bab 24

306 24 13
                                    

Happy reading


____________________________________________

Bayangan-bayangan tentang semua apa Yang Di katakan oleh meira dan adit terus berdengung di pikirannya, valdi terus mengendari motor jbr berwarna hitam itu dengan perasaan kalut. Rahasia Yang akan mengungkap hal yang benar-benar tidak pernah terduga. Berhenti tepat pada sebuah rumah kosong Yang terlihat tidak terurus valdi menepikan motornya dan perlahan melangkahkan kakinya menuju rumah itu, saat melangkahkan kakinya masuk ke dalam, valdi Di sambut oleh seorang perempuan yang sangat cantik. Saat melihat orang itu adalah valdi sontak perempuan itu memeluk tubuh kekar wakil Casanova itu.

"VALDII!!" ucap perempuan itu dengan girang, mendengar itu senyum tipis terukir Di bibir wakil Casanova itu.

"Ada apa hmm?" Ujarnya dengan sangat lembut, perempuan itu sontak menarik tangan valdi Yang mampu membuat wakil Casanova itu cukup terkejut, mengikuti kemana perempuan itu membawanya hingga kedua orang itu tepat berhenti pada sebuah galeri lukisan Yang Ada Di rumah itu. Walaupun terlihat kosong dan tidak terurus tetapi di dalamnya sangatlah luas, dan rapi layaknya seperti rumah pada umumnya.

"Lihat, sangat Indah bukan?" Ucap perempuan tersebut dengan binar Yang nampak jelas Di kedua Bola matanya. Valdi Yang melihat itu hanya tersenyum dengan tipis.

"Iya Nara sangat Indah seperti Kamu," Merengkuh pinggang ramping milik perempuan itu, mencium pucuk kepala perempuan itu dengan penuh kasih sayang. Mendengar suara deheman dari arah belakang membuat valdi menolehkan atensi ke Sumber suara, Di Sana terlihat berdiri seorang Nathan dengan Mata tajamnya Yang menghunus tepat pada kedua manik Mata milik sahabatnya itu.

"Sampai kapan lo mau ngerahasain ini Val?" Mendengar itu membuat valdi menarik napasnya dalam-dalam seakan-akan dirinya kehabisan oksigen untuk bernapas.

"JAWAB GUE!" Mendengar suara bentakan milik Nathan membuat perempuan bernama Nara itu mengeratkan pelukannya pada valdi.

"Kamu kekamar dulu ya ra?" Melihat perempuan itu Yang menggelengkan kepalanya membuat valdi mau tak mau menarik paksa tangan perempuan itu dan membawanya kekamarnya.

"Lo Sadar Gak sih Val? Dengan lo ngerahasain ini semakin renggang hubungan lo Sama meira?!" Ujar Nathan dengan sedikit emosi, karena tak ingin Nara mendengar pertikaian mereka membuat valdi menarik sahabatnya dan membawanya pada Taman belakang rumah itu.

"Gue bakal ngasi tau meira, tapi sekarang bukan waktunya nat. Kasus aksa lebih penting, gue udah tau siapa pelakunya." Perkataan valdi mampu membuat laki-laki dengan slayer Di kepalanya itu menolehkan atensinya kepada wakil Casanova itu. Memberikan Nathan sebuah kalung berbandul kunci, nathan sangat terkejut ketika melihat ukiran Nama Yang berada Di belakang kalung tersebut.

"Ternyata dugaan gue bener. Darimana lo dapetin kalung ini?" Menatap valdi dengan penuh tanda Tanya.

"Adit, kakak meira." Ujarnya Yang mampu membuat nathan hampir tersedak air liurnya sendiri.

"Adit? Dia mantan aygron Kan? Meira ad--" sebelum menyelesaikan Kalimatnya Nathan kembali Dikejutkan dengan Foto seorang laki-laki dan Salah satunya adalah orang Yang dirinya kenali.

"Mereka kembar." Ucap valdi memecahkan kebingungan Nathan.

"Kita harus Kasi tau anak-anak Casanova," sambil menarik tangan valdi, melihat valdi Yang terpaku Di tempatnya membuat Nathan menatap laki-laki itu dengan bingung. Sedangkan Di Sisi lain seorang laki-laki terbaring dengan lemas dengan infus serta alat penompang hidup Yang melekat pada seluruh tubuhnya, menatap adeknya membuat laki-laki itu mencengkram pinggiran ranjang rumah sakit Kota itu.

"Dia lolos lagi, gue bersumpah sebelum lo sadar dia bakal habis Di tangan gue!" Ujar seorang laki-laki dengan penuh emosi dengan tatapan dendam.

•••

"Eh lo tau gak?" Perkataan viona mampu mengalihkan atensi zhelda Yang tengah asik dengan aktivitasnya, meletakan hiasan kuku berwarna pink Muda itu di atas meja dan mengalihkan atensinya kepada sahabatnya viona.

"Gak tau kenapa akhir-akhir ini, gue sering banget mimpiin nathan." Ucap viona dengan lesu, melihat itu membuat zhelda tanpa sadar menyunggingkan senyumnya.

"Cieee lo suka ya Sama Nathan?" Ujar zhelda meledek, mendengar itu membuat pipi viona panas tanpa sebab.

"G-gak l-lo apaan sih, males banget gue," membuat pandangannya, melihat itu membuat zhelda menoel lengan sahabatnya itu.

"Lo mah vi Kalok suka ya suka aja Gak usah berlagak lo Gak suka, denial banget jadi orang, nanti Kalok Nathan ma orang lain baru tau rasa lo," menjitak jidat milik viona Yang mampu membuat perempuan itu semakin cemberut.

"Eh btw, lo ngerasa gak sih vi? Kalok meira semakin lama semakin tertutup Sama Kita?" Ucap zhelda dengan penuh tanya kepada sahabatnya itu, viona Yang mendengar penuturan perempuan Yang terkenal playgirl itu sontak menoleh dan menganggukan kepalanya sebagai respon bahwa dirinya setuju atas ucapannya.

"Iya, kenapa ya?" Tanyanya dan mereka akhirnya merenungi perubahan meira Yang berubah 180 dejarat karena meira adalah perempuan Yang terkenal ceria dan tidak bisa diam entah bagaimana tiba-tiba perempuan rambut sebahu itu berubah seperti kutub es dan mereka semua tau hal ini penyebabnya adalah valdi, semenjak kandasnya hubungan meira dengan valdi membuat perempuan itu berubah menjadi dingin dan cuek.

"TERANG BULAN NENG MONGO JANGAN MALU-MALU," atensi kedua perempuan itu teralihkan kepada gara Yang tengah membawa 2 kresek yang berisikan terang bulan, hal itu tentu membuat kedua perempuan Yang sedang melamun itu menegakkan badannya dengan antusias.

"Asik terang bulan!" Ujar zhelda dengan antusias.

"Iya sayang, Rasa macha kayak biasa spesial untuk tuan putriku." Ucap gara dengan manisnya Yang membuat membuat pipi zhelda panas, viona Yang melihat itu memutar Bola matanya dengan malas.

"Ck sok banget padahal beda agama." Ujarnya kepada dirinya sendiri dengan nyinyir tetapi masih bisa di dengar orang kedua pasangan yang waras itu.

"Iri mah bilang vi." Ucap gara dengan sinis, viona Yang mendengar itu sontak menatap kedua pasangan itu dengan datar.

"Gue? Iri? Sama kalian?" Tunjuknya pada dirinya sendiri kemudian beralih pada kedua manusia yang sedang bucin-bucinnya.

"Hubungan beda agama buat apa gue iriin, pacaran Sama Yang beda agama tu ya devinisi menyakiti diri sendiri dengan sengaja." Ucap viona seperti seorang ibu Yang sedang mencermahi anak-anaknya. Sedangkan gara dan zhelda mengacuhkan setiap perkataan yang di lontarkan oleh viona, melihat itu membuat viona menatap aneh kedua temennya. Perhatian mereka teralihkan ketika melihat Nathan dan valdi yang datang dengan ekspresi Yang sulit diartikan, melihat itu membuat gara yang sedang menggenggam tangan zhelda melepaskan genggaman tangannya.

"Tunggu sebentar sayang." Ucap gara dengan manisnya.

"Tinggi sibintir siying." Ucap viona menirukan apa yang di katakan oleh kekasihnya sahabatnya itu, mendengar itu membuat zhelda terkekeh.

Memutuskan untuk menghampiri Nathan dan valdi yang tiba-tiba menuju ke gudang kenangan tentu membuat gara bertanya-tanya pada dirinya sendiri.

"Ada apa?" Ucap gara membuka topik, kemudian nathan menarik pundak sahabatnya itu dan membisikan sesuatu yang mampu membuat gara terkejut.

"Bangsat lo bercanda kan?!" Ujar gara dengan Rasa terkejutnya.

"Lo liat apa gue ada bercanda?" Ucap Nathan sambil menunjuk wajahnya.

"Gila si tan gak nyangka gue," sambil mengacak rambutnya dengan frustasi, kemudian gara menghampiri valdi yang sedang menatap kearah luar jendela ternyata tujuan Nathan dan valdi ke gudang ini memiliki alasan tersendiri mengenai tragedi dan dalang di balik kasus percobaan pembunuhan ketua mereka.

"Bener apa kata orang, temen deket sendiri adalah orang Yang paling berbahaya." Batin gara.

Bersambung
















Playboy Insyaf [ On Going ]Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora