EXTRA PART

279K 27K 22K
                                    

Haii.

Seneng gak liat notif ini???

Beri ☁️ yang buanyak.

...

Puasanya udah ada yang bolong? Atau masih full?

...

Ramaikan di setiap paragraf nya.

.
.
.

Kalau setiap paragraf nya gak rame atau vote dan komennya sedikit, dengan berat hati ekstra part ini bakal di hapus.

.
.
.

Jadi, bagi kalian yang bersedia meramaikan, kemungkinan akan berpahala karena yang telat dapat notif masih bisa baca lantaran ada yang sudah bantu capai target vote komen.

.
.
.

SEBELUM BACA INI, WAJIB BACA PART 'SURAT TERBUKA' TERLEBIH DAHULU YA!

Di emperan toko yang letaknya tepat di seberang rumah sakit, Algra terduduk sambil memeluk lututnya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Di emperan toko yang letaknya tepat di seberang rumah sakit, Algra terduduk sambil memeluk lututnya. Memandangi arah rumah sakit adalah kegiatannya kali ini.

Sudah hampir semalaman cowok tinggi itu diam di sana. Bukannya tidak mau menemani Naya, tapi Bintang, abang Naya, selalu saja mengusir Algra dengan segala macam cara agar tidak berada di dekat adiknya lagi.

Bintang tidak salah, Abang mana yang bisa kalem kalau adiknya sedang di posisi itu?

"Nay, maaf," gumam Algra. Bibirnya semakin pucat karena sisa tenaganya ia gunakan untuk menangisi Naya.

Yang Algra perlukan saat ini hanyalah berada di sisi Naya, melihat matanya terbuka, menyaksikan senyumnya dan selanjutnya menebus kesalahannya dengan cara apapun. Ibarat kata menjilati awan di seluruh langit Jaksel pun akan Algra lakukan demi tertebusnya dosa yang selama ini ia lakukan pada Naya.

Drttt... Ponsel Algra berdering.

"Kenapa tadi nelpon gue 46 kali!" sungut orang di seberang telepon. Dia Aksa.

"Tolongin gue, gue mau ketemu sama naga Aks!" Suara bernada lirih dari Algra terdengar.

"Percuma, bukan cuma lo, gue sama yang lain juga udah gak punya akses buat lihat kondisi Naya," tanggap Aksa memburu.

"Jadi, sekarang gak ada yang bisa bantuin gue?"

"Gak ada."

"Aks?"

"Mampus lo, nyesel kan?"

"Aks, gue—"

"Silakan nikmati penyesalan itu. Gue harap 3 hari ke depan gak ada kabar kalo lo mati gara-gara putus asa," tandas cowok nonis itu sebelum mengakhiri telepon secara sepihak.

ALGRAFIWhere stories live. Discover now