bab 25

389 17 0
                                    

Happy reading

Berdiri Ku memutar waktu....

Teringat Kamu Yang dulu....

Ada di samping ku setiap Hari jadi sandaran ternyaman....

Saat Ku lemah, saat Ku lelah.... Oooo....

Tersadar Ku tinggal sendiri....

Merenungi semua Yang tak mungkin....

"Yaelah galau mulu lo anjing." Ucap gara Yang tiba-tiba datang, membuat aksa Yang sedang bernyanyi sambil bermain gitar menoleh ke arah laki- laki berambut pirang itu, aksa hanya menatap gara dengan datar dan kemudian mengisyaratkan agar gara duduk Di sebelahnya menggunakan dagunya.

"Gimana? Lo nemu sesuatu?" Ucap aksa dan perkataannya mendapatkan anggukan kecil dari gara.

"Vania mana?" Ujar gara karena tak melihat perempuan itu sedari tadi saat ia datang membawa terang bulan.

"Pulang, nanti Malem kesini lagi, nginep." Ucap aksa.

"Udah izin Sama papanya," menjitak kening gara sebelum laki-laki itu berpikir dan mengatakan hal yang macam-macam.

"Buset dah gercep amat." Ucap gara sambil menggelengkan kepalanya dengan Rasa tak percayanya.

"Kita sebagai laki-laki harus gantelman, buat luluh Hati orang tuanya dulu baru anaknya," aksa mengedipkan matanya kearah gara Yang mampu membuat gara berdecak dengan malas. Obrolan mereka terputus saat dering ponsel milik aksa berdering dengan kerasnya.

"Anjing cocomelon." Ucap gara dengan tertawa sebab dering ponsel milik sahabatnya itu.

"Gue mau jemput pujaan Hati gue dulu," pamitnya pada gara, berdiri dari posisi duduknya aksa sedikit meringis Kala Luka Karena bekas tusukannya itu terasa perih.

"Yaelah hobi banget nyakitin diri sendiri, Kalok Luka tu di obatin jangan buat Luka baru sa." Ucap gara dengan tiba-tiba, aksa Yang mengerti apa Yang Di katakan oleh sahabatnya itu hanya menghembuskan nafasnya dengan pasrah.

"Setidaknya gue udah berjuang gar, walaupun ujung-ujungnya gue Yang Luka buat sekian kalinya." Ucapnya kemudian aksa melenggang pergi sebelum lagi dan lagi mendengar penuturan sok puitis sahabatnya itu.

"Beneran playboy insyaf." Ucap gara pada dirinya sendiri sambil memandang punggung aksa Yang perlahan menjauh dari pandangannya.

"SA gue harap lo bisa dapetin apa Yang seharusnya milik lo." Sambungnya pada dirinya sendiri.

•••

Walaupun belum sepenuhnya pulih tetapi aksa tetap kekeh memaksa untuk menjemput vania walaupun beberapa Kali ia dihadang oleh valdi, Nathan, dan Melvin tetapi aksa bersikeras untuk menjemput vania, katanya begini. "gue Yang nyuruh vania nginep di markas, berarti sekarang gue harus bertanggung jawab atas keselamatannya, gue harus jemput dia ke rumahnya izin sama mama papanya walaupun om mahen udah izinin vania nginep tapi gue yang harus jemput dan anter dia pulang nanti , gue gak perduli kalok lo semua mikir gue ini gila, gue gak perduli sama keselamatan diri sendiri selama orang yang gue sayang gapapa gue gak masalah sama diri gue sendiri." Valdi, Melvin, dan Nathan hanya bisa cengo mendengar perkataan terpanjang Yang pernah Di lontarkan oleh aksa Karena ini adalah pertama kalinya aksa perduli dengan seorang perempuan, buktinya Saja ia rela tertusuk dan hampir kehilangan nyawa gara-gara satu orang gadis dan itu semua ternyata hanyalah jebakan dari aygron Yang menginginkan kematian aksa.

"Udah biarin aja, orang Kalok lagi jatuh cinta emang bandel, Pas jatuh baru tau rasa, jatuh iya dapet cintanya kagak." Ucap melvin sambil memandang aksa dengan sinis, aksa Yang tidak perduli dengan ucapan melvin segera melenggang pergi meninggalkan markas dan teman-temannya. Valdi memandang kepergian aksa dengan Rasa khawatir.

"Cabut Kita buntutin aksa." Ucap valdi kepada Melvin dan Nathan.

"Biar gara disini Jaga markas Sama zhelda, dan viona." sambungnya kemudian valdi mengambil jaket dan kunci motor yang terletak di gantungan dan segera pergi keparkiran motor khusus anak-anak Casanova diikuti oleh nathan dan melvin. Melvin candradinata adalah mantan inti dari Casanova, memilih keluar dari inti Casanova karena ia harus pindah sekolah ke luar negri dan kembali lagi bergabung dengan casanova dan memilih menjadi anggota biasa, walaupun seperti itu aksa tidak pernah membedakan antara anggota biasa dan inti semuanya sama saja untuknya.

Saat dalam perjalanan menjemput vania, untungnya tidak Ada hal aneh yang terjadi dan itu membuat valdi, Nathan dan Melvin yang membuntui sahabatnya bernafas dengan lega.

"Bangsat Kita udah kayak maling aja," nathan berkata sambil memperhatikan sekitar takut Ada warga Yang mengira mereka adalah maling padahal mereka sedang membuntuti seseorang Yang sedang Di mabuk asmara.

"Jangan noleh ke belakang." Ucap aksa kepada vania, vania Yang mendengar penuturan aksa tentu saja kebingungan, melihat raut bingung milik gadis berambut sepinggang itu membuat aksa terkekeh gemas, lantas ia mencubit pipi vania dengan gemas Yang membuat sang empu melototkan matanya kearah laki-laki dengan slayer di lengannya itu.

"Lo melotot bukannya serem, malah gemes tau." Ucap aksa dengan menatap vania, tatapan dalam milik aksa mampu membuat vania Salah tingkah.

"Ada valdi, nathan, sama melvin," memecah kebingungan milik vania Yang sedang diam mematung, menarik tangan gadis itu dengan lembut dan menyampirkan jaketnya untuk vania, memakaikan vania sebuah helm yg di bawanya, perhatian kecil milik aksa lagi dan lagi mampu membangun sebuah rasa di hati vania.

"Alah Sia boi malah bucin." Ucap melvin Yang memperhatikan interaksi aksa dan vania.

"Udah-udah jangan sewot ayo cabut sebelum Kita ketauan buntutin aksa." Ucap Nathan Yang sudah anteng Di atas motornya. Dan pada akhirnya, valdi, Nathan dan melvin memutuskan untuk kembali ke markas.

Malam ini sepertinya langit sedang berpihak pada aksa, banyaknya bintang dan sinar bulan menambah kesan romantis vania dan aksa yang sedang membelah jalanan kota mataram, sesekali aksa dan vania bernyanyi di saat lampu merah tiba dan suara tawa dari dua orang itu membuat pengendara lain menolehkan atensi mereka kepada dua orang remaja Yang sedang menikmati momen mereka berdua, menarik tangan vania agar memeluk aksa, bukannya menolak vania justru menikmatinya dan menyandarkan kepalanya pada pundak aksa dan hal itu membuat banyaknya kupu-kupu imajiner berterbangan dalam perut kedua remaja itu.

"Van?" Ucap aksa, vania Yang sedang memejamkan matanya menikmati angin Yang menerpa wajahnya menolehkan atensinya pada aksa. Vania bisa melihat laki-laki itu sedang memperhatikannya di spion dan hal itu membuat vania mencubit dengan gemas pinggang milik aksa.

"Apaan sihh?!" Ucapnya dengan Salah tingkah dan kembali menyandarkan kepalanya pada pundak tegap ketua Casanova itu. Aksa Yang melihat itu hanya bisa menahan senyumnya.

Kita remaja Yang sedang di mabuk asmara....

Mengikat janji bersama selamanya....

Hati telah terikat sepasang Mata memikat melambungkan asmara....

Yang selalu meminta mengulur senja menanti datang....

Sang pemilik Hati, rela menanti sejak terbit mentari....

Kedua remaja itu bersenandung ria di atas motor dengan vania sesekali tertawa dikala aksa melajukan motornya dengan kencang dan hal itu membuat vania merasakan nuasa geli pada kakinya. Memeluk aksa dengan erat dan menempelkan pipinya pada punggung milik aksa sesekali menghirup aroma maskulin yang menguar pada tubuh aksa, vania merasa tenang dan nyaman saat ia bersama aksa dan perasaan ini tidak ia rasakan saat bersama andra. Menggengam tangan vania sesekali mengecup punggung tangan perempuan itu mampu membuat perasaan aksa benar-benar kacau dengan banyakan kupu-kupu imajiner Yang berterbangan Di perutnya hingga paru-parunya. Bersenandung ria di atas motor memang menyenangkan dan hal ini akan menjadi bagian favorit dari kisahnya bersama vania.

"Van kayaknya gue udah bener-bener jatuh cinta Sama lo." Batin aksa berteriak.

Bersambung













You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Mar 10 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Playboy Insyaf [ On Going ]Where stories live. Discover now