06 - Sopan dan santun

211 43 161
                                    

Hi! Budayakan sebelum atau sesudah membaca itu pencet bintangnya yaaa. Kalo bisa sih sama komen sekalian mwehehe💅

¤▪☆▪¤
HAPPY READING
¤▪☆▪¤

Kali ini Bagaskara sedang duduk di depan kelasnya bersama Marcel. Mereka berdua sedang menunggu pacarnya keluar kelas. Jika kalian mengira Cici adalah pacar Marcel, kalian salah besar. Pacarnya Marcel tentu wanita yang ehm.

Mereka menunggu sembari bermain game online. Tak dirasa ternyata Geana sudah ada di depan Bagaskara. Cewek dengan tas dipunggung sengaja menghela nafas nya lumayan dikeraskan untuk menyadarkan cowok bernama Bagaskara yang sedang bermain game online. Bagaskara yang tersadar, dengan cepat mematikan benda pipih tersebut.

Marcel yang sebentar lagi akan menang pun kesal bukan main. Laki-laki itu langsung menggeplak kepala Bagaskara dengan kencang. Akibat dari geplakan Marcel membuat kepala Bagaskara sedikit sakit. Tapi tidak sakit-sakit banget.

Tak lama kemudian, pacar Marcel datang. Mereka berdua langsung pergi meninggalkan Bagaskara dan Geana di depan kelas.

Dua remaja itu pun ikut pergi meninggalkan area sekolah. "Ge, besok gue jemput lo ke rumah ya. Nggak di tempat biasanya lagi. Gue mau luluhin hati bokap lo" ucap Bagaskara.

Mata Geana langsung melotot. Reflek ia menabok lengan pacarnya dengan keras. "Kamu bercanda! Nggak lucu tauuu! Kamu mau digorok sama Ayah pake ulekannya bunda? Kalo memang kamu udah siap buat digorok sih silahkan. Tapi jangan salahin aku" ucap Geana geram.

Bagaskara menempelkan telapak tangannya pada jidat pacarnya. Kemudian menekannya. "Digorok pake ulekan? Kalo pake ulekan, ditumbuk namanya. Lo kalo pinter jangan pinter-pinter amat kenapa." heran Bagaskara lalu menyentil dahi Geana.

Geana tertawa ngakak. Setelah tau ketawanya tidak nular ke Bagaskara, ia pun kembali diam. Malu sekali tertawakan sendiri. Mereka melanjutkan perjalanan menuju parkiran. Setelah diam beberapa saat, Bagaskara kembali melayangkan ucapan.

"Gue mau usaha buat Ayah lo mau lirik gue. Nggak mikir kalo nantinya gue di marahin sama dia. Gue bakalan nganter jemput lo mulai saat ini sampai depan rumah persis. Bahkan kalo perlu sampai masuk sekalian ke dalam rumah. Atau juga bisa tuh masuk ke kamar lo" ucap Bagaskara di sela-sela perjalanan mereka.

"Kalo ngomong gitu amat! Bisa-bisa tambah nggak di restui kamu! Jangan aneh-aneh jadi manusia!" sewot Geana dengan menabok lengan Bagaskara.

Jika laki-laki itu kekeuh ingin mengantar jemputnya di depan rumah, pasti setiap hari ia akan mendengar ceramahan dari Ayahnya. Selain itu, pasti dirinya akan selalu dikekang supaya tidak berdekatan dengan Bagaskara. Ini tidak bakal ia biarkan. Ia tidak bisa jauh-jauh dari Bagaskara.

Bagaskara tersenyum hangat. Ia hanya mau membuat hubungan mereka bisa seperti yang lain. Hubungan yang direstui oleh kedua orang tua dari kedua belah pihak. Bukan hanya direstui oleh keluarganya saja. Ia ingin merasakan bagaimana rasanya berhubungan dengan orang dengan bahagia tanpa ada penghalang.

Bagaskara mengacak rambut Geana gemas membuat rambut yang tergerai itu berantakan. "Yang penting usaha. Siapa tau kalau setiap hari lihat muka gue, dia bisa luluh. Kan muka gue ganteng" kekeh cowok itu.

"Bagas ih! Berantakan tau!" omel Geana. Setelahnya ia membenarkan rambut panjang yang di berantakan oleh Bagaskara.

Tak mau pacarnya kesal, Bagaskara pun membenarkan rambut pacarnya. Ia menoel hidung Geana dan mencubit pelan kedua pipinya. "Utututu. Boleh ya?" tanya Bagaskara penuh harap dengan jurus andalannya yaitu puppy eyes.

Jika sudah seperti itu, Geana sudah tidak bisa menolak. Ini adalah jurus andalan Bagaskara yang membuat dirinya kelimpungan sendiri. Mau tidak mau ia harus mengiyakan permintaan laki-laki itu. "Ya udah." finishnya.

BAGASKARA || COUPLE CRAZYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang