1

2.6K 250 100
                                    

BURGH!

BURGH!

BURGH!

" Pa! Stoplah! " Jerit Nara. Berjaya membuatkan tangan papa terangkat bagi mengarahkan para pembantu peribadinya untuk berhenti memukul Jake.

Wajah Jake yang sudah lebam dan berdarah itu dipandang penuh amarah.

Nara disisi cuba menggapai kekasih hati sebelum Tuan Oh menarik tangan anak gadisnya.

" You're crossing the line, Oh Nara! " Tuan Oh membulatkan matanya. Dia cuba mengawal rasa amarahnya, takut terkena hipertensi.

" Pa! Bukan salah Jake! Dia cuma bawa Nara perg-- "

" Papa kena bertegas sekarang. Sebab kamu dah makin berlebihan. Sekarang ni, papa nak kamu dan Jake putus. DEPAN MATA PAPA. I got a new plan for you. "

" PA! "

" Ikut cakap papa atau pun Nara jangan mengaku papa ni ayah Nara. "

Dan Nara terdiam. Dia meneutralkan pernafasannya. Wajah Jake yang terdiam lesu dilantai dipandang sayu.

" Pa... "

" Jangan pujuk papa, Nara. I wont hear you anymore. Mulai sekarang, kamu dan Jake dah putus. Jom balik. " Terus tangan Nara ditarik meninggalkan kawasan hotel itu.

Nara mengikut dengan rasa sayu. Dia berpaling kebelakang dan memandang Jake buat kali terakhir.

Lelaki itu memalingkan mukanya. Darah yang mengalir dibibir dilap rakus.

Jake pantas bangun dan meninggalkan kawasan itu. Tanpa sedikit pun mengejar kembali langkah Nara.

--------------------

" That's too much pa! " Jerit Nara.

" Too much? What you're doing right now is more crossing the line, Oh Nara! Kamu hampir check in hotel dengan Jake! Apa yang kamu fikir masa tu?! " Amarah Tuan Oh. Dia mengeluh.

Jika sahaja dia tidak menyuruh pembantu peribadinya mengintip Nara, pasti anak gadisnya akan berakhir ditangan lelaki belang itu.

" Nara mabuk, pa! Jake tolong Nara je since I cant driving with this condition! "

" Then, call me! I can pick you up! Bukannya pergi check-in hotel! "

Nara mendengus. Dia bercekak pinggang.

" Papa tak pernah ada masa dengan Nara! Selalu busy dengan company! You never ask me what im doing, or am i okay that day! Stop being possesive! "

" OH NARA! "

Dan jeritan Tuan Oh berjaya mendiamkan mulut mungil gadis itu. Tuan Oh mendudukkan dirinya di kerusi ruang tamu. Hanya mereka berdua disitu. Pembantu rumah dan pekerja lain sudah diarahkan untuk masuk kedalam bilik.

Biarlah ini dijadikan perbicaraan antara ayah dan anak sahaja.

" Esok Nara pack semua barang Nara. "

" Huh? "

" Papa akan hantar Nara ke kampung Uncle Park. "

" Uncle Park? "

" Bekas driver papa dulu. "

" Yeah i know. But for what? "

" Duduk kampung, didik akhlak kamu dengan uncle Park and family dia. "

" But, pa-- "

" Or papa tarik kad kredit kamu, no elaun, and papa... "

Tuan Oh menarik nafas. Matanya memandang mata anak gadisnya. Dia perlu bertegas.

Strawberries & Cigarettes / pjw ✓Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz