04 - Perkara berduaan

248 45 19
                                    

Hi Gais! Apa kabar kalian? Semoga sehat-sehat ya
Jangan lupa follow my instagram : @dwire.naa
Follback? DM aja! Ngga usah sungkan, nanti di follback kok. Nambah teman kan enak bestie :)

Ok! Budayakan sebelum atau sesudah membaca itu pencet bintangnya yaaa. Kalo bisa sih sama komen sekalian mwehehe💅

••••••••
HAPPY READING
••••••••

Cahaya matahari menerobos masuk melalui jendela kamar lelaki yang tengah tidur lelap. Kaos hitam dan celana boxer adalah outfit tidurnya hari ini. Cowok itu mengucek matanya karena terkena sinar matahari tersebut. Orangtua nya ini membuat kamar sungguh menyebalkan.

Depan kasur persis ada kaca yang ditutup gorden yang berwarna gelap. Namun, bagian tengah itu hanya ditutup dengan gorden putih transparan. Memang jika malam terlihat indah. Tapi jika pagi membuatnya ingin merobek gorden itu.

Rasa ingin pulang ke apartemen mulai masuk ke dalam hatinya. Ia sungguh bosan di rumah ini. Lebih enak tinggal di apartemen daripada di rumah orangtua nya. Tapi apa boleh buat, ini sudah menjadi keputusan dari bapak Widi.

Dengan langkah kaki yang malas, Bagaskara mulai berjalan menuju kamar mandi untuk melakukan ritual mandi pagi. Tepat hari ini adalah seminggu Bagaskara di skors. Jadi, ia harus mandi dan berangkat sekolah.

Selesai dengan ritualnya, ia pun keluar dan memakai seragam sekolahnya. Ya seperti biasa, dia menggunakan baju dengan tidak rapi. Bajunya tidak di masukkan celana dan tidak memakai dasi. Memberitahu manusia seperti Bagaskara memang harus mempunyai power kesabaran yang sangat kuat.

Bagaskara turun dari kamarnya menuju lantai satu. Ia akan berangkat menjemput Geana terlebih dahulu. Ini sudah menjadi kebiasaannya. Tapi waktu dirinya di skors, Geana berangkat sendiri ke sekolah. Sudah di tawarkan dia yang mengantar, tapi cewek itu menolak.

"Bagaskara, makan dulu!" perintah Dita namun di abaikan oleh Bagaskara. Cowok itu masih fokus memakai sepatu.

Selesai memakai sepatu, cowok itu menyambar jaket yang tadi ia letakkan di atas sofa. "Buat kalian berdua aja. Bagas mau berangkat. Udah jam 7" balasnya.

"Yasudah. Hati-hati di jalan ya" peringat Dita.

Bagaskara mengangguk dan tersenyum. Kemudian ia pun keluar rumah setelah mencium punggung tangan orangtuanya.

Butuh waktu ½ jam untuk sampai ke rumah Geana. Ini sangat lama. Jarak rumahnya ke rumah Geana sangat jauh dibandingkan dengan jarak apartemen ke rumah cewek itu. Makanya ia malas tinggal di rumah orang-tuanya.

Setelah sampai, Geana langsung naik ke atas jok motor sport berwarna hitam itu. Bagaskara mengegas motor-nya dengan kecepatan sedang. Ingin mengebut rasanya. Tapi pasti nanti cewek itu akan koar-koar.

Tidak membutuhkan waktu yang lama, mereka berdua sampai di sekolah. Tatapan siswa siswi yang berlalu di parkiran menatap tak suka ke arah Geana. Mereka iri dengan Geana yang bisa dekat dengan Bagaskara.

Sudah biasa bagi Geana mendapat tatapan seperti itu ketika berangkat sekolah. Tapi Geana tak ambil pusing. Ia tidak menanggapi itu semua. Menurut dirinya jika mengurusi hal seperti itu hanya akan membuang waktu saja.

Sampainya di depan kelas X IPA 1, mereka berdua berhenti. Bagaskara menyuruh Geana masuk ke dalam kelas. "Masuk gih, Gue ke kelas dulu" suruh Bagaskara dibalas anggukan oleh Geana.

"Nanti kalo mau pulang duluan, pulang aja. Kalo mau nunggu aku basket, ya kamu ke GOR" lanjutnya. Tidak berangkat satu minggu membuatnya rindu dengan ring basket.

BAGASKARA || COUPLE CRAZYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang