BAB 21 : PSIKIATER OR PSIKOLOG

233 166 29
                                    

"Untuk dirimu 50% untuk dirinya 50%"

--------------

"BELLA," teriak Alan melihat langkah kaki Bella meninggalkan ruangan.

"Lo kenapa pulang? ga setia kawan ya lo males deh," ucap Alan.

"Sengaja wle," ucap Bella menjulurkan lidah meledek Alan.

"Males ya gue temenan sama lo," ucap Alan.

"Iya-iya maaf, kenapa sayangku?" ucap Bella.

"Mata lo," ucap Alan.

"Btw..." ucap Alan terlihat murung.

"Apa?" ucap Bella.

"Kevin udah tau belum ya gue sakit," ucap Alan.

"Bentar sini mana gue telepon," ucap Bella.

"Oke thank you ya," ucap Alan.

Bella calling.....

Kevin mengangkat telepon.

"Iya halo kenapa Alan sayang? Lamu kenapa ga masuk tadi aku cariin lho," ucap Kevin.

"HEHHH! GUE BELLA," ucap Bella.

"Oh apa Bella ini lo mulu yang megang hp Alan kasi Alan," ucap Kevin.

"Ya," ucap Bella meminggirkan teleponnya.

"Ini dia maunya sama lo Alan," ucap Bella mengecilkan suara.

"Iya deh sini," ucap Alan.

Bella memberi telepon kepada Alan.

"Apa Kevin?" ucap Alan.

"Hai sayang kamu kemana aja si kangen tau," ucap Kevin.

"Cie kangen," ucap Alan.

"Bikin panik males deh kayak gini," ucap Kevin.

"Iya-iya sekarang aku lagi dirumah sakit kamu kesini ngih," ucap Alan.

"Oke segera laksanakan meluncur sharelock ya," ucap Kevin.

"Iya," ucap Alan tersenyum.

Kevin mematikan telepon.

Alan mengirimkan alamat rumah sakit kepada Kevin. Beberapa menit kemudia Kevin datang.

"Hai Alan," ucap Kevin.

"Halo, btw..." ucap Alan.

"Apa?" ucap Kevin.

"Kalian pernah konsul psikolog gitu?" ucap Alan.

"Ada si," ucap Bella.

"Gue juga. Whyy? it's no wrong honey," ucap Kevin.

"Kamu pasti takut dengan stigma masyarakat kalau orang punya masalah mental itu gila dan dikucilkan iyakan?" ucap Kevin.

"I think so," ucap Alan.

"Jangan dengerin kata orang," ucap Kevin.

"Kamu ada masalah itu ya?" ucap Kevin.

"Iya si sebenarnya," ucap Alan.

"Tapi..." ucap Alan.

"Kenapa?" ucap Bella.

"Bedanya psikiater sama psikolog itu apa si?" ucap Alan.

"Oh itu psikiater itu untuk jurusan IPA kayak dokter kejiwaan gitu sedangkan psikolog itu IPS untuk penanganan kasus ringan itu psikolog sedangkan kasus berat memerlukan obat obatan itu psikiater," ucap Bella.

Farrel Geraldy (END)Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon