BAB 22 : WEBINAR PSIKOLOGI

196 154 19
                                    

"Memilih sesuai dengan hati"

Bella datang ke sekolah hari ini telat. Karena hari ini Bella tidak enak badan. Bella melihat pagarnya ditutup.

"Aduh mampus," batin Bella.

Bella berlari dan memanjat pintu belakang.

"Akhirnya," ucap Bella.

Bella ke dalam kelas. Ia melihat guru matematika sedang mengadakan ulangan.

"Tumben gue lupa ulangan hari ini," batin Bella.

Bella mengetok pintu.

"Permisi," ucap Bella.

"Masuk," ucap Bu Keli.

"Kenapa telat? tumben," ucap Bu Keli melihat kehadiran Bella.

"Iya Bu ketiduran," ucap Bella.

"Karena kamu baru sekali telat ibu kasi keringanan. Kalau begitu keluarkan lembaran kamu langsung ulangan," ucap Bu Keli.


"Baik Bu terimakasih atas permakluman ya," ucap Bella.

Bella mengluarkan selembar kertas dan pulpen. Bella langsung mengerjakan soal. Hanya saja pada saat itu Bella tidak bisa fokus dengan isi kepalanya yang berisik.

"Bella?" ucap Bu Keli.

"Eh iya Bu?" ucap Bella.

"Kamu sakit?" ucap Bu Keli.

"Sedikit ga enak badan sebenarnya Bu," ucap Bella.

"Kenapa ga izin aja?" ucap Bu Keli.

"Saya takut ketinggalan pelajaran Bu," ucap Bella.

Bella terpaksa berbohong pada saat itu. Gangguan mental Bella mulai kambuh dia tidak bisa fokus pada saat itu.

"Yasudah kalau gitu kamu pulang dulu," ucap Bu Keli.

"Baik Bu terimakasih," ucap Bella.

Bella pulang kerumahnya menengkan dirinya.

"Duh sakit batin," ucap Bella.

"Apa gue harus ke psikiater ya?" batin Bella.

Bella pergi ke psikiater. Dan diberikan obat.

"Mahal banget obatnya," batin Bella.

Bella pulang kerumah dan meminum tablet yang diberikan dokter. Sesampainya dirumah.

Glug, glug, glug

"Gue berasa jauh lebih tenang obatnya keren bisa gitu ya sama sih sama harganya bikin kaget," ucap Bella.

Bella menelpon Alan.

Bella calling...

"Hey Alan, udah sembuh? udah bisa pulang?" ucap Bella.

"Belum nih," ucap Alan.

"Astaga yang sabar ya, mau ditemenin?" ucap Bella.

"Boleh sini sekalian bahas study account," ucap Alan.

"Gass," ucap Bella.

Bella pergi menjenguk Alan. Sesampainya disana.

"Hey Alan," ucap Bella.

"Iya Bella sini deket gue," ucap Alan.

Bella duduk di dekat Alan.

"Lihat deh gue baru tau ada webinar psikologi sama konseling gratis keren ga si," ucap Alan.

"Keren tuh daftar ayo," ucap Bella.

"Gas," ucap Alan.

Bella sudah menemani Alan dari pagi dan tidak sadar ternyata sudah malam, waktunya Bella pulang kerumah karena besok sekolah lagi pula Alan sudah mulai membaik. Sesampainya dirumah.

"Gue kangen Farrel kangen banget sebenarnya cuma gue takut dengan baliknya Farrel gue bakal suka lagi sama dia dan nilai sekolah gue turun lagi," ucap Bella berbaring di kasur sambil menatap langit-langit kamar.

1 Minggu berlalu webinar dimulai. Bella dan Alan mulai mengikutinya. Setelah selesai webinar Bella mengingat kata-kata ini.

"Pilih jurusan yang kalau lakukan tidak memberatkan, karena kalau ikut-ikutan temen takutnya ga cocok sama jurusannya. Pindah jurusan tidak mudah membalik telapak tangan"

Didalam hati Bella. Bella ingin sekali masuk psikologi hanya susah nyari beasiswa diluar negeri yang jurusan psikologi.

"Eh ngapain gue bengong gue kan besok sekolah," ucap Bella tersadar.

Bella langsung menyiapkan barang-barangnya.

Farrel Geraldy (END)Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ