06. Ngambek

2.2K 134 0
                                    

Merasa stres karena sedaritadi di acuhkan oleh Sadewa, Namira secara tidak sadar telah menghabiskan 2 mangkuk bakso di kantin, "Lo baca basmalah gak sih pas mau makan tadi?" tanya Naura yang melotot melihat cara makan Namira. Padahal Naura ingat betul saat Namira selesai menjalani hukuman yang di beri oleh Sadewa, Namira sempat memakan sarapan yang Naura bawa dari rumah.

"Lo harus tanggung jawab, Nau. Dia jadi diemin gue mulu semenjak kejadian tadi tau, gak?!"

Naura memutar bola matanya malas. Sahabatnya ini ternyata se bucin kepada Sadewa. Padahal jika dilihat-lihat, Sadewa lah yang terlihat lebih sering menempel kepada Namira dibanding sebaliknya, "Oh, ayolah! life is not only about love. So,
you just need to relax, ok?" Pandai sekali ternyata menceramahi orang lain, padahal dirinya sendiri tidak bisa jika tidak bucin Narel sehari saja.

"Karep mu lah. Ngeliat Narel tatapan sama cewek lain aja lo banjirin kamar gue pakai air mata lo itu," Tanpa Namira sadari, mangkuk bakso di hadapannya ternyata telah kosong, baiklah, dia akan memesan lagi, mumpung bel masuk masih lama, jadi lebih baik waktu berharga ini dimanfaatkan sebaik-baiknya bukan?

"Busa! Namira pe──" Dengan cepat tangan Naura menutup mulut Namira agar gadis itu tidak meneruskan ucapannya. Sudah makan dua mangkuk, bisanya masih mau nambah?!

For you information, Busa adalah nama panggilan yang diberikan oleh para murid kepada Bu Santi── penjual bakso di kantin.

"Ayo, Nam! Daripada lo makan mulu gara-gara galau, mending lo langsung selesaiin masalah lo, ayo!" Naura mengajak Namira berjalan ke arah Bu Santi untuk membayar makanan mereka tadi, setelah itu baru lah Naura membawa Namira ke suatu tempat yang bisa menyelesaikan masalah gadis itu.

Kepala Namira clingak-clinguk melihat sekitar. Bisa-bisanya gadis ini membawa Namira ke tempat bak neraka ini lagi?! "Lo ngapain bawa gue kesini, monyet?"

"Lo nanya gue?"

"Of course, i'm asking you ms. Naura Anindita! Lo makin kesini makin kesana ya kalau dilihat-lihat,"

Setelah berdebat kecil-kecilan, Namira memutuskan untuk mengikuti rencana dari Naura, yaitu masuk ke dalam ruang OSIS yang tentunya ada Sadewa di dalam sana. "Harusnya lo gak sih yang masuk? Kan lo sama Narel yang rencanain itu?"

Naura mendorong Nami untuk masuk ke dalam ruang OSIS itu tanpa membalas ucapan Namira.

"Kalau tiba-tiba ada si sereh di dalem, gimana?!"

"Gak ada! Tadi gue denger dari anak-anak, katanya lagi di uks dia"

Baiklah, berusaha untuk menenangkan dirinya sendiri, Namira menarik nafas lalu berbalik ke arah Naura untuk meminta dukungan. "Pokoknya lo harus tampil selucu mungkin biar dia luluh, oke?"

"Gila lo?! Gak mau gue."

"Yaudah kalau gak mau, lo bakal di musuhin mulu sama dia,"

Kesal akan ucapan dari Naura, Namira ikut memberikan serangan balik kepada sahabatnya itu, "Mana bisa dia diemin cewek secantik gue?" ucapnya penuh percaya diri.

"Najong! Udah sana! Keburu sereh balik nanti,"

Tidak ingin membuang-buang waktu lagi, Namira akhirnya memberanikan diri untuk masuk ke dalam ruang OSIS itu. Sedangkan Naura? Gadis itu menjadi satpam di luar agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan.

Saat melangkah masuk ke dalam ruang OSIS, Namira sempat blank saat melihat Sadewa yang sedang duduk di hadapan layar laptopnya. Pantas saja banyak yang menyukai Sadewa, ternyata pacarnya itu setampan ini jika diamati baik-baik. Apa Namira termasuk gadis beruntung yang bisa mendapatkan Sadewa? Entahlah.

BACKSTREET WITH KETOS GANTENGOpowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz