bab 16 : RUANG KONSULTASI

296 229 66
                                    

"Like you"

Saat masuk ke ruang kelas.

"Hey jelek," ucap Andre.

"Andre kok berubah?" ucap Bella.

"Ya biarin lu yang buat gue begini" ucap Andre.

"Jangan kayak anak kecil atuh," ucap Bella.

"Ig lo apa?" ucap Andre.

"Oh @xxxx," ucap Bella.

"thanks ya fb," ucap Andre.

"Siap," ucap Bella.

Selesai pulang sekolah Bella berkonsultasi dengan psikolog.

"Jadi gini Bu Sri saya mengalami gejala? minggu saya merasa sedih berturut turut setelah 1 minggu kemudian tidak terjadi apa-apa," ucap Bella.

"Kamu memiliki bipolar kah? sudah berapa lama?" ucap Bu Sri.

"Sebenarnya udah dari smp Bu tapi waktu itu saya cuma kayak orang sedih biasa sekarang makin tambah parah gitu," ucap Bella.

"Saya sarankan kamu coba berkonsultasi dengan psikiater," ucap Bu Sri.

"Sebenarnya saya juga ada masalah dengan orang tua saya cuma kadang saya ga tau kenapa saya sedih," ucap Bella.

"Orang tua kamu kenapa?" ucap Bu Sri.

"Sebenarnya kurang cocok aja Bu saya kangen Ibu kandung saya. Ibu tiri saya terlalu keras dan saya takut. Saya disuruh dekat sama beliau oleh Bapak saya jujur saya ga cocok Bu," ucap Bella.

"Pelan-pelan saja ya jangan dipaksa nanti bisa deket sendiri ko semua perlu proses," ucap Bu Sri.

"Tapi Bapak saya kayak maksa gitu Bu," ucap Bella.

"Oh jadi Bella tidak terlalu keras jika di didik mungkin saja ibu kamu pengen kamu lebih disiplin atau memang seperti itu cara ngomongnya tegas semua orang tua pasti punya salah kalau bisa dibilang ke beliau kamu kurang nyaman dengan sikap seperti itu," ucap Bu Sri.

"Baik bu saya akan coba," ucap Bella.

"Bapak kamu ingin kalian akrab demi kebaikan kalian berdua," ucap Bu Sri.

"Baik Bu terimakasih sarannya saya sedikit lega," ucap Bella.

Bella keluar dari ruangan konsultasi dia melihat Andre.

"Bella lo disini?" ucap Andre.

"Iya ngapain lo disini?" ucap Bella.

"Samperin kakak gue," ucap Andre.

Bu Sri keluar dari ruangan.

"Eh dek Andre," ucap Bu Sri.

"Adek?" ucap Bella.

"Iya emang kenapa," ucap Andre.

"Kalian saling kenal?" ucap Bu Sri.

"Andre temen sekolah saya Bu Sri," ucap Bella.

"Oh gitu," ucap Bu Sri.

"Lo pasti konsultasi ya? orang tua lo mana?" ucap Andre.

"Kalau iya terus kenapa?" ucap Bella sinis.

"Aduh salah lagi emang ya cowo itu serba salah ditanya dikit ngamuk," ucap Andre.

"Lagian lo pake nanya," ucap Bella sinis.

"Lain kali kalau memang perlu bantuan telepon gue siap 24/7," ucap Andre.

"Bisa aja lo pasti ada mau nya kan," ucap Bella.

"Asal dapet hati lo aja si," ucap Andre.

"Awas sakit hati jangan berharap gue takut lo sakit hati," ucap Bella.

"Iya iya kan. Coba dulu siapa tau nyaman," ucap Andre.

"Bu Sri saya pamit duluan ya," ucap Bella salim dengan Bu Sri.

"Gue anter aja," ucap Andre.

"Boleh," ucap Bella.

Bella mengantar Andre pulang.

"Gue dari dulu pengen banget punya cowo psikologi kayak Andre apa gue terima aja ya eh ga dulu. Gue lihat dulu deh perjuangannya," ucap Bella dalam hati.

"Eh bengong udah sampe tau," ucap Andre.

"Eh iya maaf," ucap Bella bangun dari lamunannya.

"Makasi Andre," ucap Bella.

"Satu lagi martabak untuk mertua," ucap Andre.

"Lucu banget makasi," ucap Bella.

"Yoi," ucap Andre.

Bella melangkah masuk rumah.

"Eh Bella," ucap Andre.

"Bella minta nomor whatsapp lo dong," ucap Andre.

"Oh 0812XXXXXXXX," ucap Bella.

"Thank u ya," ucap Andre.

"Good bye," ucap Bella.

Andre meninggalkan rumah Bella.

Farrel Geraldy (END)Where stories live. Discover now