So, this is how it feels?

3.1K 554 81
                                    

Jungkook menatap ponsel keluaran terbaru miliknya yang tergeletak di atas meja makan. Ia tak menyangka Taehyung benar-benar menyuruh seseorang memberikan benda ini padanya. Jika dibandingkan dengan ponsel lamanya yang retak dan penuh dengan goresan, ponsel yang baru terlihat lebih elegan dan berkelas. Hanya dari ponsel saja sudah menunjukkan kasta seseorang. Padahal kalau bisa di bilang, Jungkook tidak miskin-miskin juga, sih. Berkat beasiswa full yang diterimanya, ia bisa menabung juga memakan makanan sehat dan lumayan bergizi setiap hari. Kalau ia mau pun, Jungkook bisa membeli daging sapi kualitas premium setiap bulannya. Tapi ia memilih untuk menghemat saja. Kos-kosan tempat tinggalnya pun tidak bisa dikategorikan reyot atau jelek, mungkin masih berada di level pertengahan.

Namun, ketika bertemu dengan Taehyung, Jungkook langsung merasa sangat miskin. Aura konglomerat pria itu terlalu mendominasi hingga membuat jiwa-jiwa miskinnya bergetar.

Terlalu sibuk dengan pikirannya, ia kaget ketika ponsel baru itu berdering dan menunjukkan nama kontak "Honey❤️"

Jungkook refleks membuat ekspresi jijik hingga seluruh tubuhnya merinding hanya dengan membaca nama kontak itu saja.

Apa Taehyung gila?

Maka ia menggeser ikon hijaunya dan langsung menempelkan benda itu ke telinganya.

"Tidak ada aturan yang mengatakan aku tak boleh mengganti nama kontakmu, kan?" ucap Jungkook cepat sebelum Taehyung sempat mengatakan apapun.

"Yak! Setidaknya sapa aku dulu! Lalu kenapa dengan nama kontaknya? Kita sepasang kekasih, kau lupa?" sergah Taehyung.

"Jangan buat aku menyesali keputusan kerjasama kita, Taehyung-ssi."

"Entah ini hanya perasaanku saja, tapi aku bisa membayangkan raut wajahmu saat ini," desis Taehyung dari seberang sana.

"Setidaknya kau paham," balas Jungkook dengan senyuman lebar.

"Kau terlalu jujur dan itu membuatku kesal."

"Bukankah ini hanya kontrak? Tenang saja, aku akan bersikap seperti kekasihmu jika di butuhkan. Tetapi saat ini, kita bukan siapa-siapa," tegas Jungkook dengan nada santai.

Bisa ia dengar Taehyung mendesis diseberang sana, "Aku tahu. Ya sudah, aku menelpon hanya untuk memastikan apakah ponselnya sudah di tanganmu atau belum. Aku tutup."

Belum sempat Jungkook menjawab, Taehyung sudah mematikan sambungannya. Anak itu hanya mendengus dan meletakkan ponselnya di atas meja. Lalu ia berdiri dan membuka pakaiannya untuk mandi, ia sudah menyelesaikan tahap awal membuat skripsinya jadi Jungkook ingin bersantai sejenak.

Ia baru saja keluar dari kamar mandi dengan handuk melingkar di pinggulnya ketika bel pintu kosnya terdengar. Ia berjalan santai sembari mengeringkan rambut dengan handuk kecil di kepala.

Ting..tong..

Cklek.

Jungkook membuka pintu dan mendapati seorang pemuda berbadan tinggi dengan raut wajah kaget di hadapannya. Pemuda itu memegang sebuah gelas kecil dengan canggung di sana.

"Ya?"

"A-ah..aku—"

"Oh, Jungkook! Dia temanku, aku menyuruhnya untuk meminta sedikit gula padamu jika kau tak keberatan. Aku belum sempat belanja hari ini," sebuah suara dari kamar sebelah terdengar.

Jungkook melongokkan kepalanya keluar pintu dan mendapati Choi Minho—salah satu penghuni kos juga— melihat ke arahnya dengan senyuman lebar.

"Okey,"

"Maaf merepotkanmu, Jungkook."

"Tak masalah, Minho hyung," jawabnya lalu menatap pria tadi yang masih berdiri di hadapannya dengan canggung, "Kemarikan gelasnya," ucapnya dan menerima gelas itu dari si pria.

I Hate Those Kind of Things, but I Love You, Sir!Where stories live. Discover now