3

478 87 118
                                    

Pemuda itu berjalan diantara kerumunan manusia. Ya iyalah manusia, masa kerumunan monyet.

Manik hijau mint-nya terlihat tidak peduli pada keadaan sekitar. Dia lelah mendengar ocehan gagak yang tadi sempat mengikutinya. Misi misi dan misi, dia lelah mendengar ucapan burung itu.

Saat dia berhenti di penyebrangan lampu merah, dia melihat seseorang dengan tudung dan masker yang menutupi wajahnya, dia mulai mengangkat salah satu alisnya. Hawa keberadaan orang itu tidak ada. Membuatnya mengingat gadis itu.

Mata pemuda itu melihat surai yang sedikit keluar dari tudung Hoodie orang itu.

"Berwarna putih..." gumam pemuda itu pelan. Sama seperti gadis itu.

Tingg

Lampu merah itu berubah menjadi hijau, pertanda bahwa sekarang mereka bisa menyebrang.

Pemuda itu melangkahkan kakinya, begitu juga gadis misterius itu. Saat dia hendak melewati orang itu, indra penciumannya menangkap bau manis yang familiar, membuatnya terpaku diam.

Orang itu melewatinya, sekilas dia melihat netra orang itu. Netra berwarna merah darah yang indah dan jernih.

Dia mulai mencekal tangan orang itu, membuat sang empu terkejut dan berbalik. Matanya melebar melihat pemuda yang menarik tangannya.

Pemuda itu menarik gadis itu kesebrang jalan. Gadis itu yang masih memproses kejadian hanya bisa diam.

Pemuda itu tersenyum bahagia menatap gadis didepannya. "Hei... Sampai kapan kau melamun seperti itu, y/n?" Tanya pemuda itu.

"Tunggu dulu- kau siapa? Kenapa kau mengetahui namaku?" Yah, yeen masih loading.

Pemuda itu terdiam dan tersenyum sendu. "Kau benar benar sangat mudah melupakan" gumam pemuda itu.

Proses loading diotak y/n selesai, dia mulai mengingat jika pemuda itu adalah bagian organisasi yang sedang mengejarnya! Bagaimana bisa dia lupa hal penting seperti ini!

Saat y/n sedang berfikir agar bisa melarikan diri, sebuah tangan hinggap dipundaknya.

"Apa yang kau inginkan dari adikku" suara yang y/n kenal terdengar. Dia berbalik dan tadaaa ada kakaknya disana.

Kiyo menatap y/n dan menepuk kepalanya. "Bisa belikan aku minuman? Aku benar benar haus" ucap Kiyo dengan maksud mengusir. Tapi y/n hanya mengangguk patuh dan pergi dari sana walaupun ia juga penasaran apa yang akan dibicarakan.

Terlebih dengan pemuda itu. Pemuda itu seperti mengenalnya. Ah entahlah, ini memusingkan

"Kenapa kau ingin menjauhkannya dari kami" gumam pemuda itu pelan.

"Aku bersusah payah mengorbankan apa yang aku punya agar dia kembali dan kau ingin membuatnya kembali kepangkuan tuhan?"

"Kau tau... Meminta agar seseorang dihidupkan kembali adalah hal yang mustahil. Seharusnya kalian tidak mengingat kehadiran y/n dan juga sebaliknya, seharusnya y/n tidak tahu menahu tentang kalian"

"Haaah, belum lagi para oni sialan yang kembali. Benar benar kacau ya? Tapi itu ada untungnya bagi kalian, kembaranmu masih hidup, keluarga kamado yang masih utuh- eum tidak, kepala keluarga kamado sudah meninggal. Lalu banyak lagi, itu cukup menguntungkan bukan?" Ucap Kiyo panjang

"Jadi-- ayo saling mengabaikan satu sama lain"

Muichiro tetap terdiam. "Keputusan itu bukan ada padaku. Tapi... Sejujurnya aku ingin berada didekat y/n lagi" gumam Muichiro pelan.

"Yah, jika aku menjadi dirimu aku juga akan seperti itu. Aku tau kau sering mengunjungi makam adikku dulu, aku tau semuanya" ucap Kiyo santai.

"Dan pastinya kau tau betapa frustasinya Nao dan Haru bukan? Ah, tidak... bukan hanya Nao dan Haru yang frustasi tapi juga kami"

Happiness IIWhere stories live. Discover now