Meet you again

2.9K 583 148
                                    

Akhirnya!

Jungkook keluar dari ruangan dosen pembimbingnya dengan senyuman lebar. Kalau saja tidak ingat sedang berada di lingkungan kampus, mungkin ia sudah melompat kegirangan sejak tadi.

"Wow, lebar sekali senyumanmu," tegur Jihoon yang datang menghampirinya.

"Tentu saja, judul skripsiku di terima dan aku sudah mulai bisa menggarapnya minggu ini."

"Ah! Irinya! Aku juga ingin~" Jihoon merajuk dan bergelayut di lengan Jungkook.

"Makanya jangan bermain terus dan hadiri setiap kelas. Punya hobby kok mengulang mata kuliah," dengus Jungkook.

Jihoon mendesis dan menatap Jungkook kesal, "Kook, kalau kata-kata bisa membunuh. Aku sudah mati sejak awal kita bertemu! Kejam sekali, sih!"

"Yeah, sayangnya tidak begitu."

"Yak! Apa maksudnya itu? Kau berniat membunuhku?" Jihoon memekik dengan pelotototan tak percaya. Sementara Jungkook hanya melirik dengan senyuman miring.

"Ah, aku lapar~" gumam Jungkook yang langsung berjalan menuju kantin meninggalkan Jihoon yang masih melongo.

"Aish! Si brengsek itu! Untung aku menyayangimu!" pekik Jihoon gemas tapi ia menyusul Jungkook dengan cepat, "Tunggu aku!"
.

.

.

Di kantin kampus.

Jungkook mengernyit heran melihat keadaan kantin yang ramai hari ini. Biasanya memang ramai tetapi tidak pernah seramai ini, bahkan ia melihat beberapa wajah-wajah asing yang rasanya bukan berasal dari jurusannya.

"Ada acara kampus, ya? Kok aku melihat banyak wajah-wajah asing?" tanya Jungkook.

Jihoon yang sedang menyeruput ramyeonnya mendongak dengan mulut penuh, "Kau tidak tahu?"

"Tentang apa?"

"Akan ada seminar yang diselanggarakan oleh perusahaan King.Corp dan langsung disampaikan oleh direkturnya sendiri," jelas Jihoon.

"King.Corp?"

"Jangan bilang kau tidak tahu," tebak Jihoon dengan raut wajah datar.

Jungkook berdehem dan menggaruk pipinya pelan. Jujur, ia memang tidak tahu karena kesehariannya sibuk dengan kuliah dan bekerja. Mana sempat menonton berita atau masalah-masalah sosial yang di alami masyarakat saat ini.

"Ya Tuhan! Aku tahu kau orang yang cuek tapi setidaknya nontonlah berita, Jungkook!"

"Menonton berita takkan membuatku menghasilkan uang," sergah Jungkook.

Nah, mulai lagi otak realistisnya. Kalau sudah begini, Jihoon jadi malas berdebat karena ia yang akan kalah telak. Otak Jungkook terlalu berfikir rasional dan realistis sampai-sampai Jihoon yakin tidak akan ada orang yang mampu menipu anak itu.

"Terserah, pokoknya kau juga ikut."

"Aku pass. Lebih baik mencari materi tambahan untuk skripsiku saja," tolak Jungkook.

"Sudah kuduga kau tidak melihat grup angkatan," kekeh Jihoon sembari membuka grup angkatan mereka di ponselnya. Kemudian ia menunjukkan pesan chat dari ketua angkatan mereka.

Ini sebagai tambahan nilai, jadi semua harus ikut. Tidak menerima alasan apapun kecuali sakit dan ada bukti sakitnya. Terutama Jeon Jungkook harus wajib hadir atau aku akan melapor pada dospemmu agar skripsimu ditunda. Sekian.

Fuck!

Saking seringnya Jungkook tidak mengikuti kegiatan kampus, ia sampai di tandai oleh ketua angkatan. Bukan tidak mau tetapi Jungkook hanya memprioritaskan yang lebih penting yaitu bekerja.

I Hate Those Kind of Things, but I Love You, Sir!Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt