21. 🦋

6.2K 487 26
                                    

Hari-hari berlalu begitu cepat. Beberapa hari terakhir Deluna dibuat geram dengan tingkah Agus yang selalu datang ke rumahnya dengan alasan ingin bermain dengan Lucas. Padahal jelas-jelas Lucas sudah bosan bermain dengan Agus. Tapi, laki-laki itu tetap kukuh ingin bermain dengan Lucas.

Tentu saja Deluna tidak membiarkannya dan juga karena prince sudah melarang laki-laki itu untuk masuk ke dalam rumahnya. Prince tidak mengizinkan Agus untuk dekat-dekat dengan mereka. Tapi, Agus tetap keras kepala dan tetap datang ke rumah mereka.

"Pergi dari rumahku!" bentak Deluna kepada laki-laki dihadapannya yang kini menatapnya dengan tajam.

"Tidak. Aku ingin bermain dengan calon anakku. Jadi, menyingkir dari jalanku," tolak Agus dengan sangat keras kepala.

Deluna semakin geram dengan tingkah manusia yang ada dihadapannya ini. "Pergi! Berapa kali sudah kubilang, jangan datang ke rumahku lagi dan jangan ganggu keluargaku lagi! Apa kau tuli?" bentak Deluna dengan emosi yang sudah mengumpul.

"Aku tetap tidak ingin pergi," kukuh Agus masih dengan keras kepala.

Tangan Deluna mengepal erat. Ia menutup matanya sejenak dan kembali membukanya dengan perlahan. Deluna menarik napas perlahan lalu membuangnya dengan kasar. "Pergi selagi aku tidak memakai kekerasan," ujar Deluna dengan suara yang sedikit melunak.

Agus tetap bergeming di tempatnya. Itu membuat Deluna semakin emosi, hampir saja ia akan melayangkan tamparannya untuk Agus, tapi, Deluna melihat kedatangan suaminya, Prince.

"Sayang, kenapa kau terlihat sangat emosi?" tanya Prince lalu berjalan dengan cepat ke arah Deluna dan memeluk pinggang wanita itu.

"Siapa lagi jika bukan laki-laki yang ada di belakangmu itu yang membuatku emosi," gumam Deluna di telinga Prince yang meletakkan kepalanya di atas kepala Deluna.

Prince yang mendengar itu menutup matanya menahan emosi. Sepertinya Prince harus cepat-cepat menyelesaikan masalah ini dan mengusir laki-laki itu dari hadapan keluarganya.

Ia menegakkan badannya ketika mendengar suara mendayu yang dikeluarkan Agus. "Em, Prince aku ke sini ingin bermain dengan Lucas dan juga kau," ujar Agus dengan lembut.

"Apa kau tuli? Sedari tadi istriku menyuruhmu pulang. Tapi, kau masih berdiam diri di sini," kata Prince dengan nada suara mengintimidasi.

Agus langsung menunduk. Ia takut jika Prince sudah berbicara dengan nada seperti ini. Tapi, ia juga tidak ingin pergi dari sini karena masih ingin terus menatap wajah tampan Prince yang selalu membuatnya rindu itu.

"T-tapi, aku ingin bermain dengan Lucas," cicit Agus masih dengan menunduk.

"Sebaiknya anda pulang, saya sedang tidak menerima tamu," jawab Prince lagi enggan menatap wajah Agus.

Agus menggeleng ribut, sudah ia katakan bukan jika ia tidak mau pulang karena masih ingin melihat wajah tampan Prince yang seperti candu untuknya. "Aku tidak mau," ucap Agus dengan pelan.

Mendengar itu membuat emosi prince yang sedari tadi ia tahan menguap membuat wajahnya memerah menahan amarah. Ia menatap Agus dengan tajam. "Pergi sekarang dari rumah saya!" bentak Prince dengan suara keras.

Emosinya sudah tidak terkendali lagi melihat manusia keras kepala di hadapannya ini. Benar-benar menguras emosinya jika sedang berhadapan dengan laki-laki tidak tahu diri seperti Agus ini.

Tubuh Agus bergetar menahan tangis. Lagi-lagi ia mendapat bentakan dari sang pujaan hatinya ini. Jujur saja hati Agus tidak tahan dengan ini, ia merasa sakit hati dengan segala tindakan Prince yang memang dari awal sudah tidak menyukainya. Tapi, sialnya Agus tidak bisa menjauh dari Prince!

Dan brengseknya lagi, tubuh Agus masih berdiam diri di sana. Tubuhnya seakan tidak bisa digerakkan dan mendongak menatap wajah Prince dengan mata berkaca-kaca. "Aku tidak mau pulang," lirihnya lagi.

Sudah cukup! Kesabaran Prince sudah tidak bisa ditahan lagi. Dengan kasar ia menyeret tubuh Agus untuk menjauh dari depan pintu rumahnya. Padahal sedari tadi satpam rumahnya sudah melarang Agus untuk masuk dan juga menyuruh Agus untuk pulang, tapi, laki-laki itu keras kepala.

Tubuh Agus terseret-seret mengikuti tarikan kasar tangan Prince. Tapi, anehnya Agus malah merasa senang karena Prince mau memegang tangannya. Ia memegang jantungnya yang berdebar dengan kencang, sembari mengikuti tarikan kasar Prince menuju gerbang rumah Prince.

Dihempaskan tubuh Agus dengan kasar, Prince menatap Agus dengan datar. Ia tidak ingin memukul laki-laki itu karena tidak ingin membuat Deluna ketakutan dengan itu ia hanya menyeret kasar tangan Agus untuk keluar dari rumahnya.

"Pergi dan jangan kembali!" tegas Prince lalu meninggalkan Agus setelah sebelumnya menyuruh sang satpam untuk tidak lagi mengizinkan Agus untuk masuk lagi.

🦋🦋🦋🦋

Deluna menatap Lucas dengan khawatir, anaknya itu tiba-tiba saja demam tinggi ketika ia ingin mengecek apakah Lucas sudah tidur atau belum. Tapi, malah ia dibuat khawatir karena mendapati tubuh Lucas yang panas dan menggigil.

Langsung saja ia berlari keluar kamar Lucas dan segera memanggil Prince yang berada di kamar mereka berdua. Ia membuka pintu dengan tak sabaran lalu berlari ke arah Prince dengan air mata yang mengalir deras.

"Sayang, Lucas anak kita demam," kata Deluna.

Prince yang sebelumnya masih santai di atas kasurnya langsung berdiri dan berlari menuju kamar sang putra untuk mengeceknya. Khawatir terjadi sesuatu dengan Lucas, Prince menggendong tubuh Lucas ke gendongannya.

"Kita ke rumah sakit sekarang," ujar Prince dengan sedikit berlari menuju mobilnya diikuti Deluna di belakangnya.

"Bertahan anak Ayah," gumam Prince.

Ia tidak ingin kejadian dulu terulang lagi.  Di mana ia kehilangan istri sekaligus anaknya. Tidak! Prince tidak mau itu sampai terjadi, tidak akan ia biarkan mereka berdua meninggalkannya sendirian di sini.

Tiba di rumah sakit Lucas langsung ditangani oleh dokter. Tak sadar air mata Prince mengalir begitu saja, ia jadi teringat kejadian demi kejadian yang dulu. Dari Deluna yang meninggalkannya, Lucas yang depresi lalu meninggalkannya, itu tentu saja membuat ia frustasi hingga memutuskan bunuh diri.

"Hah, aku menangis," gumam Prince sembari menghapus air matanya lalu menghampiri Deluna yang menangis terisak-isak.

"Tak apa, Lucas hanya demam," ujar Prince sembari memeluk Deluna dan mengelus kepalanya sayang.

Mereka berdua duduk dengan berpelukan sembari menunggu dokter memeriksa Lucas. Beberapa menit kemudian dokter keluar dan langsung menjelaskan kondisi Lucas pada kedua orang tua anak itu.

"Untuk itu pasien harus beristirahat beberapa hari di sini dan ketika keadaannya sudah membaik pasien sudah boleh pulang," jelas sang dokter sembari tersenyum dan berpamitan untuk kembali memeriksa pasien yang lainnya.

Akhirnya Deluna dan Prince bernapas lega ketika mendengar penjelasan dokter jika anak mereka berdua tidak apa-apa dan hanya butuh istirahat beberapa hari.

TBC

This Our Destiny (Repost)Where stories live. Discover now