FIFTY-EIGHT(final chapter)

115 5 0
                                    

___________________________________________________________________________

Matheo

Suara kertas yang mengisi kantong plastik hitam menjadi alunan musik di telingaku. Tidak ada yang seperti menyerang rumah musuh mu dan mengambil semua uang mereka kan? Aku pasti akan menggunakan uang ekstra ini dengan baik...

"Apakah itu semua?" Kudengar Luca bertanya pada Damien saat dia memasukkan sekantong besar uang terakhir ke dalam van. Kami mengambil kembali amunisi, senjata, mobil, dan uang sebanyak mungkin.

"Itu saja." Damien mengangguk.

Kami menemukan Luca dan Liam keduanya duduk di ruang bawah tanah yang sama denganku. Dengan cederanya Liam, aku segera mengirimnya kembali ke rumah. Dokter tahu dia dalam kondisi buruk, dia harus merawatnya di sana. Aku ingin mengirim Jonathan juga tetapi dia menolak. Dia ingin tinggal bersama putrinya.

Aku mengangkat mataku, melihat sekeliling properti besar. Aku membiarkan mataku tertuju pada Jesslyn yang sedang duduk di bagasi salah satu mobil SUV. Dia terbungkus dalam beberapa pakaian yang kami temukan di dalam perkebunan. Topi, sarung tangan, kaus kaki berbulu, dan semuanya. Dia membutuhkan kehangatan sebanyak yang dia bisa dapatkan saat ini. Ketika mata hazelnya bertemu dengan mata ku sendiri, aku mendapati diri ku berjalan ke arah mereka, hampir seolah-olah aku sedang kesurupan.

"Kapan kita akan berangkat?" Jesslyn bertanya padaku saat aku duduk di sebelahnya. Aku melingkarkan satu lengan di sekelilingnya sementara dia menyandarkan kepalanya di bahuku.

"Beberapa menit." Aku mencium bibirnya dengan lembut.

"Aku senang ini semua sudah berakhir.." Dia menghela nafas. Nada suaranya hampir hilang terdengar.

"Gerakan mengungkap kekerasan seksual demi menghapuskannya." Aku setuju.

"Apakah kamu tahu apa yang terjadi pada Maggie dan Liliana?" Dia bertanya entah dari mana.

Perlahan aku mengangguk, "Mereka tidak terluka. Mereka bersembunyi di hutan seperti yang kamu lakukan. Orang-orangku baru saja menjemput mereka sekarang. Itu sebabnya Juan dan Pedro pergi."

"Oh terima kasih Tuhan." Dia bernapas.

"Babygirl... Semuanya baik-baik saja." Aku menggerakkan ibu jariku di pipinya.

"Bos!" Luca memanggil.

Kepalaku tersentak ke arahnya. Aku melihat ke atas apa yang dilakukan orang-orang itu, mereka semua sedang memuat ke dalam mobil.

"Ayo pergi." kataku dengan lantang. Aku melompat keluar dari bagasi mobil. Jesslyn membiarkan aku membantunya keluar dari bagasi juga sebelum dia berjalan di sekitar mobil dan masuk ke kursi belakang. Aku melompat ke kursi pengemudi, matahari baru saja terbit di atas puncak gunung. Mataku terasa berat, begitu juga tubuhku.

Aku butuh tidur. Aku butuh makanan sialan. Aku hanya perlu sialan segalanya.

"Mari kita pulang." Aku menyalakan mobil di lampu depan ku yang hampir menyilaukan saat aku memimpin mobil-mobil lain keluar dari perkebunan Prancis.

_________________________

Jesslyn



"Mmm." Aku mengerang sambil merentangkan tanganku di atas kepalaku. Aku bisa merasakan cahaya hangat ini menyinari wajahku. Perlahan kubuka mataku, mengerjap beberapa kali untuk menghilangkan pandangan kaburku. Mataku dengan cepat bertemu dengan sepasang mata yang seperti bumi dan lautan...

"Selamat pagi." Matheo tersenyum padaku.

"Selamat pagi." Aku bergema. Aku melihat ke bawah untuk apa yang dia kenakan. Celana olahraga abu-abu dan tank top, rambutnya sangat berantakan. Matanya sedikit bengkak dan sembab, beberapa torehan dan luka di sana-sini di sekujur tubuhnya...

SR. RAEKENWhere stories live. Discover now