Bab [31] Arjuna's Unfading Love

2.9K 141 0
                                    

Suara ketukan di atas papan tuts laptop mengisi kekosongan di ruang kepala sekolah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Suara ketukan di atas papan tuts laptop mengisi kekosongan di ruang kepala sekolah. Salman tengah sibuk mengecek berkas proposal kegiatan anak-anak OSIS. Dua minggu lagi adalah hari jadi sekolah, jadi, anak-anak OSIS berinisiatif untuk melakukan satu kegiatan seperti KAS (Kegiatan Akhir Semester).

Usia tiga puluh tahun tidak membuat Salman terlihat tua. Dia bahkan tampak awet muda. Jika disejajarkan dengan para mahasiswa PLP 2—Radeva dan kawan-kawan, duda satu ini tak kalah memesona. Bisa-bisanya yang model seperti ini diselingkuhi. Ya itu memang mantan istri Salman yang tidak tahu diuntung. Dia melepas berlian yang bersinar terang seperti Salman, demi seonggok batu kali yang penuh dengan lumut dan bekicot.

Tok! Tok! Tok!

“Masuk!” seru Salman mempersilakan orang yang mengetuk  pintunya untuk masuk ke dalam ruangannya.

Di ambang pintu ada presensi lelaki dengan dimple manis di pipinya. Dia tampak menenteng berkas yang entah berkas apa saja itu.

“Abang.”

“Apa?”

“Ini.” Arjuna meletakkan berkas yang dia bawa ke atas meja kerja Salman. “Laporan yang Abang minta.”

“Wah, cepat juga,” puji Salman. Memang, ya, berurusan dengan Arjuna itu akan lekas beres. Salman cukup takjub dengan kemampuan adik tingkatnya ini. Padahal dia baru meminta berkas ini tadi pagi dan—bum! Siang yang belum menunjukkan waktu makan siang, berkas sudah ada dan lengkap.

“Abang.”

Hmm?” Salman menyahut tanpa mengalihkan atensi dari dokumen-dokumen pemberian Arjuna.

“Kapan, ya, Ayu selesai liburan?” Arjuna duduk lalu melipat tangannya ke atas meja. Dia menenggelamkan wajahnya di atas lipatan tangan. “Padahal, ‘kan, aku sudah sangat merindukannya.”

Walau berupa gumaman, Salman masih bisa mendengar keluhan Arjuna barusan. Dia menatap Arjuna yang masih betah pada posisinya itu. Miris juga kisah Arjuna dan Masayu. Salman cukup peka dengan apa yang terjadi di sekitarnya. Bukan hanya cinta segitiga, tetapi, yang terjadi adalah cinta bersegi-segi.

“Apa kau masih mencintai Masayu, Jun?” tanya Salman dengan santai, namun, tajam.

“Ha?” Arjuna menegakkan tubuhnya. “M—mana mungkin aku masih mencintai Masayu. Dia, ‘kan, sudah jadi istri sahabatku sendiri.”

Salman hanya diam sembari menatap Arjuna dengan intens.

“Aku—” Arjuna menghela napas, angkat tangan tanda menyerah. “—oke, oke! Aku memang masih mencintai Masayu.”

Setelah mengaku, Arjuna kembali layu dengan wajah sedihnya.

“Abang benar. Aku terlalu dalam mencintai Masayu. Setiap malam, setiap waktu, aku tidak bisa mengenyahkan bayangan Masayu dari otakku.”  Arjuna kembali menegakkan tubuhnya. “Meskipun begitu, aku tidak berniat merebut Masayu dari Aditya. Demi Allah, aku tidak pernah berpikir seperti itu, Bang!”

END || Reckless [18+]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang