What's the point?

2.5K 467 83
                                    

Seperti hari biasanya, Jungkook bekerja siang hari di restoran lalu malam harinya ia akan menjaga mini market didepan gang masuk kosannya. Tidak ada yang berubah, tidak ada yang berbeda atau bahkan menarik perhatiannya.

Dan Taehyung tidak menghubunginya setelah hari itu. Jika di hitung ini sudah seminggu lamanya, tapi Jungkook tidak berniat untuk menghubungi atau bahkan sekedar berbasa-basi. Toh, Taehyung yang membutuhkannya bukan sebaliknya. Kalau kontrak mereka masih berlaku maka pria itu akan mendatanginya atau mungkin menghubunginya. Intinya semua terserah Taehyung, Jungkook tak ingin ambil pusing ikut memikirkan hal itu.

Hari ini restoran tempatnya bekerja tutup lebih cepat dari biasanya. Sang pemilik akan merayakan hari pernikahannya bersama istri tercinta, jadi ia menutup lebih cepat dan membiarkan para karyawannya libur hingga lusa.

"Jungkook, mau ikut?" tawar Yoochun—salah satu teman kerjanya di restoran.

"Kemana?" Jungkook balik bertanya sembari bersiap untuk pulang.

"Kami akan minum sebelum pulang."

"Eyy! Jungkook tak mungkin mau ikut. Tahu sendiri kan anak itu terlalu sayang dengan waktu juga uangnya," sambung rekannya yang lain dengan kekehan. Terlalu hafal dengan Jungkook yang susah sekali diajak makan malam bersama atau hanya sekedar bersenang-senang.

Yoochun mendengus, "Aku tahu. Tapi tak ada salahnya mengajak, mungkin saja kali ini Jungkook akan—"

"Aku ikut," jawab Jungkook tiba-tiba.

"Eeh?!" Yoochun memekik kaget bersama temannya. Mereka berdua langsung kompak menatap Jungkook yang malah santai memasukkan barang-barangnya ke dalam ransel.

Merasa di perhatikan, anak itu menoleh dengan sebelah alis naik, "Apa?"

"Ti-tidak, kok. Tapi, kau serius?" tanya Yoochun memastikan lagi.

Jungkook mengangguk, "Ya. Aku sedang jenuh karena skripsiku. Kupikir tak ada salahnya sedikit melepas stress."

"Woaahh! Begitu dong! Karena hari ini kau ikut, aku yang akan membayarkan untukmu!" pekik Yoochun senang sembari merangkul pundak anak itu.

"Yang benar?"

"Yup, asal panggil aku hyung-nim!"

"Ye, hyung-nim," ucap Jungkook cepat sembari membungkuk sopan.

"Aw!! Uri Jungkook manis sekali!"

"Hyung-nim! Aku jugaa!" temannya yang lain menyahut dengan tak tahu malunya. Membuat Yoochun hanya tertawa lalu menatapnya datar.

"Ini khusus Jungkook. Ayo temanku!" pekiknya semangat sembari menyeret Jungkook pergi meninggalkan temannya yang lain protes tak terima dibelakangnya.

Keberadaan Jungkook cukup membuat rekan kerjanya yang lain kaget, karena seberapa seringnya anak itu di ajak Jungkook akan menolak dengan alasan membuang-buang waktu juga uang. Namun, melihat anak itu duduk bersama mereka sembari meminum satu botol soju sendirian tanpa kesulitan membuat mereka jadi menatapnya heran.

Yoochun yang tadinya mengajak saling melirik bersama lima rekan lainnya yang ikut. Berfikir mungkin Jungkook ada masalah karena anak itu terasa berbeda. Sebagai yang lebih tua dari lainnya, Yoochun berinisiatif untuk bertanya.

"Hei, Jungkook. Kau baik?"

Jungkook menoleh setelah meneguk segelas soju dan mengangguk, "Ya, kenapa bertanya?"

"Um, tidak ada. Hanya tumben saja kau mau ikut."

"Sudah kubilang aku sedang jenuh dengan skripsiku, hyung."

Rekan kerjanya yang lain saling melirik sebelum mengendikan bahu cuek, kembali menikmati minuman dan makanan mereka tanpa bertanya lebih lanjut lagi.

Mereka menghabiskan waktu hingga waktunya Jungkook untuk bekerja di mini market.

I Hate Those Kind of Things, but I Love You, Sir!Where stories live. Discover now