bab 14

603 40 18
                                    

sudah seminggu lamanya Aksa tidak kunjung membuka matanya, dokter mengatakan bahwa laki-laki itu jatuh koma dan kemungkinan kecil untuknya selamat, Vania masih setia berada di samping laki-laki itu dan seminggu ini juga Aksa berhasil mengacak hati dan emosinya, selama seminggu Aksa tak sadarkan dirinya selama itu pula Vania banyak menangis dan selama seminggu ini juga Vania memilih untuk tidak masuk sekolah, selama Aksa tak sadarkan diri Casanova banyak mengalami masalah.

"Van biar gue yang jaga Aksa, Lo belum tidur dari kemaren." Ujar Valdi kepada vania yang sedang menatap Aksa dengan tatapan nanar, Valdi yang melihat  banyak perubahan dari perempuan itu benar-benar merasa tak percaya, Vania terlihat lebih kurus dan perempuan itu engga untuk melakukan apapun, sekeras apapun dia dan teman-temannya mencoba selalu gagal.

"Gak val biar gue yang jaga Aksa Lo pergi aja." Ujar Vania, Valdi hanya bisa menghembuskan nafasnya lelah, Melihat kondisi Vania yang seperti ini benar-benar membuatnya tidak tega, memutuskan untuk keluar dari ruangan milik Aksa Valdi memilih untuk kembali ke markas dan mengecek kondisi markas yang akhir-akhir ini kacau. Selama Aksa koma Nathan, gara dan valdi tidak pernah pergi ke sekolah mungkin selama seminggu ini mereka hanya ke sekolah untuk memberikan surat izin untuk Aksa, mereka berpikir jika mereka pergi ke sekolah siapa yang akan menjaga sahabat mereka.

Saat berjalan menelusuri koridor rumah sakit Valdi bisa merasakan ada seseorang yang mengikutinya, mengambil Handphone-nya dan mengirimkan sebuah pesan kepada kedua temannya, Valdi menerawang kearah depan dengan tatapan tajam mengepalkan tangannya dengan sedikit rasa emosi, jika benar ada penghianat didalam Casanova dia tidak akan pernah memaafkan orang itu.

"Gue benar-benar gak akan pernah bisa maafin siapapun yang jadi penghianat di Casanova." Ujar Valdi kepada dirinya sendiri, berjalan menuju parkiran, Valdi bisa merasakan orang itu mengikutinya selama dalam perjalanan,
Berhenti di sebuah gang yang sepi Valdi bisa melihat orang itu juga ikut berhenti, membuka helm miliknya valdi menatap orang itu dengan tajam.

"siapa lo?!" Ujar valdi, dia bisa melihat orang itu menggunakan sebuah kalung berbandul kunci persis seperti orang yang ada direkaman cctv markas casanova pada saat kejadian itu, mengepalkan tangannya ketika dia berancang-ancang akan melayangkan pukulan pada laki-laki itu tiba-tiba sebuah asap memenuhi penglihatannya, mengernyitkan dahinya dengan heran ketika  laki-laki itu mengeluarkan sebuah pisau, laki-laki itu terkejut ketika Valdi diam tidak melakukan perlawanan.

"BANGSAT," mendengar suara teriakan dari arah belakangnya membuat pria itu terkejut dan berancang-ancang akan melarikan diri, Nathan yang melihat laki-laki itu akan melarikan diri segera mencengkram pundak laki-laki dengan masker buff diwajahnya itu dan menghajarnya tepat mengenai rahang laki-laki itu.

"Val Lo gapapa?" Ujar nathan sambil melihat kearah belakang dimana Valdi berada, melihat darah di pinggang sahabatnya yang memenuhi seragam miliknya membuat Nathan menatap laki-laki di depannya ini dengan tajam, Nathan membanting tubuh pria itu dengan kasar dan kembali mendaratkan pukulan pada rahang laki-laki itu.

"SIAPAPUN LO GUE PASTIIN LO BAKAL HABIS DI TANGAN GUE!" Ujar Nathan dengan murka, melihat mata laki-laki itu sangat tidak asing bagi Nathan, saat ingin mencoba membuka masker buff yang dikenakan laki-laki itu tatapannya mendadak buram karena sebuah asap memenuhi pengeliatannya, ketika melihat laki-laki itu ingin kabur Nathan menarik kaki laki-laki itu, tendangan pada wajahnya membuatnya terhuyung kebelakang dan sekali lagi laki-laki itu berhasil kabur.

"Nat Lo gapapa?" Ujar Valdi menghampiri sahabatnya sambil memegang pinggangnya yang mengeluarkan darah, sial laki-laki itu berhasil melukainya tetapi dengan cara ini Valdi bisa mendapatkan sebuah petunjuk dia berhasil mengambil sebuah sapu tangan yang di letakkan laki-laki itu di kantongnya, saat laki-laki itu menyerangnya dia bisa saja melawannya tetapi Valdi memilih untuk tidak melawan agar bisa mengambil sapu tangan itu.

Playboy Insyaf [ On Going ]Where stories live. Discover now