20. 🦋

5.7K 478 20
                                    

Langsung saja Deluna membuka lebar pintu ruangan Prince. Prince belum sadar jika Deluna masuk ke dalam ruangannya. Deluna menyipitkan matanya melihat seseorang yang membelakanginya. Ia tahu siapa itu dari postur tubuhnya saja Deluna tahu siapa itu, ya Agus.

Tiba-tiba ide terlintas di kepalanya, ia tersenyum miring. Dengan angkuh ia berjalan ke arah mereka berdua. Sembari tangan yang masih memegang paper bag, Deluna berjalan lurus ke arah mereka yang masih belum sadar dengan keberadaannya.

"Sayang, aku datang," teriak Deluna dan berlari kecil ke arah Prince, tak lupa ia mengecup bibir Prince beberapa detik.

Prince terkejut. Tapi, tak urung dirinya merasa senang dengan kedatangan Deluna yang mendadak menurutnya. Kedua tangannya ia lingkarkan di pinggang Deluna dengan erat.

"Sayang, kapan kau sampai?" tanya Prince dengan suara rendahnya.

"Aku baru saja datang, sayang," jawab Deluna sembari mengelus kepala Prince dan mengecupnya lama.

"Lalu, di mana Lucas?" tanya Prince kembali sembari mengangkat kepalanya melihat Deluna.

"Lucas ada di luar, katanya dia ingin bermain di sana," jelas Deluna sembari mencium hidung Prince gemas.

Agus yang merasa diabaikan pun kesal. Ia memegang erat paper bag yang ada di tangannya. "Em, Prince ayo makan bersama. Aku sudah membawa makan siang untuk kita berdua," ujar Agus.

Deluna dan Prince menoleh ke asal suara. "Oh, aku baru sadar ternyata ada orang lain di sini," kata Deluna sembari menutup mulutnya dengan anggun.

Mendengar itu Agus semakin kesal pada Deluna. Ia menatap tajam Deluna, gara-gara wanita di depannya ini semua rencananya gagal. Ia berencana ingin mengajak Prince makan siang bersama dan sekaligus untuk mengambil perhatian laki-laki itu. Tapi, itu semua harus gagal karena kedatangan wanita di depannya ini.

"Prince, aku membawakan makan siang untukmu," kata Agus lagi tak menghiraukan perkataan Deluna.

"Ah, tak perlu. Aku sudah membawa makan siang untuk suamiku tersayang," ujar Deluna sembari mengangkat paper bag nya tinggi-tinggi.

"Dan juga, kau boleh keluar dari sini," sambung Deluna sembari menunjuk pintu keluar dengan dagunya.

"Kau," kesal Agus sembari menunjuk Deluna dengan geram.

Deluna tak menghiraukan, ia melepaskan pelukan Prince dan membuka paper bag nya dan mengeluarkannya satu persatu. Sebenarnya ia cukup sulit karena di sana banyak berkas-berkas milik Prince. Tapi, untuk membuat laki-laki gila dihadapannya pergi Deluna merasa tak keberatan.

Ia membuka penutup wadah dan menyendokkan satu suap nasi beserta lauknya ke arah mulut Prince dan diterima dengan senang hati oleh Prince. Ia menutup mulutnya menikmati nikmatnya masakan Deluna.

"Masakan mu enak seperti biasanya," ucap Prince sembari kembali membuka mulutnya.

Mereka berdua makan saling suap, dengan Deluna yang kini duduk dipangkuan Prince, dan sesekali Prince juga mengecup pipi Deluna.

Agus yang sudah panas mengepalkan tangannya. Ia ingin sekali menjambak rambut panjang Deluna. Tapi, itu sama saja bunuh diri, citranya akan hancur di hadapan Prince. Itu tidak boleh sampai terjadi, tidak.

"Prince!" panggil Agus.

Prince menghentikan tangannya yang akan menyuapi Deluna. Ia menatap Agus dengan alis terangkat satu. "Kenapa?" tanya Prince dengan malas.

"Tolong terima bekal dariku," ujar Agus sembari menyodorkan paper bag yang masih setia ia genggam.

"Tidak. Aku sudah merasa kenyang hanya dengan memakan masakan istriku. Jadi, tolong tinggalkan ruangan ku sekarang juga," usir Prince. Ia cukup sabar dengan kedatangan laki-laki itu yang tiba-tiba.

Laki-laki bernama Agus itu membohongi resepsionis agar dirinya diperbolehkan bertemu dengannya. Laki-laki itu mengaku sebagai kakak laki-laki dari Deluna dan juga mengatakan sudah membuat janji terlebih dahulu dengan Prince, dan di sinilah Agus sekarang dihadapannya dengan raut wajah yang menjengkelkan.

Satu yang Prince tangkap dari semua kejadian selama ini. Bahwa laki-laki itu ternyata tidak menyukai atau mencintai istrinya. Tapi, dirinya sendiri. Ya, Prince tahu sekarang jika yang disukai dan dicintai Agus adalah dirinya, bukan istrinya.

Satu fakta yang membuat Prince ingin melenyapkan laki-laki di depannya ini.

"Pergi sekarang dari ruangan saya!" bentak Prince dan itu membuat Agus tersentak dan langsung pergi dari sana sembari menahan tangis yang akan pecah.

🦋🦋🦋🦋🦋🦋

Prince menatap lamat wajah Deluna. Di kepalanya terus berputar-putar kalimat jika Agus menyukai mungkin bahkan mencintainya. Rasanya Prince merasa jijik dengan ini semua. Apa mungkin ketika dulu juga Agus mendekati Deluna hanya karena dirinya? Jika iya, Prince rasanya ingin memenggal kepala Agus.

"Sayang," panggil Prince dengan suara pelan.

Deluna melirik Prince lewat ekor matanya, lalu fokus kembali ke ponselnya. "Kenapa?" tanya Deluna dengan mata masih fokus ke layar ponsel.

"Lihat aku!" geram Prince sembari membuang ponsel Deluna ke lantai dengan kesal.

"Iya, iya. Tapi, jangan sampai membuang ponselku," kesal Deluna sembari menoleh sepenuhnya ke arah Prince.

Prince menatap Deluna dengan wajah galak. Membuat Deluna langsung menciut melihatnya. "Kenapa sayang?" tanya Deluna dengan sangat lembut.

"Jangan mengabaikan ku!" tekan Prince sembari cemberut.

"Iya, maaf sayang," balas Deluna dengan suara lembut sembari mengelus pipi Prince.

"Ada apa?" sambung Deluna.

"Laki-laki itu, apa benar dia menyukaiku?" tanya Prince langsung dengan cepat dan rasa jijik ketika kembali membayangkan jika Agus menyukainya.

Deluna terdiam sejenak. Sepertinya suaminya ini sudah menyadari sikap janggal dari Agus. "Aku rasa begitu," jawab Deluna.

"Maka dari itu, aku tak ingin jika laki-laki itu berada dilingkungan sekitar kita bertiga," sambung Deluna.

"Kau benar." Prince menjawab setelah beberapa menit terdiam. "Lebih baik, kita tak usah berurusan lagi dengan laki-laki itu," kata Prince sembari mengangguk-angguk kepala.

"Ya, seharusnya memang begitu," jawab Deluna pelan.

Dari awal tujuannya adalah menjauhkan Prince dari jangkauan Agus. Tak akan pernah membiarkan Agus mendekati suaminya itu. Deluna sudah dari awal memikirkan ini, ketika dirinya mengetahui jika ia kembali ke masa lalu.

Maka, dengan tahunya Prince tentang penyimpangan seksual Agus. Deluna yakin jika Prince akan benar-benar semakin tidak suka lagi kepada Agus. Itu bagus, Deluna merasa senang ketika akhirnya Prince mengetahui ketertarikan Agus kepada Prince.

Padahal awal-awal Prince merasa tak percaya, dan Deluna juga merasakan ketidaksukaan Prince ketika laki-laki itu melihat Agus yang berusaha mendekati Deluna padahal itu hanyalah akal-akalan Agus agar lebih mudah untuk mendapatkan Prince.

Dan bodohnya dulu kenapa Deluna tidak menyadari itu semua? Dari awal, ketika  pertama kali Agus mendekatinya dengan memberikan seluruh yang tidak Deluna dapatkan lagi dari Prince ketika laki-laki itu sibuk dengan perusahaannya dan juga Lucas.

"Aku harap setelah kejadian tadi Agus tidak menggangu kita lagi," gumam Deluna lagi lalu memeluk Prince dengan erat. Ia sangat menyayangi suami tampannya ini. Tak akan Deluna biarkan laki-laki brengsek seperti Agus mengambilnya.

TBC


This Our Destiny (Repost)Where stories live. Discover now