03 - Pacar gue kumat!

278 49 21
                                    

Hi Gais! Apa kabar kalian? Semoga sehat-sehat ya
Jangan lupa follow my instagram : @dwire.naa
Follback? DM aja! Ngga usah sungkan, nanti di follback kok. Nambah teman kan enak bestie :)

Ok! Budayakan sebelum atau sesudah membaca itu pencet bintangnya yaaa. Kalo bisa sih sama komen sekalian mwehehe💅

••••••••
HAPPY READING
••••••••

Setelah puas berbincang dengan Geana, Bagaskara masuk ke dalam kamarnya. Ia meletakkan handphone Dita di atas nakas. Kemudian cowok itu menyambar handuk yang berada di gantungan dan ia sampirkan di pundaknya. Ia berjalan menuju kamar mandi untuk membersihkan diri karena badannya terasa lengket.

Cowok itu menyalakan shower. Membiarkan rambutnya basah karena air tersebut. Ia melanjutkan aktivitas mandi dengan tenang. Selesai membersihkan badannya, ia pun menyambar handuk di gantungan belakang pintu.

Selesai mandi, ia pun berganti pakaian dengan pakaian santai. Laki-laki itu merebahkan tubuhnya di atas kasur untuk menghilangkan penat. Sudah Satu jam lebih ia tiduran di kasur membuatnya bosan.

"Bosen banget gue disini" keluh Bagaskara dengan posisi yang sedang tiduran di atas kasur big size nya.

Ia pun berdiri dari tidurannya untuk mengambil kunci motor di laci. Jaket yang berada di gantungan, ia ambil dan dikenakan. Mumpung Widi sedang keluar, jadi ia akan gunakan kesempatan ini untuk bermain dengan teman-temannya.

Dita yang sedang memasak di dapur melihat putranya itu berjalan layaknya seperti maling. Wanita itu menggelengkan kepalanya. "Mau kemana kamu, Bagaskara?!" tanyanya.

DUGH!

Jidat Bagaskara terpentok almari kayu yang berada di depannya. Cowok itu mengelus-elus jidatnya yang terasa sedikit panas. Kepalanya pun merasa ada yang berdenyut hebat. "Eh a-ada Mama, eee.... A-ada nyamuk Ma." alibi Bagas sedikit gelagapan.

"Ditanya mau kemana, malah bilang ada nyamuk. Kamu ini gimana sih?! Bohong kamu pasti!" Heran Dita dengan kepala yang di geleng-gelengkan.

Bagaskara menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Ah, Mamahnya itu kenapa tau saja jika ia sedang berbohong. "Ah, Mama tau aja kalo Bagas bohong!" ucap Bagaskara.

"Masuk ke dalam. Jangan kemana-mana kalo hukuman kamu nggak mau di tambah sama Papa!"suruh Dita pada putra sematawayang nya.

"Gak! Bagas nggak mau! Bagas mau nongkrong sama temen-temen, Mah. Suntuk Bagas di rumah terus. Terserah Mamah mau ngijinin Bagas atau nggak. Yang penting, Bagas mau keluar." tolak Bagaskara mentah-mentah. Baru dua jam berada di kamar saja rasanya sangat membosankan. Apalagi sampai bertahun-tahun. Bisa gila nanti.

Dita menatap tajam anaknya. Berharap Bagas takut dan mau menuruti ucapannya. Namun, sikap keras kepala putranya tidak mungkin bisa hilang. Laki-laki itu kekeuh ingin pergi. Tidak peduli dengan teriakan yang ibu nya ciptakan.

"Dasar anak keras kelapa!" Tutur Dita sembari mengelus dada. Mempunyai anak seperti Bagaskara membuat darah nya naik. Ngidam apa dia waktu hamil.

Bi Nunik yang mendengar kalimat Juragannya salah, ia berniat untuk membetulkan. "Keras kepala kali, Nya." ralat Bi Nunik.

"Halah. Bibi sama aja. Nyebelin!" Balas Dita sembari meraup wajahnya dan masuk kedalam rumah dengan kaki yang sengaja di hentak-hentakkan.

"Kenapa jadi saya yang diomelin? Emang saya salah apa? Dasar ibu ini, kesel sama anaknya, saya yang kena imbasnya. Untung gajinya besar, coba kalo nggak, mungkin saya sudah resign." Gumam Bi Nunik beruntun.

BAGASKARA || COUPLE CRAZYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang