12.🦋

10.9K 994 17
                                    

"Dia tidak akan pernah berhenti mendekati kita, Ibu," lirih Lucas sembari matanya melirik sosok Agus yang sudah mulai mengecil karena mobil sudah melaju.

Kening Deluna mengerut samar, ia menoleh sedikit ke arah Lucas dan kembali menatap depan. "Hm? Kau berbicara sesuatu?" tanya Deluna karena dirinya samar-samar mendengar suara Lucas, tapi sangat-sangat tidak jelas.

Lucas menggeleng, "tidak. Mungkin Ibu salah mendengar," jawab Lucas sembari menyenderkan kepalanya di kaca jendela mobil.

"Ah, sepertinya begitu." Deluna mengangguk-angguk kepala menyetujui.

Mobil Deluna berhenti di halaman rumahnya dengan sempurna. Ia turun terlebih dahulu dan menuju pintu samping mobilnya. Dibukanya pintu mobil dan segera menggendong tubuh Lucas. Tak lupa ia juga membawa tas Lucas dan disampirkan di bahu sebelah kirinya.

"Ganti baju terus kembali lagi ke sini untuk makan, oke?" ujar Deluna setelah menurunkan tubuh Lucas.

Lucas lagi-lagi mengangguk patuh, "baik. Lucas ke atas," izinnya dan pergi menuju kamarnya setelah Deluna menjawab dengan anggukan kepala.

Setelah memastikan Lucas agar pergi ke kamarnya. Deluna berjalan menuju dapur untuk memasak sesuatu untuk dimakan pria kecilnya itu. Di sana juga sudah ada bibi Jang, dan juga bibi Yuan.

"Halo bibi Yuan, dan bibi Jang," sapa Deluna dan bergabung bersama dengan mereka berdua.

"Halo juga Nyonya, anda mengagetkan kami Nyonya," jawab bibi Yuan dan bibi Jang secara bersamaan.

"Haha, maafkan aku bibi. Kalian berdua kompak sekali," ucapnya dengan diselingi tawa.

"Tentu saja," bangga bibi Jang dan bibi Yuan lalu keduanya mengedipkan mata satu sama lain.

"Bibi apa bahan makanan di kulkas masih lengkap?" tanya Deluna sembari menoleh ke arah bibi Jang. Ia tengah sibuk menggulung lengan bajunya.

Bibi Jang menggeleng, "tidak Nyonya. Tadi bibi berencana untuk membeli bahan-bahan yang habis, tapi akhirnya bibi lupa membelinya," ujar bibi Jang dengan menggaruk kepala bagian belakangnya.

"Ya, tidak apa. Sepertinya kita hanya akan memasak dengan bahan yang ada saja. Tolong nanti salah satu dari kalian ikut denganku untuk berbelanja," kata Deluna sembari berjalan menuju kulkas dan mengeluarkan bahan-bahan yang masih tersisa.

"Baik Nyonya," balas bibi Jang dan bibi Yuan dengan kompak.

Deluna memasak dengan dibantu bibi Jang dan bibi Yuan. Mereka hanya membantu memotong sayuran, ayam, dan mencuci, selebihnya Deluna yang mengerjakan.

"Selesai!" pekik Deluna dengan bahagia, ia menyeka keningnya yang dipenuhi keringat.

"Ibu!" panggil Lucas.

Deluna menoleh, ia tersenyum lebar melihat Lucas yang datang ke arahnya dengan baju yang sudah diganti. "Ayo kita makan," kata Deluna.

Deluna membantu Lucas untuk duduk di kursi meja makan. Ia menoleh ke arah bibi Jang dan bibi Yuan. "Para bibi ayo kita makan bersama," perintah Deluna.

Tak membantah, mereka berdua segera duduk di kursi yang berhadapan dengan Deluna dan Lucas. "Kau ingin makan apa, Lucas?" tanya Deluna.

"Aku ingin makan semuanya!" ujar Lucas dengan bersemangat. Masakan Ibunya tidak tertandingi, jadi makanan apa saja yang Ibunya masak dirinya selalu suka.

"Baiklah, baiklah." Deluna memasukkan satu persatu masakannya ke dalam piring milik Lucas. "Ini dia, ingat habiskan," peringat Deluna.

Deluna dengan Lucas makan dengan sesekali diselingi candaan. Bibi Yuan dan bibi Jang saling pandang kemudian tersenyum penuh kebahagiaan.

This Our Destiny (Repost)Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt