hani tersenyum singkat. Bisa mendatangi tempat ini saja seperti mimpi. Bagaimana mungkin dia merasa kesal oleh hal seremeh itu.

12 AMDonde viven las historias. Descúbrelo ahora