21. Diamond

2.9K 177 342
                                    

Sejak berbincang dengan Do San, Cha Young benar-benar mengulik dirinya sendiri. Entah rasa kasihan, cinta atau apapun namanya tetap saja Cha Young tak ingin kehilangan sosok Vincenzo, ya. Dia sangat takut.

Cha Young sadar dirinya yang selama ini berusaha menolak perasaan itu karena sebuah kekhawatiran bahwa pada akhir nya semua orang akan meninggalkan nya, pikiran itu tak terjadi begitu saja.

Hidup seorang diri dan merasa terbuang menjadikan nya seperti itu. Dalam benak nya bagaimana dengan orang lain jika orang tua nya saja tidak menerima dirinya.

Pernah membuang pikiran itu karena seorang laki-laki yang tiba-tiba mengubah dunianya tapi nyatanya dia lah si pemberi sakit.

Sejak saat itu Cha Young selalu menyibukkan dirinya bahkan 24 jam waktu nya hampir tak mendapatkan istirahat agar kepala nya tak memutar kembali kenangan nya bersama Kang Mo.

"Jika mereka tak ingin bersama ku, tak apa. Tapi tolong. Aku butuh alasan nya untuk memperbaiki diri" Kalimat itu yang selama ini bersarang di benak nya.

Jika bukan hanya satu orang yang pergi artinya kesalahan bukan pada mereka tapi ada pada Cha Young dan wanita itu benar-benar ingin memperbaiki agar kelak ia bisa mendapatkan sebuah tempat.

"Temui orang tua mu dan tanyakan yang ingin kau ketahui, lalu pergi pada Kang Mo untuk hal yang sama. Setelahnya putuskan kau akan tinggal di mana. Tapi Cha Young-ah, Kang Mo akan membuat mu sakit dan tak akan menjadi obat untuk rasa itu" Ucap Do San lantang membela Vincenzo.

--------------------

Cha Young merasakan tangan kekar Vincenzo masih memeluk nya erat, rasanya nyaman hingga dirinya berpikir dua kali untuk membuka lebar kedua matanya.

Cha Young membalik tubuhnya agar bisa ikut memeluk laki-laki itu dan begitu lah mereka sekarang "Kau benar-benar harus mandi, Vin" Cha Young masih mencium aroma alkohol dari tubuh laki-laki itu.

"Want to join me?" Suara serak itu membuat Cha Young mendongakkan kepalanya.

"Kau sudah bangun?"

"Eumm, kau butuh penjelasan untuk ini?" Khawatir Vincenzo setelah ia mendapat kan kesadaran nya penuh.

"Aniya.. Untuk apa aku membutuhkan nya, aku istrimu" Cha Young malah mengeratkan pelukan nya dan kembali menutup mata. Harusnya Cha Young melihatnya, saat Vincenzo menahan senyumnya.

"Vin.."

"Eumm" Vincenzo memainkan rambut panjang sang istri.

"Apa kau benar-benar berpikir aku tak ingin memiliki anak?"

"Aniya, lebih tepatnya tak mengharapkan nya dariku"

"Kau gila?" Cha Young mengeratkan pelukan nya "Percayalah aku adalah orang yang paling menginginkan hal itu, karena aku hanya bisa merasakannya satu kali seumur hidupku. Paling tidak itu yang ku tau sampai dengan saat ini" Vincenzo sedikit terkejut mendengar nya, ia menarik tubuh Cha Young lebih ke atas agar bisa mendengar penjelasan lebih.

"Maksudmu?"

"Kita berbeda rhesus Vin, aku negatif dan kau positif. Dokterku selalu bilang jika aku hamil dalam perbedaan itu janin ku akan memiliki Rh positif yang diwariskan dari mu"

"Dari mana kau tau rhesus ku?"

"Bukan kah itu yang paling penting? Ku rasa dari pada menanyakan kepada orang lain tentang pekerjaan dan semacam nya lebih baik menanyakan golongan darah dan hal-hal seperti itu. Itu adalah informasi kecil yang romantis"

"Lalu apa perbedaan itu berbahaya?"

"Mereka bilang untuk kehamilan pertama biasanya berhasil walaupun butuh perhatian ekstra, tapi selanjutnya tubuh ku akan membentuk antibodi karena menganggap Rh itu adalah sesuatu yang asing mereka akan hancur di dalam sana" Mata Cha Young tampak berkaca.

SOMEWHERE TO BEGINजहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें