THREE

311 14 0
                                    

Jesslyn

Jesslyn?

Apa yang terjadi, bagaimana caranya? Kenapa orang-orang itu ada di rumahku? Apakah tubuhnya tetap tergeletak atas di tanah? tak bernyawa dan tak bergerak.

Jesslyn?

Dan mengapa orang itu tidak mau berhenti berbicara denganku? Di mana Vabia? apakah dia aman? Apakah orang tuaku mendengar berita tentang Nolan? Nolan.....

Air mata mataku terus menetes sekali lagi memikirkan kakak tertuaku, hanya dia sahabat terbaik ku....

Sekarang aku tidak punya siapa-siapa...

Jesslyn?

Siapa yang berbicara denganku? Aku tidak ingin berbicara dengan siapa pun sekarang. Aku ingin kembali, kembali ke rumah dan melihat kakakku Nolan. Entah melihat bagaimana dia akan bangun dari tanah dan meletakkan ku di dadanya untuk memberiku salah satu pelukan beruangnya yang menjengkelkan itu. Aku tidak bisa menahan diriku lebih lama lagi, aku mulai bergetar tak terkendali, menangis, dan menangis.

"D-di-dia mati!" Aku berteriak.

"Jesslyn?" Suara Matheo menenangkanku, meskipun aku membenci suaranya lebih dari apapun sekarang. Dia menghelakan nafasnya, tangannya mengusap rambutku, menatapku,dan dia tidak yakin harus berbuat apa.

"Apa yang akan kita lakukan dengannya?" Damien bergumam pada Matheo

Aku bahkan tidak menyadari keberadaan kami sampai sekarang, diantah berantah, di hutan. Kedua mobil itu hancur dan rusak dan terparkir di kedua sisi kami. Badai sudah berhenti dan tanganku masih berdarah dari insidenku.

"Aku tidak tahu." Matheo menggigil. Dia dengan kasar membuka kancing kemejanya karena frustrasi.

"Mungkin kita harus memberikannya pada Lila-" Damien memulai berbicara tapi dipotong oleh Matheo.

Matheo menggeram, "Aku tidak akan memberikan gadis yang tidak bersalah ini pada pelacur kotor itu! Aku tidak akan menghancurkan hidupnya damien. "

"Inilah mengapa kau belum mengambil alih bisnis keluarganya! Kau lemah!" Damien menatap wajah Matheo yang menjulang diatasnya.

"Tutup mulutmu!" Matheo berteriak kembali pada damien. "Jika aku sangat lemah, lalu mengapa papa menyerahkan jabatannya padaku, hehhh?!"

Damien kehilangan kata-kata, Matheo memberikan damien tatapan yang membunuh sebelum berbalik dan melihatku, aku langsung berbalik dan aku merasa takut padanya.

Tiba-tiba, lengan bawahku ditarik oleh matheo dan dia menyeretku kembali ke dalam mobil, dia mendudukkanku di kursi belakang. Dia mengulurkan tangannya padaku dan aku melompat sedikit karena sentuhannya, dia mengabaikan reaksiku dan mengeluarkan pertolongan pertamanya. Dia mengobati tanganku sebaik mungkin sebelum mengambil suntikan.

Jarumnya sangat besar.

"A-apaa y-yang akan kau lakukan?" Aku hampir tidak berhasil mengeluarkan kata-kata.

Dia tidak menjawabku, dia hanya menarik beberapa sarung tangan karet hitam sebelum menatapku, tidak ada emosi di matanya.

"Ini akan terasa sakit." Hanya itu yang dia dikatakannya sebelum mendorong jarum besar itu ke leherku. Aku berteriak kesakitan dan dia menyandarkanku di kursi.

Matheo berkata. "Sweet Dreams..."

Kemudian tidak ada apa pun kecuali kegelapan.

___________________________________________________

Matheo

"Papa!" Aku berteriak ketika aku masuk ke dalam mansion ayahku. Di sinilah setiap orang yang berada dalam bisnis keluargaku yang tetap di sebagian besar waktu. Kita semua memiliki tempat kita sendiri, tetapi lebih baik untuk tetap dekat terutama karena alasan keamanan.

SR. RAEKENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang