He is Crazy!

3.3K 541 136
                                    

Seperti hari biasanya yang membosankan dan hanya begitu-begitu saja, Jungkook tengah mengerjakan skripsinya di perpustakaan. Kali ini ia ditemani oleh Jihoon karena Jaehyun sedang mengikuti kelas lainnya. Jika Jungkook terlihat begitu serius menatap layar laptopnya, maka Jihoon terlihat serius menatap komik bergenre BL di tangannya. Sedari tadi anak itu terkekeh sendirian atau bahkan memekik pelan dengan wajah memerah. Untung saja penjaganya sedang tidak ada, jika tidak mungkin mereka sudah akan di usir karena mengganggu sekelilingnya.

"Bukankah kau bilang mau mengerjakan tugasmu?" tanya Jungkook pada akhirnya.

Jihoon hanya meliriknya sekilas dan kembali fokus pada bacaannya, "Aku habiskan yang ini dulu," jawabnya.

"Kau bilang begitu sejak satu jam yang lalu, Jihoon. Itu buku ke-5 yang kau baca," ucap Jungkook jengah.

"Oh, benarkah? Aku tidak sadar. Tapi, cerita ini sungguh bagus, Kook! Kau harus baca!" Jihoon memekik tertahan, benar-benar menahan suaranya agar tidak berteriak.

"Dari pada memakai waktuku untuk melakukan hal tidak berguna, lebih baik aku menyelesaikan skripsiku. Kau juga jika saja kau selesaikan tugasmu, kau mungkin bisa lebih santai saat ini."

Ucapan tajam Jungkook membuat Jihoon meringis, ia menatap Jungkook kesal tapi tak bisa membantah karena semua yang di ucapkan itu benar. Jungkook itu tipe manusia yang takkan pernah sudi membuang-buang waktunya untuk melakukan sesuatu yang menurutnya tidak penting atau tidak menghasilkan.

Contoh kecil, saat weekend kebanyakan mahasiswa akan memakai waktunya untuk bersenang-senang atau merilekskan diri sehabis mengerjakan tugas, maka Jungkook tidak begitu. Anak itu lebih memilih bekerja dari pagi hingga malam untuk menghasilkan uang. Jungkook hanya akan benar-benar istirahat jika memang tubuhnya sudah sampai batas limit dan membuatnya sakit parah.

Sangat berbanding terbalik dengan Jihoon yang punya hobby mengerjakan tugas di menit terakhir pengumpulan. Atau ia akan membayar seseorang untuk mengerjakan tugasnya. Motto Jihoon adalah kenapa harus sekarang kalau bisa nanti, kenapa harus dirinya kalau bisa orang lain yang melakukannya.

Intinya Jihoon itu terlalu santai dan berantakan sedangkan Jungkook terlalu disiplin dan teratur. Mereka bagai minyak dan air yang sulit di satukan. Namun, anehnya keduanya malah akrab dan menjadi sahabat dekat seperti saat ini.

"Iya, iya aku kerjakan sekarang. Berhenti memelototiku, dong!" dengus Jihoon yang langsung menyimpan komiknya dan mulai mengerjakan tugas kuliahnya.

Selama dua jam lebih mereka sibuk dengan tugas masing-masing sebelum memutuskan untuk istirahat makan siang jika saja Jihoon tidak terus merengek lapar.

"Perutku benar-benar kosong, kook. Kau tega sekali~ kalau aku mati kelaparan bagaimana?" protes Jihoon.

"Kau takkan mati hanya karena tidak makan siang, Jihoon," dengus Jungkook malas. Sedangkan Jihoon sudah cemberut sendiri.

Mereka sedang berjalan keluar dari perpusatakaan ketika melihat seorang pria yang menggunakan kacamata hitam sedang menyender di motor ducati berwarna hitam dengan gaya angkuh.

Suasana ini agak familiar karena kehadiran pria itu membuat para mahasiswi mengerumuninya bagai semut. Sama ketika Taehyung melakukannya saat itu.

Ada yang aneh.

"Woah! Tampan sekali! Ayo kita kesana dan lihat!" ajak Jihoon semangat.

Kening Jungkook mengerut bingung, "Memang kau sudah lihat wajahnya sampai heboh begitu?"

"Tak perlu lihat wajahnya aku sudah tahu dari auranya, Kook! Percaya padaku! Pria itu tampan!"

Jungkook hanya mengangguk tidak tertarik dan akan pergi sebelum lagi-lagi Jihoon menahan tangannya cepat.

I Hate Those Kind of Things, but I Love You, Sir!Where stories live. Discover now