So Annoying! But, I like it!

2.7K 450 44
                                    

"Dasar anak tidak tahu di untung! Menyesal aku punya anak sepertimu!" pria itu berteriak kuat sembari mengangkat tangannya untuk melayangkan pukulan. Namun, seorang wanita dengan cepat menjadi pelindung untuk sang buah hati.

PLAK!

"Ibu!"

"Hentikan! Hiks! Jangan sakiti anakku!" wanita itu balas berteriak sembari memeluk tubuh puteranya. Mencoba menahan sakit di wajah akibat tamparan kuat suaminya sendiri.

"Menyingkir kau! Kau sama saja dengan anak sialan itu! Tidak tahu terima kasih! Tidak berguna! Kau ingin ku hajar lagi, hah?!"

"Aku tak perduli! Hiks! Pukul aku! Bunuh sekalian! Tapi jangan sentuh anakku, brengsek kau!"

Pria itu semakin emosi dan gelap mata, ia mengambil tongkat golf miliknya di ujung ruangan dan berjalan ke arah mereka dengan cepat.

"Ayah! Hentikan! Jangan pukul ibu lagi! Ayah!"

"Kalian tidak berguna! Tidak tahu diri! Mati saja kalian!" teriaknya lalu mengangkat stik golfnya tinggi-tinggi. Melihat hal itu sang anak langsung melepas pelukan ibunya dan balik memeluk menjadikan tubuhnya sebagai tameng.

Mereka ketakutan.

Terlalu takut hanya untuk sekedar berlari keluar mencari pertolongan. Tak ada yang bisa di lakukan selain pasrah menerima rasa sakit itu.

"Wow! Pose yang bagus. Bisa geser sedikit? Videonya kurang pencahayaan karena tubuh tuamu menutupi cahaya lampu," sebuah suara terdengar tiba-tiba.

Mereka menoleh kaget dan mendapati seorang pria dengan kulit pucat juga raut wajah datar sedang memegang ponsel untuk merekam.

"K-kau!"

"Yo-Yoongi hyung?"

Park Yoongi— si sulung dari keluarga Park yang telah di usir beberapa tahun lalu dari rumah itu hanya berdiri sembari menyenderkan tubuhnya di dinding. Ia mendongak dan menghentikan videonya barusan lalu seperti sedang mengetik sesuatu sebelum menyimpan ponselnya kembali. Ia melihat ke arah ibu dan adiknya yang dalam keadaan babak belur sebelum kembali melihat ke arah pria di depannya.

"Hai Ayah, kau nampak tua dan berantakan," sapanya tanpa senyuman.

Si pria mendesis marah, "Berani sekali kau kembali ke rumah ini, sialan!"

"Jangan salah paham. Aku kembali bukan karena aku ingin, aku juga tak sudi menginjakkan kaki di rumah yang juga di tempati oleh orang lain selain kami,"

"Apa maksudmu?"

Yoongi terkekeh, "Ayah, apa kau pikir selama ini kami tidak tahu soal perselingkuhanmu? Saat ibu tidak di rumah kau selalu membawa wanita lain dan bercinta di sofa itu hingga sore," ucap Yoongi santai dengan senyuman miring di wajahnya.

"Ka-kau...ba-bagaimana-"

"Tidak penting bagaimana aku tahu. Tapi, aku tidak mengatakan apapun meski kau mengusirku dari rumah beberapa tahun lalu karena permintaan ibu. Aku tidak mengerti kenapa ibu masih bertahan dengan pria brengsek sepertimu. Setidaknya sekarang ibu sadar dan aku senang."

"A-apa?"

"A-aku ingin cerai," sang ibu membuka suara tiba-tiba. Dengan tubuh bergetar juga dipenuhi luka lebam yang lama atau pun baru, ia berdiri. Mencoba menghadapi suaminya meski rasa takut itu begitu dominan dan menggerogoti jiwanya.

"Kau apa? Cerai? Hah! Jangan membuatku tertawa, wanita sialan! Bisa apa kau tanpa aku?! Kau pikir kau bisa hidup di rumah mewah dan memakan semua makanan mewah itu jika bukan karena aku?! Kau bukan apa-apa tanpa harta yang kuberi, brengsek!"

I Hate Those Kind of Things, but I Love You, Sir!Where stories live. Discover now