07.🦋

17.3K 1.4K 37
                                    

Dulu, ketika Deluna dan Agus berpacaran. Deluna tidak pernah memberitahu Agus jika dirinya sudah memiliki putra. Dan juga, Agus yang mencaritahu semua tentang Prince hanya mengetahui jika Prince sudah menikah, dan Deluna lah istrinya.

Tentang Agus, Deluna tidak tahu jika laki-laki itu menyukai suaminya. Entah apa alasan Agus menyukai Prince. Ah, lebih baik Deluna menjaga super ketat suaminya itu agar tidak bertemu dengan Agus.

"Ayo," ajak Deluna ketika dirinya sudah membereskan semua barang Prince. Hari ini Prince sudah diperbolehkan pulang oleh dokter.

"Ibu, biar Lucas yang bawain tasnya," pinta Lucas. Anak itu bersikeras ingin ikut menjemput sang Ayah ketika tahu jika Prince akan pulang hari ini.

"Tapi, ini berat lho, Lucas yakin?" tanya Deluna memastikan.

Lucas mengangguk semangat, "iya. Nanti juga kan dibantuin sama bibi Jang, iyakan bi?" ucap Lucas sembari menatap bibi Jang yang juga ikut menjemput Prince.

"Iya Den," jawab bibi Jang.

"Yasudah," kata Deluna lalu berjalan menuju Prince yang tengah duduk bersandar di sofa ruangan inapnya.

"Ayo, aku bantu mas berdiri," ujar Deluna lalu membantu Prince berdiri dengan tegak.

"Aku bisa sendiri Luna. Aku sudah sembuh, kau tak perlu khawatir," ujar Prince sembari menggenggam erat tangan Deluna.

"Tapi, nanti kalau kaki mas sakit lagi bagaimana?" Khawatir Deluna.

"Aku tak apa-apa, tak perlu khawatir. Aku sudah sembuh total," jawab Prince lalu berjalan keluar kamar inapnya diikuti Deluna yang berjalan di sampingnya. Sementara Lucas dan bibi Jang mereka sudah terlebih dahulu berjalan menuju mobil.

"Lucas, mau Ibu bantu?" tanya Deluna ketika melihat Lucas yang berjalan sembari memegang tas milik Prince dengan dibantu bibi Jang.

"Tidak apa-apa Ibu, ada bibi Jang yang membantuku," jawab Lucas sembari menunjuk bibi Jang yang ada di sampingnya. Deluna akhirnya mengangguk.

"Biar aku yang menyetir," kata Prince ketika sudah berdiri di samping mobilnya.

"Tidak, tidak, tidak. Kau hanya perlu duduk manis bersama dengan Lucas dan bibi Jang. Untuk urusan menyetir biar aku saja," tolak Deluna sembari membuka pintu samping tempat pengemudi.

"Tidak ada tapi-tapian," seru Deluna ketika melihat Prince yang akan membuka suaranya.

Akhirnya Prince hanya bisa menghela napas pasrah. Ia tidak bisa membantah ucapan Deluna.

"Lucas ayo masuk," ujar Deluna sembari membukakan pintu belakang mobil untuk Lucas.

Setelahnya Deluna melajukan mobilnya meninggalkan area parkir rumah sakit. "Ibu, aku ingin membeli es krim apa boleh?" ucap Lucas sembari menatap Ibunya dari belakang.

"Tapi hanya satu saja ya?"

"Tapi, Lucas ingin membeli dua Ibu," rengek Lucas dengan menatap ke arah Prince yang juga tengah menatapnya.

"Beli satu atau tidak sama sekali," tegas Deluna.

"Ayah," panggil Lucas meminta bantuan sang Ayah.

Prince yang mendengar itu menggeleng pelan. Dirinya juga tidak bisa membantah omongan Deluna.

"Lucas, jika kau memakan begitu banyak es krim kau akan terkena flu dan batuk seperti Ayahmu. Apa kau mau?" Suara Deluna membuat Lucas kembali menatap Deluna yang masih fokus terhadap jalanan.

Lucas menghela napas pasrah, "yasudah. Aku ingin satu es krim saja," katanya dengan suara lemah.

Deluna tersenyum puas mendengarnya. Ia mencari-cari supermarket untuk membeli es krim untuk Lucas dan sekalian membeli kebutuhan yang lainnya.

This Our Destiny (Repost)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang