Dua puluh tujuh

149 29 51
                                    

Perayaan kecil-kecilan yang Reno bicarakan tadi pagi, mungkin tidak akan ada mobil berjejer rapi di depan rumahnya, mungkin tidak akan ada sanak saudara berkumpul di rumahnya seperti orang mengantre minyak, dan juga tidak akan ada makanan perasmanan di teras rumahnya

Acara yang diselenggarakan Yura hari ini benar-benar tidak seperti pikiran Sean dan Reno. Acaranya seperti sudah lama dipersiapkan Yura matang-matang, padahal baru saja kemarin malam si Nyonya rumah kembali.

Sean melangkah memasuki rumahnya, dengan senyum mengembang serta anggukkan kepala, ia balas menyapa setiap keluarga dari pihak ibunya yang tidak ia kenal.

Pelukan seperti orang yang sudah lama tidak berjumpa diterima Sean begitu ia berdiri di depan ibunya yang semakin cantik dengan dress panjang berwarna biru.

Pelukan seperti orang yang sudah lama tidak berjumpa diterima Sean begitu ia berdiri di depan ibunya yang semakin cantik dengan dress panjang berwarna biru

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Sean menyadari satu hal begitu pelukan itu dilepaskan. Senyum ibunya berbeda dari sebelum-sebelumnya yang tampak terluka dan penuh kepalsuan.

Tuhan... tolong izinin kami bahagia selamanya. Tak putus-putus Sean berdoa dalam hatinya, berharap badai di masa lalu tak akan pernah kembali lagi.

Sean juga berharap, hari esok masih sama seperti hari ini. Tidak ada beban pikiran, rasa iri saat melihat orang lain bersama keluarganya.

Bukan harta berlimpah, hidup seperti sosialita atau yang lebih sering disebut crazy rich yang ia dambakan di dunia. Akan tetapi keutuhan keluarga, itu saja.

Sean menoleh ke kanan, ia baru saja ingat jika ada seseorang yang harus ia kenalkan sebagai teman barunya. Dan ini kali kedua ia mengenalkan teman perempuan pada ibunya. Oh sungguh, ia merasa malu karena temannya bisa dihitung dengan jari.

Jeslyn mengulurkan tangan, memperkenalkan dirinya dengan bibir tertarik membentuk senyum.

Respon ibu Sean sangat baik, ia meminta Sean mengganti pakaian sementara dirinya mengantar Jeslyn mengambil makanan dan mengenalkan pada Reno.

Yura harus pamerkan gadis cantik dan terlihat anak baik itu pada Reno yang tadi malam mengeluh, karena Sean tidak pernah membawa teman ke rumah.

Sean mencari-cari keberadaan Jeslyn dan juga ibunya di mana-mana saat dia sudah mengganti pakaian. Lebih dua kali ia hampiri tempat di mana  mereka berpisah, tetapi tidak menemukan keduanya. Keduanya seolah bermain petak umpet tanpa memberitahunya.

Satu tepukan mendarat di bahunya. Lalu tangan kurus itu merangkulnya menuju tempat yang tidak terjamah oleh keluarga besarnya.

"Om ngapain bawa aku ke sini?"

"Kamu kayak anak kecil lagi kehilangan orangtua. Kamu mau cari Mama, kan?"

MomWhere stories live. Discover now