05.🦋

20.6K 1.6K 7
                                    

"Ini sangat menyakitkan," lirih Prince sembari menahan tangisnya.

Demi apapun, tubuh Prince sangat-sangat sakit. Rasanya Prince ingin memotong anggota tubuhnya yang terasa sakit, apalagi ditambah dengan kepalanya yang sangat-sangat pusing. Hidung yang tersumbat, mual, dan batuk. Sakit yang merepotkan.

"Luna, ini sakit sekali," kata Prince sembari menahan isak tangisnya.

Deluna tak tega, ia mengelus kepala Prince dengan lembut. Ia juga sesekali memijit pelipis suaminya itu, dan Lucas pria kecil itu memijit kaki Prince dengan telaten.

"Apa kita ke rumah sakit saja? Aku takut kau kenapa-kenapa," kata Deluna sembari tetap mengelus kepala Prince.

Prince menggeleng samar, "tidak. Aku tidak mau," jawab Prince dengan memeluk perut Deluna.

"Ayah harus ke rumah sakit," kata Lucas melihat Prince dengan mata berkaca-kaca.

"Tidak mau, Ayah hanya ingin di rawat di rumah," ucap Prince.

Deluna hanya bisa menghela napas pasrah, Prince memang sangat susah sekali jika diajak untuk berobat. Entah kenapa, laki-laki itu hanya ingin dokternya lah yang datang ke rumahnya. Sungguh merepotkan, tapi begitulah Prince.

"Sudah waktunya makan dan minum obat. Aku akan pergi ke dapur untuk membuatkan mu bubur," kata Deluna ketika dirinya melihat jam yang terpasang di dinding. Lalu tatapannya pindah ke Lucas. "Lucas, kau ingin makan bersama Ayah di sini?"

Lucas mengangguk sekali, "iya. Aku ingin makan di sini saja bersama Ayah, aku ingin menjaga Ayah," jawabnya dengan menatap Prince sedih.

Mendengar itu Deluna langsung pergi ke luar untuk mengambil bubur untuk Prince dan makanan yang lain untuk Lucas. Dirinya cukup terharu dengan Lucas yang tidak mau meninggalkan Prince barang sedetik pun, meskipun itu untuk makan saja. Benar-benar Lucas yang sayang pada Prince.

"Bibi Yuan," panggil Deluna ketika melihat bibi Yuan yang masih ada di dapur. Padahal ini sudah waktunya untuk pulang.

"Ah? Nyonya," ujar bibi Yuan terkejut ketika mendapati Nyonya nya ada di belakangnya.

"Bibi, kenapa belum pulang? Padahal sudah waktunya untuk pulang, bibi Jang juga sudah tidak terlihat," kata Deluna sembari berjalan menuju bibi Yuan.

"Bibi khawatir dengan tuan Prince, jadi sebelum bibi pulang, bibi menyempatkan untuk membuatkan tuan Prince bubur," jawab bibi Yuan sembari menunjuk bubur yang sudah jadi dan sudah berada di dalam mangkok.

Deluna yang mendengar itu tersenyum haru. Berbeda dengan bibi Jang, bibi Yuan sudah bersama Prince ketika laki-laki itu masih bayi. Bisa dikatakan bibi Yuan lah yang menjaga Prince ketika bayi. Dan bibi Jang bekerja dengan Prince ketika dirinya dan Prince sudah menikah.

"Terima kasih bibi," ucap Deluna dengan tulus.

"Sama-sama Nyonya. Bagaimana dengan keadaan tuan sekarang Nyonya?" tanya bibi Yuan dengan raut wajah yang kentara jika dia sangat-sangat khawatir.

"Mas Prince masih sakit bibi. Katanya badannya semua sakit, kepalanya pusing, mual, batuk juga bibi. Deluna juga sudah menyuruh mas Prince untuk pergi ke dokter tapi mas Prince menolaknya," kata Deluna sembari menatap wajah bibi Yuan.

Bibi Yuan yang mendengar itu menghela napas pasrah, dia sangat tahu sekali bahwa anak yang sudah diasuhnya itu sulit sekali jika harus dibawa ke dokter. "Jika tuan Prince masih belum sembuh juga, Nyonya bawa saja tuan ke rumah sakit," saran bibi Yuan dan dijawab anggukan kepala oleh Deluna.

"Iya bibi, terima kasih. Jika bibi masih terlalu khawatir sama mas Prince, bibi menginap saja di sini," ucap Deluna sembari membawa nampan berisi bubur, air putih, obat, dan makanan untuk Lucas.








🦋🦋🦋🦋🦋




"Kenapa lama sekali?" kata Prince ketika melihat sosok Deluna dibalik pintu.

"Tadi aku melihat bibi Yuan, katanya dia khawatir dengan kau, jadi bibi Yuan akan menginap di sini untuk memastikan kondisi kau," jawab Deluna dan berjalan menuju kasur miliknya. Ia meletakkan nampan di atas meja samping tempat tidur.

"Lucas ingin disuapi oleh Ibu atau sendiri?" tanya Deluna sembari menatap Lucas yang kini sudah bersandar di dada bidang Ayahnya.

"Lucas makan sendiri saja, Ibu suapi saja Ayah," balas Lucas sembari bangkit dari bersandarnya.

"Habiskan." Deluna menyodorkan piring berisi makanan untuk Lucas.

Setelahnya Deluna membantu Prince untuk duduk bersandar, ia juga membawa mangkok berisi bubur dan menyuapi Prince dengan telaten. Selesai sarapan Deluna langsung menyodorkan obat pada Prince dan diterima oleh laki-laki itu.

"Apa masih sakit?" tanya Deluna sembari mengecek suhu tubuh Prince.

Prince mengangguk, "masih. Tangan dan kedua kakiku sakit sekali," keluhnya sembari menunjuk tangannya sendiri dan kedua kakinya.

Deluna mengambil satu tangan Prince dan mulai memijitnya. "Besok kita ke rumah sakit! Tidak menerima penolakan, bantahan, dan segala macamnya."

Mendengar itu Prince menghela napas pasrah, baru saja dirinya akan membuka mulut untuk menolaknya kembali, tapi Deluna seakan tahu dirinya akan menolak kembali. Ya, mau tidak mau Prince harus pergi ke rumah sakit. Jujur saja, Prince membenci rumah sakit.

"Ibu aku sudah menghabiskan makananku," kata Lucas sembari memamerkan piring kosong yang ada di tangannya.

Deluna menoleh ke Arah Lucas, "wah anak Ibu memang pintar," jawab Deluna sembari mengambil piring kosong di tangan Lucas dan setelahnya memberikan segelas air putih pada Lucas.

"Aku mengantuk." Lucas menguap dengan menggosok-gosok matanya yang terasa perih.

"Jangan digosok, nanti matamu akan sakit," larang Prince.

"Mau tidur di sini atau di kamarmu?" tanya Deluna sembari mengambil tubuh Lucas ke pangkuannya.

Lucas menatap Deluna dengan mata mengantuk nya, "aku ingin tidur di sini," kata Lucas.

"Tidak. Jangan tidur di sini, nanti kau bisa tertular," tolak Prince dengan menggeleng-geleng kepala.

"Tapi, Lucas ingin tidur bersama Ayah dan Ibu," jawabnya dengan bibir melengkung ke bawah siap menangis.

"Untuk sekarang Lucas tidur di kamarmu ya? Ayah kau benar, nanti jika Lucas tertular bagaimana? Lucas mau batuk-batuk?"

Dengan cepat Lucas menggelengkan kepalanya, "tidak mau!" jawabnya dengan tegas.

Deluna tersenyum, "bagus. Jadi, sekarang Lucas tidur di kamar kau sendiri, oke?" ujar Deluna memastikan.

"Iya, tapi aku ingin ditemani dulu oleh Ibu sebelum aku tidur," pintanya dengan raut wajah memelas.

"Baiklah," ucapnya sembari mengelus kepala Lucas.

Deluna mengelus kepala Lucas dengan perlahan, dan juga bergumam menyanyikan lagu pengantar tidur untuk Lucas. Perlahan mata bulat itu tertutup dengan sempurna, ia tertidur dipangkuan Ibunya.

"Apa dia sudah tidur?" tanya Prince sembari mengintip wajah Lucas.

Deluna mengangguk, "iya. Tunggu sebentar, aku akan mengantarkan Lucas ke kamarnya dulu," jawab Deluna.

"Jangan terlalu lama," pintanya.

Deluna turun dari kasurnya dengan perlahan, ia memperbaiki gendongan Lucas dan berjalan menuju kamar Lucas. Di tariknya selimut sebatas dada, diciumnya kening Lucas lama.

"Ibu sayang Lucas, maaf untuk masa itu," bisik Deluna.



















TBC



Jangan lupa vote komennya ya, sama jangan lupa follow akun aku


This Our Destiny (Repost)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang